131
9.2 Saran
Agar dapat meningkatkan kinerja kemitraan, maka rekomendasi upaya perbaikan, yaitu:
1. Petani mitra disarankan untuk lebih mematuhi perjanjian kerjasama
mengenai penjualan hasil panen agar tidak menjual hasil panennya selain kepada perusahaan. Terkait dengan hal ini, PT. SHS sebagai perusahaan
inti harus mencari solusi nyata mengenai masalah pembayaran hasil panen melalui pengalokasian dana secara tepat, agar petani merasa lebih puas.
PT. SHS sebaiknya menyediakan sarana produksi, seperti pupuk dan obat- obatan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan di kios-kios,
atau minimal dengan harga sama, dan dikenakan sebagai pinjaman yang dapat dibayar ketika panen. Penambahan jumlah sarana transportasi juga
harus menjadi prioritas perusahaan ke depannya, dengan menambah jumlah truk pengangkut hasil panen. Dalam menjalankan kemitraan, akan
lebih baik bila PT. SHS menerapkan sistem reward dan punishment bagi petani mitra, dimana petani yang berhasil memproduksi benih padi
melebihi target akan diberikan hadiah sedangkan bagi petani yang melanggar peraturan diberikan sanksi secara tegas. Hal ini diharapkan
mampu mempengaruhi kinerja petani mitra dalam pelaksanaan kemitraan serta dalam memproduksi benih padi. Berhubungan dengan hal ini, PT.
SHS sebaiknya lebih tegas dalam pemberian sanksi bagi petani yang tidak mengikuti kegiatan gropyok tikus. PT. SHS harus meningkatkan kesadaran
petani akan pentingnya kegiatan gropyok tikus. 2.
PT. SHS sebaiknya meningkatkan kontrol terhadap pelaksanaan kemitraan serta rutin melaksanakan evaluasi kemitraan. Selain itu, PT. SHS
sebaiknya merumuskan hak dan kewajiban baik PT. SHS maupun petani mitra secara lebih rinci, serta melibatkan petani mitra. Peraturan-peraturan
tidak tertulis dapat diperkuat dengan merumuskannya ke dalam peraturan tertulis yang disepakati kedua belah pihak dengan sanksi yang jelas bagi
pelanggaran. Petani mitra juga sebaiknya turut berperan dalam kontrol terhadap pelaksanaan kemitraan. Sehingga diharapkan penyimpangan-
132 penyimpangan terhadap peraturan yang dilakukan baik oleh PT. SHS
maupun petani mitra dapat berkurang. 3.
PT. SHS sebaiknya melakukan kegiatan kontrol terhadap mutu dan kualitas benih padi yang dihasilkan oleh petani mitra. Kegiatan kontrol
mutu dapat dilakukan dengan melakukan penyeragaman prosedur melalui penetapan Standar Operasional Prosedur SOP dalam hal teknis budidaya,
seperti SOP mengenai penggunaan pupuk maupun penggunaan pestisida. Penerapan SOP ini diharapkan dapat mengontrol kualitas benih padi yang
dihasilkan. Peningkatan kualitas hasil panen tidak hanya menguntungkan bagi PT. SHS, namun juga berpengaruh terhadap harga beli hasil panen
yang diterima oleh petani, sehingga nantinya diharapkan kualitas benih padi semakin meningkat dan harga yang diterima petani dapat meningkat
karena sesuai dengan ketentuan PT. SHS. Penerapan SOP mengenai penggunaan pupuk dan pestisida juga diharapkan dapat mengurangi biaya
yang dikeluarkan oleh petani. 4.
Selain penerapan SOP, kontrol mutu dapat dilakukan melalui pelaksanaan pembinaan plasma. PT. SHS disarankan untuk melaksanakan pembinaan
sesuai dengan kebutuhan petani mitra atau mengenai teknologi-teknologi tepat guna yang belum diketahui oleh petani. Melalui pendampingan
lapang, PT. SHS disarankan untuk lebih mengawasi pelaksanaan budidaya agar kualitas hasil panen sesuai harapan.
5. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengukuran tingkat kepuasan
secara menyeluruh dengan menggunakan metode servqual dimana penilaian dilakukan terhadap kedua belah pihak yaitu PT. SHS dan petani
mitra. Selain itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai analisis perbandingan pendapatan dimana diharapkan kondisi lahan dan budidaya
baik pada petani mitra maupun non mitra dalam keadaan normal, sehingga dapat terlihat pengaruh kemitraan terhadap pendapatan petani mitra.
63
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum PT. Sang Hyang Seri 5.1.1