Dari Tabel 30 diketahui bahwa rata-rata skor kepedulian masyarakat adalah 7,31 sehingga masuk dalam kategori tinggi. Tingginya tingkat kepedulian
masyarakat ini menjadi modal yang sangat baik dalam mengatasi masalah sosial yang ada di dalam masyarakat. Namun suatu kelompok masyarakat dengan
tingkat kepedulian yang tinggi belum tentu memiliki dampak positif yang besar terhadap kelompok masyarakat yang lain. Hal ini tergantung pada sifat dan
orientasi nilai kepedulian tersebut. Masyarakat dengan tipologi tertutup akan memberikan nilai poisitip bagi komunitas setempat tetapi belum tentu
memberikan nilai positif bagi kelompok lain. Sebaliknya masyarakat yang bersifat terbuka yang akan mampu memberikan nilai positif yang lebih luas ke lingkungan
sekitarnya Hasbullah 2006. Sebaran tingkat kepedulian responden dapat dilihat dalam Tabel 31.
Tabel 31 Sebaran tingkat kepedulian responden No.
Kategori tingkat kepedulian Selang
Jumlah orang
Persentase 1
2 3
4 Minimum
Rendah Sedang
Tinggi ≤ 3,5
3,6 – 5 5,1 – 6,5
6,5 3
43 73
2,52 36,14
61,34 Jumlah
119 100,00
5.5 Modal Sosial Masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang
Berdasarkan skor unsur-unsur modal sosial masyarakat maka didapatkan skor modal sosial seperti terlihat dalam Tabel 32.
Tabel 32 Skor modal sosial masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang
No Unsur Modal Sosial
Skor Rata-rata
Nilai maksimum-minimum
1 2
3 4
5 Kepercayaan
Jaringan sosial Norma sosial
Tindakan yang proaktif Kepedulian
3.853 2.111
2.079 2.479
870 32,38
17,74 17,47
20,83
7,32 36 - 12
21 - 7 18 - 6
24 - 8 8 - 2
Jumlah 11.392
95,74 107 – 35
Berdasarkan persamaan selang nilai, yaitu: Selang = Xmax – Xmin = 107 – 35 = 18
N 4
Skala penilaian yang diperoleh untuk tingkatan modal sosial pada masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang adalah sebagai berikut:
a Modal sosial masyarakat minimum apabila jumlah skor ≤ 53, dalam konteks
pembangunan hutan tanaman rakyat maka sangat sulit untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki.
b Modal sosial masyarakat rendah apabila jumlah skor antara 54 – 71, dalam konteks pembangunan hutan tanaman rakyat maka sulit untuk dikembangkan
jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki. c Modal sosial masyarakat sedang apabila jumlah skor antara 72 – 90, dalam
konteks pembangunan hutan tanaman rakyat maka mudah untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki.
d Modal sosial masyarakat tinggi apabila jumlah skor ≥ 91, dalam konteks
pembangunan hutan tanaman rakyat maka sangat mudah untuk dikembangkan jika dilihat dari modal sosial yang dimiliki
.
Dari Tabel 32 diketahui bahwa modal sosial masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang berada pada tingkat yang tinggi skor 95,74.
Sebaran tingkat modal sosial responden dapat dilihat dalam Tabel 33. Tabel 33 Sebaran tingkat modal sosial masyarakat Kawasan Hutan Produksi
Terusan Sialang No.
Kategori tingkat kepedulian Selang
Jumlah orang
Persentase 1
2 3
4 Minimum
Rendah Sedang
Tinggi ≤ 53
54 – 71 71 – 90
≥6,5 27
92 22,69
77,31 Jumlah
119 100,00 Sebagaian besar masyarakat memiliki modal sosial pada tingkat yang
tinggi 77,31 dan sebagian lainnya pada tingkat yang sedang 22,69. Dari pola-pola interelasi sosial yang terjadi dalam masyarakat di Kawasan Hutan
Produksi Terusan Sialang tipe modal sosial yang terdapat di dalam masyarakat cenderung sebagai tipe modal sosial yang mengikat
bonding dan bukan tipe yang menjembatani
bridging. Hal ini dapat diamati dari sikap mereka terhadap komunitas lain yang akan masuk kedalam lingkungan komunitas yang cenderung
untuk disikapi sangat berhati-hati. Kelemahan dari modal sosial tipe terikat ini antara lain perbedaan yang kuat antara “orang dalam” dengan “orang luar”, sulit