Sarana dan prasarana Kondisi Sosial ekonomi Masyarakat .1 Kependudukan

Tabel 17 Sebaran status sosial responden No . Status Sosial Kategori Skor Jumlah orang Persentase 1 2 3 Masyarakat miskinjika pendapatan dibawah rata- rata dan atau memiliki lahan yang sempit dan tau bukan tokoh masyarakatadat agamapegawai pemerintah. Masyarakat kebanyakanjika pendapatan dan atau lahan diantara rata-rata dan atau tokoh masyarakatadatagamapega wai pemerintah tingkat rendah Orang kayajika pendapatannya diatas rata- rata dan atau memiliki lahan yang luas dan atau tokoh masyarakatadatagamapega wai pemerintah tingkat tinggi Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 23 67 29 19,33 56,30 24,37 Jumlah 119 100,00 Status sosial ini umumnya ditentukan oleh kedudukan seseorang dalam masyarakat. Untuk menjaga keutuhan sosial orang wajib bertindak sesuai status masing-masing karena nilai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam struktur sosial berguna untuk kelangsungan hidup bersama Lawang 2005.

5.2.9 Suku Bangsa

Mayoritas responden merupakan suku Jawa dan Bali yang memang paling banyak terdapat di dalam kawasan tersebut 89,08. Sedangkan suku minoritas adalah suku-suku diluar suku Jawa, Bali dan Komering yang terdiri dari suku Sunda, Batak dan PadangMinang sebesar 4,2. Sebaran responden berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Sebaran suku bangsa responden No . Suku Bangsa Kategori Skor Jumlah orang Persentase 1 2 3 Minoritas lainnya Setempat Komering Mayoritas Jawa dan Bali Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 5 8 106 4,20 6,72 89,08 Jumlah 119 100,00 Karakteristik individu dalam hal suku bangsa ini menjadi penting dikarenakan adanya kecenderungan kepercayaan yang lebih besar apabila anggota masyarakat tersebut berasal dari suku bangsa yang sama. Keinginan untuk bekerjasama dan saling membantu juga lebih besar pada anggota masyarakat dengan suku bangsa yang sama Suandi 2007

5.2.10 Asal Domisili

Asal domisili responden didominasi oleh pemukim yang perasal dari luar kabupaten karena 55,46 memang letak kawasan tersebut lebih dekat dengan kota Belitang Kabupaten OKUT yang merupakan daerah transmigrasi yang berhasil dibandingkan dengan jarak dari kota Kayu Agung ibukota Kabupaten OKI. Sedangkan pemukim yang berasal dari daerah setempat hanya 14,28. Sebaran asal domisili pemukim tersebut dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Sebaran asal domisili responden No . Asal domisili Kategori Skor Jumlah orang Persentase 1 2 3 Luar propinsi Luar kabupaten Setempat dalam kabupaten Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 36 66 17 30,25 55,46 14,29 Jumlah 119 100,00

5.3 Penilaian Karakteristik Individu

Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dalam karakteristik individu maka dilakukan penilaian karakteristik individu responden. Karakteristik individu yang berada pada kategori tinggi menandakan adanya kekuatan sedangkan yang termasuk dalam kategori rendah menandakan adanya kelemahan dalam karakteristik individu tersebut. Hasil penilaian karakteristik individu responden dapat dilihat pada Tabel 20. Dari penilaian tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik individu yang berada pada kategori rendah adalah pendidikan non formal, yang berada pada kategori sedang adalah umur, pendidikan formal, luas lahan, pendapatan, lama tinggal, status sosial dan asal domisili, sedangkan yang berada pada kategori tinggi adalah suku bangsa. Berdasarkan persamaan selang nilai dari 119 responden dengan Xmax = 30 dan Xmin = 10 dan jumlah kelas 3 rendah, sedang dan tinggi didapatkan lebar kelas adalah 6,67. Maka skala penilaian karakteristik individu untuk masyarakat Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang adalah 1. Karakteristik individu rendah bila jumlah skor ≤ 16,67 2. Karakteristik individu sedang bila jumlah skor 16,67 – 23,33 3. Karakteristik individu tinggi bila jumlah skor ≥ 23,33 Tabel 20 Penilaian karakteristik individu responden No. Karakteristik Individu Skor Rata-rata skor Keterangan Skor 1 Umur 247 2,07 ≈ 2 1 : usia muda 2 : usia sedang 3 : usia tua 2 Pendidikan formal 187 1,57 ≈ 2 1 : pendidikan rendah 2 : pendidikan sedang 3 : pendidikan tinggi 3 Pendidikan Non formal 135 1,13 ≈ 1 1 : pendidikan rendah 2 : pendidikan sedang 3 : pendidikan tinggi 4 Pendapatan 250 2,10 ≈ 2 1 : pendapatan rendah 2 : pendapatan sedang 3 : pendapatan tinggi 5 Tingkat kesehatan 324 2,72 ≈ 3 1 : kesehatan rendah 2 : kesehatan sedang 3 : kesehatan tinggi 6 Luas lahan 225 1,89 ≈ 2 1 : lahan sempit 2 : lahan sedang 3 : lahan luas 7 Lama tinggal 294 2,47 ≈ 2 1: lama tinggal rendah 2: lama tinggal sedang 3: lama tinggal tinggi 8 Status sosial 244 2,05 ≈ 2 1: status sosial rendah 2: status sosial sedang 3: status sosial tinggi 9 Suku bangsa 339 2,85 ≈ 3 1: suku mayoritas 2: suku setempat 3: suku minoritas 10 Asal Domisili 219 1,84 ≈ 2 1: asal luar propinsi 2: asal luar kabupaten 3: asal setempat Jumlah 2.464 20,70 Karakteristik individu berdasarkan penilaian pada Tabel 20 adalah 20,70 berarti termasuk dalam kategori sedang. Sebaran tingkat karakteristik individu masyarakat dapat dilihat pada Tabel 25. Data tingkat karakteristik individu responden dapat dilihat dalam Lampiran 3. Tabel 21 Sebaran karakteristik individu responden No. Kategori karakteristik individu Selang nilai Jumlah orang Persentase 1 2 3 Rendah Sedang Tinggi 17 17 – 23 23 10 83 26 9,09 75,45 23,64 Jumlah 119 100,00 Penilaian karakteristik individu ini menjadi penting karena tingkat karakteristik individu sangat berpengaruh terhadap tingkat modal manusia. Sementara saat ini diketahui bahwasanya modal manusia merupakan salah satu faktor utama yang menunjang keberhasilan pembangunan Sidu 2006. Hal senada juga dinyatakan oleh Fukuyama 2007 dan Coleman 1998 yang menyatakan bahwa modal manusia dalam bentuk pendidikan dan ketrampilan justru lebih mendominasi dalam menentukan keberhasilan pembangunan dibandingkan modal yang berwujud fisik seperti teknologi, tanah, bangunan, mesin-mesin dan sebagainya.

5.4 Unsur-Unsur Pembentuk Modal Sosial

Unsur-unsur modal sosial yang diukur dalam komunitas masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang terdiri dari kepercayaan, norma sosial, jaringan sosial, tindakan proaktif dan kepedulian. Untuk tingkatan unsur modal sosial menggunakan 4 tingkatan modal sosial Uphoff 2000 yaitu minimum, rendah, sedang dan tinggi.

5.4.1 Kepercayaan

Fukuyama 2007 menyatakan bahwa kepercayaan adalah sikap saling mempercayai masyarakat sedangkan Sidu 2006 mendifinisikan Kepercayaan antar sesama adalah suatu keyakinan yang dimiliki seseorang untuk mempersepsikan seseorang atau suatu keadaan berdasarkan perasaan dan kondisi yang dialami. Grotaert et al 2004 menyatakan bahwa kepercayaaan merupakan unsur modal sosial yang sulit untuk diukur karena mempunyai arti yang sangat luas dan berbeda bagi setiap individu oleh karenanya diperlukan croscek dan juga memperluas cakupan kepercayaan yaitu kepercayaan terhadap individu, institusi dan bisnis. Penilaian Kepercayaan masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang meliputi tingkat kepercayaan terhadap orang sekitar di dalam komunitas, orang dengan etnis yang sama tetapi di luar komunitas, orang dengan etnis yang berbeda baik di dalam maupun di luar komunitas, aparat pemerintah, kepolisian, tokoh masyarakatadat, tokoh agama, pihak luar LSMswasta, instansi-instansi terkait dengan pelaksanaan program pembangunan HTR serta tingkat kepercayaan masyarakat dalam hal pinjam- meminjam uangbarang. Tingkat kepercayaan masyarakat berdasarkan kuisioner dapat dilihat dalam Tabel 21. Selang nilai kepercayaan dengan Xmax=36, Xmin=12 dan n=4 adalah 6 sehingga tingkat kepercayaan masyarakat dapat dibagi menjadi: a tingkat kepercayaan minimum jika skor ≤ 18 b tingkat kepercayaan rendah jika skor 19 sd 24 c tingkat kepercayaan sedang jika skor 25 sd 30 d tingkat kepercayaan tinggi jika skor ≥ 30 Berdasarkan Tabel 21 di dapatkan bahwa skor rata-rata masyarakat adalah 32,28 sehingga termasuk dalam kategori tinggi. Masyarakat mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap komunitas di sekitarnya. Dalam hal pinjam-meminjam mereka mempunyai kepercayaan yang tinggi bahkan terhadap pihak luar tengkulak karet. Kepercayaan masyarakat agak rendah terhadap pihak luar terutama LSM dikarenakan pengalaman mereka yang kurang baik dengan keberadaan LSM di daerah tersebut. Tingginya tingkat kepercaaan tersebut merupakan potensi yang besar dalam menunjang kemajuan masyarakat. Tingginya tingkat kepercayaan antar masyarakat ini tidak terlepas dari status mereka di dalam kawasan tersebut. Untuk menghadapi tekanan pihak luar yang ingin mengusir mereka dari dalam kawasan tersebut mereka harus membangun kepercayaan diantara mereka. Berbagai gejolak pernah terjadi di dalam kawasan itu dan puncaknya adalah peristiwa yang diakibatkan oleh LBH Andi Amir pada tahun 2002 yang menelan 4 korban jiwa menyebabkan mereka mulai membangun kepercayaan yang tinggi diantara mereka supaya tidak terulang kembali. Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat ini juga tidak terlepas dari ketatnya penerapan norma yang tegas didalam pergaulan sehari- hari juga perasaan senasib sepenanggungan yang mereka hadapi. Dalam hal pinjam meminjam sebagian besar masyarakat meminjam uang kepada para tengkulak karetkelompok timbang karet 73,11, kemudian kepada saudara 14,29 dan terakhir kepada tetangga 12,60. Dari Tabel 26, diketahui bahwa masyarakat masih percaya kepada lingkungan sekitarnya untuk melakukan pinjam-meminjam barang dan uang 79,83 dan hanya 20,17 masyarakat yang kurang percaya. Artinya bahwa masyarakat selama ini tidak pernah mengalami kesulitan untuk melakukan pinjam-meminjam uang atau barang dengan komunitas di lingkungannya. Tabel 22 Sebaran tingkat kepercayaan masyarakat No. Sub unsur kepercayaan Tingkat Jumlah orang Persentase Skor 1 Kepercayaan terhadap orang sekitar komunitas Tidak percaya Kurang percaya Percaya 1 10 108 0,84 8,40 90,76 1 20 324 Jumlah 119 100,00 345 2 Kepercayaan terhadap orang dengan etnis yang sama Tidak percaya Kurang percaya Percaya 1 14 104 0,84 11,76 87,40 1 28 312 Jumlah 119 100,00 341 3 Kepercayaan terhadap orang dengan etnis yang berbeda Tidak percaya Kurang percaya Percaya 5 15 99 4,20 12,61 83,19 5 30 297 jumlah 119 100,00 332 4 Kepercayaan terhadap aparat pemerintah Tidak percaya Kurang percaya Percaya 2 20 97 1,68 16,81 81,51 2 40 291 Jumlah 119 100,00 332 5 Kepercayaan terhadap aparat kehutanan polhut Tidak percaya Kurang percaya Percaya 2 43 74 1,68 36,13 62,19 2 86 222 jumlah 119 100,00 310 6 Kepercayaan terhadap aparat kepolisian Tidak percaya Kurang percaya Percaya 1 22 96 0,84 18,49 80,67 1 44 288 Jumlah 119 100,00 333 7 Kepercayaan terhadap tokoh masyarakatadat Tidak percaya Kurang percaya Percaya 1 12 106 0,84 10,08 89,08 1 24 318 jumlah 119 100,00 343 8 Kepercayaan terhadap tokoh agama Tidak percaya Kurang percaya Percaya 1 6 112 0,84 5,04 94,12 1 12 336 Jumlah 119 100,00 349 9 Kepercayaan terhadap pihak luar LSMswasta Tidak percaya Kurang percaya Percaya 33 65 21 27,73 54,62 17,65 33 130 63 Jumlah 119 100,00 226 10 Kepercayaan terhadap dinas kehutanan kabupaten OKI Tidak percaya Kurang percaya Percaya 2 44 73 1,68 36,97 61,35 2 88 219 Jumlah 119 100,00 309 11 Kepercayaan terhadap BPPHP Wilayah V Palembang Tidak percaya Kurang percaya Percaya 2 54 63 1,68 45,38 52,94 2 108 189 Jumlah 119 100,00 299 12 Kepercayaan dalam hal pinjam-meminjam baranguang Tidak percaya Kurang percaya Percaya 24 95 20,17 79,83 48 285 Jumlah 119 100,00 333 Jumlah skor = 3853 dan rata-rata skor = 32,38 Ket. skor tidak percaya=1, kurang percaya=2 dan percaya=3 Kepercayaan masyarakat terhadap pihak luar terutama dari instansi pemerintahan cenderung masih baik. Hal ini dapat menjadi modal yang penting bagi instansi kehutanan dalam mensukseskan program pembangunan HTR di kawasan tersebut. Namun perlu juga diperhatikan bahwa tingkat kepercayaan ini harus dipertahankan mengingat dalam beberapa kesempatan masyarakat sudah mulai menunjukkan ketidakpercayaan terhadap instansi kehutanan terkait dengan proses pengajuan ijin HTR yang belum jelas. Sebaran tingkat kepercayaan masyarakat dapat dilihat dalam Tabel 23. Tabel 23 Sebaran tingkat kepercayaan responden No. Kategori tingkat kepercayaan Selang Jumlah orang Persentase 1 2 3 4 Minimum Rendah Sedang Tinggi ≤ 18 19 – 24 25 – 30 ≥ 31 4 21 94 3,36 17,65 78,99 Jumlah 119 100,00

5.4.2 Jaringan Sosial

Sidu 2006 mendefinisikan jaringan sosial sebagai suatu hubungan yang tersusun dalam suatu interaksi yang melibatkan orang, kelompok, masyarakat, informasi dan beragam pelayanan sosial di dalamnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa dari hasil studi Putnam di Italia menyimpulkan bahwa jaringan sosial berkaitan erat dengan konsep modal sosial. Meskipun konsep modal sosial bersifat multidimensi tetapi secara operasional modal sosial menunjuk pada norma-norma dan jaringan-jaringan yang memungkinkan terjadinya aksi kolektif. Tingkat jaringan sosial masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang dapat dilihat dalam Tabel 24. Selang nilai untuk tingkat jaringan sosial dengan Xmax=21 dan Xmin=7 dengan n=4 adalah 3,5, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi menjadi a Minimum bila skor jaringan sosial 10 b Rendah bila skor jaringan sosial 11 sd 14 c Sedang bila skor jaringan sosial 15 sd 18 d Tinggi bila skor jaringan sosial 18 Dari Tabel 24 diketahui bahwa skor rata-rata jaringan sosial masyarakat di kawasan Hutah Produksi Terusan Sialang adalah 17,74 yang masuk dalam kategori sedang. Sebaran responden berdasarkan tingkat jaringan sosial dapat dilihat dalam Tabel 25. Tabel 24 Tingkat jaringan sosial responden No. Sub unsur jaringan sosial Kategori Jumlah orang Persentase Skor 1 Kepadatan organisasi jumlah anggota Keluarga yang terlibat Rendah Sedang Tinggi 114 5 0,00 95,80 4,20 228 15 Jumlah 119 100,00 243 2 Keragaman keanggotaan organisasi Rendah Sedang Tinggi 5 101 15 4,20 84,87 10,93 5 202 45 Jumlah 119 100,00 252 3 Partisipasi dalam kelompok Rendah Sedang Tinggi 47 72 0,00 39,50 60,50 94 216 Jumlah 119 100,00 310 4 Kerelaan dalam membangun jaringan Tidak rela Kurang rela Rela 16 103 0,00 13,45 86,55 32 309 Jumlah 119 100,00 341 5 Kerjasama kelompok dengan kelompok lain di dalam komunitas Tidak pernah Jarang Sering 3 32 84 2,5 26,89 70,59 3 64 252 Jumlah 119 100,00 319 6 Kerjasama kelompok dengan kelompok lain di luar komunitas Tidak pernah Jarang Sering 2 25 92 1,68 21,01 77,31 2 50 276 Jumlah 119 100,00 328 7 Kebersamaan inisiatif anggota menjadi ketua sementara Rendah Sedang Tinggi 33 86 0,00 27,73 72,27 66 258 Jumlah 119 100,00 324 Jumlah skor = 2.111, rata-rata skor = 17,74 Tabel 25 Sebaran tingkat jaringan sosial responden No. Kategori tingkat jaringan sosial Selang Jumlah orang Persentase 1 2 3 4 Minimum Rendah Sedang Tinggi ≤ 10 11 – 14 15 – 18 18 3 65 51 0,00 2,52 54,62 42,86 Jumlah 119 100,00 Organisasi di Dalam Kawasan Di dalam Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang terdapat beberapa organisasi yang didirikan oleh masyarakat dan pada umumnya bersifat informal. Organisasi tersebut berdiri karena memang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga kegiatan organisasi tersebut sangat aktif. Organisasi yang ada tersebut adalah. a Kelompok timbang karet Kelompok timbang karet adalah organisasi informal yang beranggotakan petani karet di dalam kawasan tersebut. Kelompok tersebut melaksanakan kegiatannya setiap 2 minggu dengan melakukan penimbangan karet. Setiap kelompok timbang karet dikoordinir oleh seorang toke tengkulak karet. Kelompok ini sangat berguna dalam mengumpulkan sumber dana karena dalam setiap penjualan karet dikeluarkan iuran yang digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di komunitas tersebut. Selain itu pengenaan denda dan sanksi apabila ada pelanggaran dalam komunitas tersebut biasanya dilaksanakan pada waktu timbang karet tersebut. Kelompok ini memiliki keanggotaan yang beragam dan hanya memiliki satu keseragaman yaitu profesi sebagai petani karet. b kelompok yasinanpengajian Kelompok yasinan merupakan organisasi yang dilatarbelakangi keagamaan. Kelompok ini rutin melaksanakan kegiatan setiap minggu ditempat yang telah dijadwalkan. Organisasi ini diketuai oleh pemuka agama dan pemuka lingkungan. Organisasi ini sangat penting dalam membahas permasalahan- permasalahan lingkungan yang berkembang setiap minggunya. Walaupun dengan latar belakang agama yang sama namun pada saat ada isu-isu lingkungan yang perlu untuk dibahas, masyarakat lain yang tidak beragama islam pun datang ke acara yang diselenggarakan oleh kelompok ini. c Kelompok tani Organisasi kelompok tani didirikan dalam rangka untuk mendapatkan ijin HTR. Sehingga organisasi ini belum mempunyai kedudukan dan juga sumbangan yang berarti di dalam komunitas ini. Pada saat ini terdapat lima kelompok tani di dalam kawasan tersebut yaitu kelompok tani Jelutung, kelompok tani karet, kelompok tani Gelam, kelompok tani Rengas dan kelompok tani Wna Krida. d Koperasi Masyarakat Pemberdayaan Hutan Komasperhut Koperasi ini juga diidirikan dalam rangka untuk mendapatkan ijin HTR. Proses pendirian koperasi ini dukung oleh beberapa tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh di daerah tersebut. Koperasi ini sudah memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan dan memenuhi beberapa persyaratan dalam pengajuan ijin HTR yang dirasakan memberatkan oleh masyarakat diantaranya kegaiatan pengukuran lahan dan pengurusan administrasi kependudukan.