120
5. Biaya Pembuatan Pagar Plastik
Dalam kegiatan usahatani, setiap musimnya petani mitra melakukan usaha perlindungan tanaman dari tikus. Selain dengan
melakukan gropyok tikus setiap minggunya, sebagian besar petani mitra membuat pagar plastik agar tikus tidak dapat masuk ke lahan padi.
Beberapa petani mitra menggunakan pagar ketika pembibitan dan pada masa tanam hingga panen, namun terdapat beberapa petani mitra yang
hanya menggunakan pagar ketika pembibitan karena kondisi lahannya yang jarang ditemukan tikus. Sedangkan petani non mitra tidak
menggunakan pagar sama sekali, bahkan ketika pembibitan karena kondisi lahannya yang benar-benar tanpa tikus. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat pagar adalah untuk pembelian plastik, tali rafia, tambang kecil, serta bambu. Petani mitra yang menggunakan pagar plastik dari
persemaian hingga masa tanam menggunakan lebih banyak plastik, tali rafia, tambang serta bambu.
Tabel 39. Biaya Pembuatan Pagar Plastik Pada Petani Mitra dan Non
Mitra Musim Tanam 20102011
Peralatan Petani Mitra
Petani Non Mitra Satuan
Fisik Nilai
Rpha Fisik
Nilai Rpha
Plastik Kgha 21,02
389.916,70 Tambang
Gulungha 2,91 64.733,30 0 Tali Rafia
Gulungha 2
30.550,00 Bambu Batangha 22,22
152.350,00 0
Total 637.550,00
6. Biaya Penyusutan
Pada biaya produksi usahatani, biaya penyusutan termasuk ke dalam biaya diperhitungkan karena petani tidak pernah memperhitungkan
besarnya penyusutan dari peralatan pertanian yang dimiliki. Peralatan yang dimiliki petani baik petani mitra maupun non mitra untuk membantu
kegiatan usahatani antara lain traktor, cangkul, sabit, handsprayer, garu, terpal dan threser. Biaya penyusutan diperoleh dari harga beli dikurangi
121 nilai sisa kemudian dibagi umur ekonomis. Pada penelitian ini, untuk
mengetahui penyusutan per musim, total penyusutan dibagi dua, karena dalam satu tahun, penangkaran benih padi dilakukan dua kali. Dari Tabel
42 diketahui diketahui penyusutan terbesar baik untuk petani mitra maupun non mitra adalah penyusutan traktor. Pada petani non mitra tidak
ada penyusutan threser karena tidak ada petani yang memiliki threser.
Tabel 40. Biaya Penyusutan Peralatan Pertanian Pada Petani Mitra dan
Non Mitra Musim Tanam 20102011
Peralatan Pertanian Penyusutan RpMusim
Petani Mitra Petani Non Mitra
Cangkul 5.760,00 4.485,33
Traktor 424.000,00 317.333,33
Sabit 2.253,33 2.152,00
Handsprayer 40.680,00 51.600,00
Terpal 33.226,70 25.280,00
Garu 160,00 373,33
Threser 81.066,70 0,00
Total 587.146,70 401.224,00
7. Biaya Operasional
Biaya roguing termasuk ke dalam biaya tunai untuk petani mitra, karena petani mitra diwajibkan untuk membayar biaya operasional sebesar
Rp 130.000,00 per hektar yang termasuk biaya roguing di dalamnya. Sedangkan petani non mitra tidak dikenai biaya roguing, karena biaya
roguing ditanggung oleh pembeli dalam hal ini adalah kelompok tani
Katiga.
122
8. Sewa Lahan
Lahan yang digunakan oleh petani mitra adalah 100 persen lahan sewa, karena merupakan lahan milik PT. SHS, sedangkan untuk petani
non mitra 90 persen petani mengelola lahan sewa, sementara sisanya mengelola lahan pribadi. Untuk mempermudah analisis, pada petani non
mitra, diasumsikan seluruh responden petani memiliki lahannya secara sewa. Pada biaya sewa lahan, biaya termasuk ke dalam biaya tunai.
PT. SHS menerapkan sistem bagi hasil sebagai ganti biaya sewa lahan. Bagi hasil yang telah disepakati adalah 1.200 kg per hektar per
musim. Rata-rata biaya tunai sewa lahan petani mitra adalah Rp
3.669.268,40 per hektar. Sedangkan biaya sewa lahan untuk petani non mitra adalah 1.400 kg per ha per musim, dengan rata-rata biaya tunai
sewa lahan Rp 4.813.666,70 per hektar per musim.
9. Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK