84 9.
Pembayaran Hasil Panen PT. SHS tidak menyatakan secara pasti berapa lama jangka waktu
pembayaran. Namun perusahaan menyatakan bahwa jangka waktu pembayaran maksimal kurang lebih satu bulan. Pada kenyataannya banyak
petani yang mengeluhkan hal tersebut, karena pembayaran hasil panen bahkan pernah terjadi setelah musim tanam selanjutnya. Menurut PT. SHS
pembayaran hasil panen menunggu pencairan dana. Pelaksanaan poin kerjasama ini tidak sesuai dengan kesepakatan kerjasama.
Dari enam belas poin kerjasama terdapat enam poin yang pelaksanaannya belum sesuai dengan kesepakatan. Keenam poin tersebut adalah penjualan hasil
panen, penyediaan sarana produksi, kegiatan pembasmian tikus, respon terhadap keluhan, pengangkutan hasil panen serta pembayaran hasil panen.
6.5 Kendala-kendala di Dalam Pelaksanaan Kemitraan
Pelaksanaan kemitraan tidak selalu berjalan sesuai dengan kesepakatan karena banyak kendala-kendala yang ditemui di lapangan. Uraian kendala-kendala
yang dihadapi petani mitra berdasarkan pendekatan poin kerjasama pada evaluasi kemitraan dapat dilihat pada Lampiran 4. Kendala-kendala yang terjadi di dalam
pelaksanaan kemitraan antara PT. SHS dengan petani mitra diantaranya: 1.
Kurangnya pertemuan rutin untuk pembinaan. 2.
Masih terdapat petani yang menjual hasil panennya selain ke PT. SHS, karena pembayarannya yang lebih cepat dibandingkan bila menjual ke PT.
SHS. 3.
Banyaknya penggunaan pupuk anorganik yang menurunkan kesuburan tanah.
4. Kurangnya ketersediaan sarana produksi ketika dibutuhkan oleh petani.
Selain itu harga sarana produksi yang cukup tinggi, karena bukan merupakan sarana produksi yang bersubsidi.
5. Masih terdapat petani yang tidak mengikuti kegiatan pembasmian
gropyok tikus 6.
Masih terdapat petani yang merasa bahwa rafaksi harga merugikan.
85 7.
Belum adanya solusi nyata dari keluhan petani seperti keterlambatan pembayaran hasil panen.
8. Kurangnya sarana pengangkutan hasil panen.
9. Keterlambatan pembayaran hasil panen oleh PT. SHS
6.6 Manfaat Kemitraan
Petani bergabung ke dalam kemitraan terutama agar memperoleh manfaat dari keberadaan kemitraan itu sendiri. Walaupun terdapat beberapa kendala di
dalam pelaksanaan kesepakatan kerjasama, namun para petani masih merasakan manfaat dari kemitraan.
Tabel 22.
Manfaat Kemitraan PT. Sang Hyang Seri dengan Petani Mitra
Manfaat Kemitraan Jawaban Responden
Persentase
1. Modal
a. Mendapatkan bantuan modal
b. Tidak ada bantuan modal
30 100
Jumlah 30 100
2. Kepastian Harga
a. Harga tetapstabil
b. Harga berubah
30 100
Jumlah 30 100
3. Pemasaran
a. Mendapatkan jaminan pasar
b. Tidak ada jaminan pasar
30 100
Jumlah 30 100
4. Pendapatan
a. Meningkatkan pendapatan
b. Tidak ada pengaruh
30 100
Jumlah 30 100
5. Pengetahuan
a. Mendapatkan tambahan pengetahuan
dan ketrampilan b.
Tidak ada pengaruh 11
19 36,67
63,33
Jumlah 30 100
6. Risiko
a. Risiko usaha ditanggung bersama
b. Tidak ada pengaruh
30 100
Jumlah 30 100
86 Berdasarkan jawaban responden, manfaat yang diperoleh petani dari
pelaksanaan kemitraan, antara lain: 1.
Mendapatkan Bantuan Modal Modal merupakan hal yang paling penting dalam pelaksanaan
suatu usaha. Bantuan modal yang diberikan PT. SHS adalah bantuan biaya panen. 100 persen petani menyatakan dengan bergabung dalam kemitraan,
mereka memperoleh bantuan modal panen. Bantuan pinjaman modal panen yang diberikan oleh PT. SHS sebesar Rp 1.500.000,00 per hektar
per musim. 2.
Mendapatkan Jaminan Pasar Salah satu manfaat yang dirasakan oleh seluruh petani adalah
adanya jaminan pasar. 100 persen petani mitra menyatakan bahwa dengan bermitra mereka tidak perlu mengkhawatirkan penjualan hasil
produksinya, karena PT. SHS memberi jaminan pasar bagi petani mitra untuk menjual hasil produksinya. Karena adanya rafaksi harga, semua
hasil panen akan tetap dibeli walaupun harganya mungkin lebih rendah. Selain itu, walaupun PT. SHS memiliki target, apabila petani ingin
menjual seluruh hasil panennya, PT. SHS akan tetap membelinya. 3.
Pendapatan Meningkat Meningkatnya pendapatan dirasakan oleh seluruh petani yang
bermitra dengan PT. SHS. Sebanyak 100 persen petani mitra menyatakan walaupun banyak kendala serta permasalahan yang dihadapi, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa dengan menjadi petani mitra pendapatan mereka meningkat. Bahkan beberapa petani yang dulunya hanya bekerja sebagai
petani buruh, kini dengan bermitra dapat memiliki lahan sendiri secara sewa dan mengelola lahannya sendiri. Bila hasil produksi mereka
memenuhi standar kualitas PT. SHS maka pendapatan mereka lebih tinggi, karena harga beli lebih tinggi dibandingkan harga dipasaran.
4. Mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan bertani serta
teknologi Sebanyak 36,67 persen petani mitra menyatakan bahwa dengan
bergabung di dalam kemitraan PT. SHS mereka mendapatkan tambahan
87 pengetahuan dan ketrampilan bertani melalui pembinaan yang dilakukan
perusahaan. Walaupun begitu 63,33 persen responden petani menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan
karena merasa sudah lebih mengetahuinya. Diantara keenam manfaat kemitraan, dua di antaranya tidak dirasakan oleh
seluruh petani, yaitu kepastian harga dan pembagian risiko usaha. PT. SHS dalam menetapkan harga beli melakukan survei pasar, sehingga harga berubah-ubah
setiap musimnya. Penerapan rafaksi harga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan harga. Harga beli tergantung dari kualitas benih yang petani
hasilkan. Sedangkan untuk pembagian risiko budidaya, PT. SHS menyerahkan seluruh risiko budidaya untuk ditanggung petani, apabila memang berasal dari
kelalaian manusia. Apabila kegagalan budidaya diakibatkan oleh bencana alam, maka perusahaan akan meringakan beban petani dengan tidak membayar bagi
hasil pada musim tersebut. Namun bagi hasil tersebut tetap menjadi hutang dan harus dibayarkan pada musim selanjutnya, sehingga petani tidak merasakan
adanya pembagian risiko budidaya. Sedangkan manfaat kemitraan yang dirasakan PT. SHS terutama adalah pemenuhan kebutuhan bahan baku dan ketersediaan
tenaga kerja.
VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN
7.1 Analisis Kepuasan Petani Mitra