16 belas atribut yang tercantum dalam kesepakatan hak dan kewajiban terdapat tiga
aspek yang pelaksanaannya masih belum sesuai. Dalam mengevaluasi pelaksanaan kemitraan antara PT. SHS dengan
petani penangkar benih padi mitra dilakukan dengan melihat kesesuaian antara realisasi pelaksanaan kemitraan dengan kesepakatan kerjasama. Kesepakatan
kerjasama dalam penelitian ini merupakan kesepakatan yang tertulis dalam SPK serta kesepakatan tidak tertulis yang telah ditentukan sebelumnya. Kesepakatan
kerjasama dirumuskan ke dalam enam belas atribut evaluasi kemitraan. Berdasarkan keenam belas atribut tersebut dianalisis permasalahan yang terjadi di
dalam kemitraan. Selain itu, dengan melihat tanggapan masing-masing pelaku terhadap pelaksanaan kemitraan dapat diketahui manfaat yang diperoleh dari
pelaksanaan kemitraan tersebut.
2.2 Kepuasan Petani terhadap Kemitraan
Dalam pelaksanaan kemitraan perlu pula dikaji tingkat kepuasan petani mitra. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kemitraan dilihat dari
sisi konsumen produk kemitraan, yaitu petani mitra. Firwiyanto 2008 melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan peternak terhadap kemitraan ayam broiler.
Perhitungan dilakukan untuk menemukan indeks tingkat kepuasan peternak terhadap pelayanan sarana produksi, pelayanan teknis budidaya dan pelayanan
pasca panen dengan penentuan bobot berdasarkan metode Importance Performance Analysis IPA
dan Customer Satisfaction Index CSI. Melalui analisis IPA diketahui atribut dari kemitraan yang berada pada kuadran I, dimana
atribut tersebut tingkat kinerjanya belum optimal dan harus menjadi prioritas untuk ditingkatkan. Disamping itu, kinerja atribut pada kuadran II harus tetap
dipertahankan, dan meningkatkan kinerja atribut kuadran III setelah perbaikan kinerja atribut kuadran I. Secara keseluruhan peternak mitra merasa puas terhadap
kinerja atribut kemitraan yang dilaksanakan oleh perusahaan inti. Hal ini dilihat dari nilai CSI sebesar 0,74 atau 74 persen.
Penelitian lain yang mengukur kepuasan petani mitra menggunakan metode IPA dan CSI dilakukan oleh Lestari 2009. Berdasarkan hasil analisis,
dari tujuh belas atribut, didapatkan empat atribut yang memiliki tingkat
17 kepentingan yang tinggi akan tetapi kinerjanya dinilai masih rendah oleh peternak
plasma sehingga digolongkan ke dalam Kuadran I, yaitu kualitas DOC, kualitas pakan, kecepatan pencairan hasil panen, dan pemberian bonus. Hasil analisis
kesesuain juga menunjukkan bahwa keempat atribut tersebut memiliki nilai kesesuaian yang rendah. Walaupun begitu, secara keseluruhan peternak plasma
merasa puas terhadap kinerja atribut-atribut yang terdapat dalam kemitraan. Hal ini diketahui dari nilai CSI sebesar 63,38 persen, dimana nilai ini berada pada
skala puas. Metode IPA dan CSI juga digunakan untuk melihat tingkat kepuasan
petani mitra terhadap jalannya kerjasama dengan PT. SHS. Melalui metode IPA diketahui tingkat kepentingan dan kepuasan masing-masing petani terhadap
atribut kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga nantinya dapat diperoleh atribut yang menjadi prioritas utama dalam memperbaiki kinerja
pelaksanaan kemitraan. Atribut yang menjadi atribut kepuasan dalam penelitian ini adalah prosedur penerimaan mitra, kualitas benih pokok, harga benih pokok,
harga sarana produksi, ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh sarana produksi, frekuensi pelaksanaan pembinaan plasma, pelayanan dan materi yang
diberikan dalam pembinaan plasma, respon inti terhadap keluhan petani, bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman, pengetahuan dan
kemampuan komunikasi pendamping, pendamping mudah ditemui dan dihubungi, bantuan biaya panen, ketepatan waktu pemberian biaya panen, penyediaan sarana
transportasi untuk panen, harga beli hasil panen serta ketepatan waktu pembayaran hasil panen. Dengan menggunakan metode CSI dapat diketahui
kepuasan petani mitra terhadap pelaksanaan kemitraan secara keseluruhan.
2.3 Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Petani