102 Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam usahatani penangkaran benih
padi meliputi: pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pemberian pestisida dan obat-obatan, roguing serta pemanenan.
8.1.1 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan untuk budidaya penangkaran benih padi dimulai dari kegiatan penampingan, pemopokan, pembajakan, peleleran, babat galeng, serta
pemupukan dasar. Penampingan merupakan kegiatan sanitasi galengan. Pemopokan
merupakan kegiatan merapikan galengan. Pada petani mitra, pembajakan lahan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pembajakan I sebelum
persemaian, pembajakan II dan III setelah persemaian. Sedangkan petani non mitra melakukan pembajakan sebanyak dua kali, yaitu pembajakan I sebelum
persemaian dan pembajakan II setelah persemaian. Setelah pembajakan, selanjutnya dilakukan peleleran yaitu kegiatan meratakan tanah hasil pembajakan.
Babat galeng merupakan kegiatan membersihkan galengan dari rumput-rumput
atau tanaman lainnya. Sebagian besar petani baik mitra maupun non mitra kini memilih untuk melakukan babat galeng dengan menggunakan pestisida jenis
herbisida. Kegiatan pemupukan dasar hanya dilakukan oleh sebagian kecil petani mitra saja, sedangkan petani non mitra tidak ada yang melakukan kegiatan
pemupukan dasar. Pemupukan dasar dilakukan untuk memberikan nutrisi bagi tanah sebelum dilakukan persemaian atau pembibitan
. Petani mitra maupun non mitra sebagian besar memberikan upah kepada
tenaga kerja untuk melakukan pengolahan lahan, mulai dari penampingan hingga pemupukan dasar, namun beberapa petani juga menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Selain dalam bentuk upah harian, tidak sedikit pula petani yang memberikan bayaran secara borongan.
Pembayaran secara borongan dapat dilakukan hanya pada setiap kegiatan, namun bisa juga tiga kegiatan sekaligus, seperti penampingan, pemopokan dan peleleran.
103
Tabel 27. Kegiatan Pengolahan Lahan Petani Mitra dan Non Mitra Musim Tanam
20102011
No Pengolahan Lahan
Mitra Non
Mitra
1 Penampingan
a. Upah harian
b. Borongan
25 5
30
Total 30 30
2 Pemopokan
a. Upah harian
b. Borongan
25 5
11 19
Total 30 30
3 Pembajakan a.
3 kali b.
2 kali 30
30
Total 30 30
4 Peleleran
a. Upah harian
b. Borongan
29 1
11 19
Total 30 30
5 Babat Galeng
a. Menggunakan tenaga kerja orang
b. Menggunakan obat herbisida
1 29
9 21
Total 30 30
6 Pemupukan Dasar
a. Melakukan
b. Tidak Melakukan
2 28
30
Total 30 30
Tabel 27 menunjukkan bahwa 100 persen responden melakukan penampingan
, pemopokan, pembajakan, peleleran dan babat galeng, baik untuk petani mitra maupun non mitra. Seratus persen petani responden mitra melakukan
pembajakan sebanyak tiga kali. Sedangkan 100 persen petani non mitra melakukan pembajakan dua kali. Kegiatan pembajakan dilakukan dengan
menggunakan mesin traktor. Petani yang tidak memiliki traktor menyewa traktor secara borongan. Biaya borongan termasuk biaya sewa alat dan tenaga kerja.
Untuk kegiatan babat galeng, sebanyak 3,33 persen petani mitra dan 30 persen petani non mitra memilih untuk menggunakan tenaga kerja orang, dengan alasan
lebih bersih bila dibandingkan ketika menggunakan herbisida. Sedangkan petani yang menggunakan herbisida berpendapat bahwa penggunaan herbisida dianggap
lebih efektif. Sedangkan untuk kegiatan pemupukan dasar hanya 6,67 persen petani mitra yang melakukan. Tidak ada petani non mitra yang melakukan
kegiatan pemupukan dasar. Penggunaan tenaga kerja harian termasuk di dalamnya adalah tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Penggunaan TKDK terbanyak
104 adalah pada kegiatan seperti babat galeng dan persemaian, terutama pada petani
non mitra.
8.1.2 Persemaian Pembibitan