Modal Sosial Masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang

Persepsi masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan dan pendampingan HTR berapa pada tingkat yang sedang Tabel 46. Tingkat persepsi masyarakat yang cenderung kurang baik pada kegiatan penyuluhan ini tidak terlepas dari kurangnya dukungan terhadap kegiatan tersebut dari pihak pemerintah Dinas kehutanan, BPPHP V dan aparat pemerintah dan pihak LSM. Selain itu kekurangan jumlah tenaga pendamping juga menyebabkan tidak semua masyarakat mendapatkan pendampingan dan penyuluhan yang memadai. Tabel 46 Sebaran tingkat persepsi masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan dan pendampingan HTR No. Kategori tingkat persepsi Selang Skor persepsi Jumlah orang Persentase 1 2 3 Rendah Sedang Tinggi 15 16 – 21 21 9 109 1 7,56 91,60 0,,84 Jumlah 119 100,00 Pendampingan merupakan kegiatan yang penting dan menentukan terhadap keberhasilan pembangunan HTR. Pendampingan memberikan kepada masyarakat bekal teknis dan penguatan kelembagaan masyarakat. Tanpa kedua hal tersebut keberhasilan pembangunan HTR akan rendah. Penguatan kelembagaan merupakan faktor penting dalam menyiapkan masyarakat untuk mengelola HTR Hakim 2009. Penguatan kelembagaan berperan dalam membangun kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR Emila Suwito 2007. Pengembangan kapasitas masyarakat juga sangat berperan dalam partisipasi mereka Iqbal 2007. Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah masih difokuskan pada teknis dan prosedur administrasi, belum pada membangun masyarakat yang mandiri dalam mengelola hutan. Permasalahan khusus yang terkait dengan tenaga pendamping adalah terkait dengan status mereka. Dalam pengadaan tenaga pendamping seleksi dan penunjukan dilakukan oleh bupati serta dinas kehutanan setempat namun honorarium dan pelatihan bagi tenaga pendamping dilakukan oleh BPPHP. Ketentuan ini membuat tenaga pendamping cenderung untuk lebih banyak berkoordinasi dengan BPPHP dibandingkan dengan dinas kehutanan setempat. Hal ini di lapangan membuat beberapa kali terjadi kesalahpahaman antara pendamping dengan dinas kehutanan karena kurangnya koordinasi.

5.6.14 Penilaian persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan HTR

Kegiatan pembangunan HTR telah diketahui oleh sebagian besar masyarakat dalam kawasan tersebut walaupun sampai dengan saat ini belum ada ijin yang dikeluarkan atas nama masyarakat. Sehingga dalam penelitian ini, persepsi yang dilihat lebih pada ekspetasi masyarakat terhadap program pembangunan HTR. Manfaat yang terbesar yang diharapkan masyarakat adalah pada aspek legalitas keberadaan mereka di dalam kawasan tersebut yaitu tentang kepastian status lahan. Dengan kepastian status lahan tersebut mereka mengharapkan adanya peningkatan terhadap harga jual komoditas dan lahan mereka. Skor persepsi masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan dalam pembangunan HTR dapat dilihat dalam Tabel 47. Tabel 47 Skor persepsi masyarakat dalam pembangunan HTR No Persepsi masyarakat Skor Rata-rata Nilai maksimum-minimum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Alokasi lahan HTR Pola pembangunan HTR Manfaat HTR Jenis tanaman HTR Persyaratan Perijinan HTR Proses perijinan HTR Jangka waktu dan luas ijin HTR Pewarisan ijin HTR Hak dan kewajiban HTR Pasar hasil HTR Kelembagaan HTR Sosialisasi HTR Pendampingan dan Penyuluhan 1.020 2.098 688 632 936 641 982 256 1.194 574 1.045 913 2.156 8,57 17,63 5,78 5,31 7,87 5,39 8,25 2,15 10,03 4,82 8,78 7,67 18,12 9 – 3 21 – 7 9 – 3 9 – 3 9 – 3 9 – 3 9 – 3 6 – 2 12 – 4 9 – 3 9 – 3 15 – 5 27 – 9 Jumlah 13.135 110,38 153 – 51 Berdasarkan persamaan selang dengan Xmax = 153 dan Xmin = 51 didapatkan selang nilai untuk persepsi masyarakat adalah : 153 – 51 = 34 3 Sehingga skala penilaian yang diperoleh untuk tingkatan modal sosial pada masyarakat di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang adalah sebagai berikut: a Persepsi masyarakat rendah apabila jumlah skor ≤ 85 b Persepsi masyarakat sedang apabila jumlah skor antara 86 – 119 c Persepsi masyarakat tinggi apabila jumlah skor antara ≥ 119 Dari Tabel 48 dapat dilihat secara umum mayarakat mempunyai persepsi yang sedang terhadap program HTR ini 98,32 dan sisanya mempunyai persepsi yang tinggi 1,68. Tingkat persepsi yang berada pada level sedang ini dikarenakan mereka belum melihat manfaat program HTR yang dirasakan petani secara langsung. Walaupun pada umumnya mereka menanggapi secara baik namun mereka masih berhati-hati karena belum ada contoh langsung yang mereka lihat. Tingkat persepsi masyarakat pada level sedang ini memberikan harapan yang cukup baik terhadap keberhasilan program pembangunan HTR ini asalkan ada dukungan kebijakan dan tindakan yang cukup dari stakeholders lain yang berkepentingan. Tabel 48 Sebaran tingkat persepsi responden terhadap HTR No. Kategori tingkat persepsi Selang Skor persepsi Jumlah orang Persentase 1 2 3 Rendah Sedang Tinggi ≤ 85 86 – 119 119 117 2 0,00 98,32 1,68 Jumlah 119 100,00 Poin-poin kebijakan HTR yang masih menjadi kendala dan keberatan masyarakat adalah masalah pewarisan ijin dan jenis tanaman. Masyarakat hampir semuanya menginginkan adanya hak pewarisan ijin secara langsung. Walaupun dalam ketentuan perijinan HTR dalam peraturan Menteri Kehutanan nomor P.55Menhut-II2011 tanggal 06 Juli 2011 mengutamakan ijin diberikan kepada ahli waris namun masyarakat menginginkan ijin tersebut langsung diberikan kepada ahli waris sampai ijin tersebut habis dan tidak harus melalui proses pengurusan perijinan lagi. Mereka mengkhawatirkan apabila tidak langsung diberikan ahli waris nantinya ada pihak-pihak yang memanfaatkan celah tersebut untuk mengambil lahan dan tanaman hasil budidaya mereka. Sedangkan untuk jenis tanaman, mereka pada umumnya menginginkan tanaman karet di seluruh areal mereka. Ketentuan dari peraturan menteri menyebutkan bahwa tanaman pokok tanaman kehutanan seluas 60 dan tanaman budidaya tahunan karet, buah-buahan dll seluas 40. Hal ini masih menjadi salah satu ganjalan bagi mereka dalam menentukan untuk ikut atau tidak program HTR.