Persepsi Masyarakat Terhadap kegiatan Pemanfaatan HTR

Hubungan antara modal karakteristik individu dengan unsur modal sosial dapat dilihat dalam Tabel 50. Nilai korelasi peringkat Spearman antara karakteristik individu dan unsur modal sosial dapat dilihat dalam Lampiran 5. Tabel 50 Hubungan antara karakteristik individu dengan unsur-unsur modal sosial No Karakteristik Individu Unsur-unsur modal sosial Kepercayaan Jaringan Norma Proaktif Kepedulian 1 Umur 0.245 0.388 0.046 0.389 0.369 2 Pendidikan formal -0.107 0.038 0.307 0.095 -0.120 3 Pendidikan non formal -0.070 0.159 0.145 0.233 0.037 4 Pendapatan -0.007 0.183 0.009 0.144 0.196 5 Tingkat kesehatan 0.039 0.305 0.175 0.187 0.333 6 Luas lahan 0.108 0.422 0.072 0.150 0.285 7 Lama tinggal 0.107 0.172 0.167 0.147 0.179 8 Status sosial 0.284 0.499 0.172 0.455 0.490 9 Suku 0.133 0.252 0.192 0.255 0.372 x10 Asal Domisili 0.040 -0.034 -0.073 -0.099 -0.077 Keterangan Korelasi nyata pada taraf 0.01 Korelasi nyata pada taraf 0.05 Dari Tabel 50 diketahui bahwa faktor umur berkorelasi positif dengan kepercayaan, jaringan, proaktif dan kepedulian. Artinya bahwa semakin bertambah umur masyarakat maka semakin tinggi tingkat kepercayaan, jaringan sosial, proaktif dan kepedulian mereka. Dalam kenyataan di kehidupan masyarakat Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang didapati bahwa pemimpin informal, penggerak dan motivator dalam kehidupan bermasyarakat adalah para koordinator pemukiman yang dipilih masyarakat dan berumur lebih tua dari rata-rata pemukim yang lain. Adat-istiadat bali dan jawa yang mendominasi sistem masyarakat juga memberikan penghormatan kepada orang yang berumur lebih tua. Demikian juga dalam pelaksanaan ibadah keagamaan mereka yang selalu menempatkan orang yang lebih tua sebagai imam dan pemimpin dalam ritual peribadatan. Hal tersebut menyebabkan Keluarga muda yang ada di dalam komunitas tersebut belum banyak yang memiliki kedudukan sosial yang mantap. Sehingga tingkat kepercayaan, jaringan, proaktif dan kepedulian masih berada pada tingkat yang sedang atau rendah. Faktor pendidikan formal sebagai salah satu unsur modal manusia utama ternyata hanya berpengaruh pada norma. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula ketaatan orang tersebut terhadap norma sosial yang berlaku di dalam komunitas tersebut. Sedangkan pendidikan non formal berpengaruh pada tindakan proaktif masyarakat. dengan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang tertentu mendorong mereka untuk lebih proaktif dalam pergaulan masyarakat untuk mempraktekkan ketrampilan dan pengetahuan tersebut. Tingkat pendapatan masyarakat berkorelasi positif dengan jaringan dan kepedulian. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula jaringan dan kepedulian sosial. Kepedulian ini terutama dalam membantu sesama baik dari segi konsumsi, sarana produksi maupun hubungan sosial. Masyarakat juga tidak segan untuk memberikan sumbangan baik uang maupun tenaga guna memperbaiki kondisi lingkungan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat Siswiyanti 2006, bahwa pendapatan yang tinggi cenderung membuat orang berpartisipasi lebih dibandingkan dengan masyarakat berpendapatan rendah yang cenderung memiliki kesempatan yang terbatas. Demikian juga dengan jaringan untuk membentuk ataupun ikut dalam jaringan memerlukan biaya tertentu sehingga kesempatan orang dengan pendapatan yang lebih baik untuk membentukikut jaringan sosial akan lebih baik. Tingkat kesehatan masyarakat berkorelasi positif dengan jaringan proaktif dan kepedulian. Dengan tingkat kesehatan yang baik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat dengan tingkat kesehatan yang kurang baik. Kesehatan yang baik memberikan mereka kemampuan fisik untuk ikut bergotong royong, melakukan kegiatan untuk membangun jaringan sosial dan juga menolong orang lain yang membutuhkan. Luas lahan berkorelasi positif terhadap jaringan sosial dan kepedulian, semakin luas lahan maka tingkat jaringan sosial dan kepedulian semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa modal fisik lahan berperan dalam modal sosial terutama dalam tingkat jaringan sosial sehingga seseorang mau berpartisipasi pada organisasi yang dianggap berperan penting dalam kehidupan keluarganya. Seseorang mau berhubungan atau berinteraksi sosial dalam rangka mengelola sumberdaya yang dimilikinya, sebab berbeda dengan bentuk modal sosial lainnya, membangun jaringan ini memang memerlukan investasi yang cukup banyak waktu, uang, informasi dan gengsi sampai dia dapat mengalirkan manfaatkeuntungan Uphoff 2000.