Hubungan Modal Sosial Dengan Unsur-Unsur Pembentuk Modal Sosial

2. Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan HTR. b Strategi W – O weakness – opportunitykelemahan – ancaman Strategi W – O merupakan strategi konservatif yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan. Alternatif strategi W – O tersebut adalah: 1. Pemberdayaan petani dalam bidang iptek, kelembagaan, dan pemasaran sesuai karekteristik sosial budaya setempat. 2. Peningkatan akses petani terhadap informasi, lembaga permodalan, pendidikan dan penyuluhan serta pasar hasil hutan. c Strategi S – T strength – threatkekuatan – ancaman Strategi S –T adalah strategi kompetitif yang memanfaatkan faktor kekuatan internal untuk mengurangi ancaman eksternal. Alternatif strategi S – T tersebut adalah: 1. Peningkatan kapasitas petani dan pendamping HTR dalam kelembagaan, pengetahuan teknis kehutanan dan pemasaran dalam pembangunan HTR. 2. Membentuk forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR. 3. Memfasilitasi masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan proses perijinan serta verifikasi HTR d Strategi W – T weakness – threatkelemahan – ancaman Strategi W – T adalah strategi defensif yang berusaha meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman eksternal. Alternatif strategi W – T tersebut adalah: 1. Perlu campur tangan pemerintah dan mitra strategis dalam meningkatkan kapabilitas petani. 2. Membuka dialog antara masyarakat, LSM dan pemerintah dalam pembangunan HTR. Strategi pembangunan HTR di Kabupaten OKI terpilih yang memungkinkan untuk diimplementasikan adalah hasil pertemuan sumbu x faktor internal dan sumbu y faktor eksternal. Berdasarkan selisih jumlah nilai pengaruh unsur internal yaitu antara kekuatan dan kelemahan 1,962 - 1,126 = 0,836 dan selisih total nilai pengaruh unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman 1,257 – 1,472 = -0,215. Sehingga kedudukan pembangunan HTR di Kabupaten OKI berada pada sel atau kuadran II yaitu pada titik 0,836;-0,215 Gambar 5. Posisi ini mendukung strategi kompetitif S – T yang didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan internal strength pada komunitas untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal threats. Strategi kompetitif yang dilakukan antara lain berupa integrasi horizontal serta melakukan pengembangan produk melalui diversifikasi baik produk ataupun pasar David 2009. Strategi alternatif pembangunan HTR di Kabupaten OKI yang memungkinkan untuk diimplementasikan berdasarkan posisi pada kuadran II adalah: 1. Peningkatan kapasitas petani dan pendamping HTR dalam hal kelembagaan, pengetahuan teknis kehutanan dan pemasaran dalam pembangunan HTR. 2. Membentuk forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR. 3. Memfasilitasi masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan proses perijinan serta verifikasi HTR Gambar 5 Kedudukan strategi pembangunan HTR di Kabupaten OKI berdasarkan analisis SWOT Opportunities O Kuadran I Strategi Agreasif Strength S Weakness W Threat T Kuadran II Strategi Kompetitif Kuadran IV Strategi Defensif Kuadran III Merubah Strategi 0.836, -0.215 -0.6 -0.4 -0.2 -6E-16 0.2 0.4 0.6 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 1E-16 0.2 0.4 0.6 0.8 1