Analisis RC Penilaian Tingkat Kepuasan

53 termasuk biaya tunai adalah biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Biaya tetap yang merupakan biaya tidak tunai atau biaya diperhitungkan adalah biaya penyusutan dan biaya untuk tenaga kerja keluarga. Sedangkan biaya variabel yang merupakan biaya diperhitungkan adalah sewa lahan.

4.4.2 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani pada penelitian ini akan dibedakan menjadi dua. Pertama pendapatan atas seluruh biaya tunai pendapatan tunai dan pendapatan atas biaya total pendapatan total. Biaya tunai adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan petani dalam usahatani penangkaran benih padi. Sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan petani dimana semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya. Biaya diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Secara umum pendapatan adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani pada periode tertentu. Secara matematis pendapatan usahatani ditulis sebagai berikut: Pendapatan Tunai = TR - BT Pendapatan Total = TR – BT+BD di mana : TR = Penerimaan Rp BT = Biaya Tunai Rp BD = Biaya Diperhitungkan Rp

4.4.3 Analisis RC

Pada analisis usahatani, rasio yang digunakan untuk menganalisis keuntungan dari pendapatan usahatani adalah rasio RC. Rasio RC merupakan rasio perbandingan antara penerimaan dan biaya. Rasio RC dibedakan menjadi dua, yaitu rasio RC atas biaya tunai dan rasio RC atas biaya total. Rasio RC atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu periode tertentu. Rasio RC atas biaya total dihitung 54 dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Secara matematis, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut: Rasio RC atas biaya tunai = Rasio RC atas biaya total = Di mana : TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya = BT + BD Suatu usahatani dinyatakan menguntungkan apabila rasio RC lebih besar dari satu rasio RC 1. Nilai tersebut mengartikan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan tambahan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. Sebaliknya apabila rasio RC kurang dari satu rasio RC 1 maka usaha akan mengalami kerugian, karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan tambahan penerimaan kurang dari satu rupiah. Jika rasio RC sama dengan satu rasio RC = 1 berarti kegiatan tersebut berada pada kondisi keuntungan normal. Karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan tambahan penerimaan sebesar satu rupiah. Tabel 10. Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan RC Rasio No Uraian Jumlah Harga per Satuan Rp Nilai Rp A Total Penerimaan B Biaya tunai 1 Benih 2 Pupuk 3 Obat-obatan 4 Tenaga kerja luar keluarga 5 ..... Total biaya tunai C Biaya yang diperhitungkan 1 Penyusutan 2 Tenaga kerja keluarga Total biaya yang diperhitungkan D Total biaya B+C E Pendapatan atas biaya tunai A-B F Pendapatan atas biaya total A-D G RC atas biaya tunai AB H RC atas biaya total AD 55

4.4.4 Penilaian Tingkat Kepuasan

4.4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan petani mitra diadakan uji validitas dan reabilitas terhadap atribut-atribut yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan petani mitra terhadap jalannya kemitraan. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menguji kuisioner yang akan digunakan agar terhindar dari kesalahan acak yang akan menurunkan keandalan pengukuran. Validitas berhubungan dengan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur secara tepat apa yang harus diukur. Validitas dalam penelitian kuantitatif ditunjukkan oleh koefisien validitas. Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur Rangkuti 2006. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17,0. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item Total Statistic. Menilai valid atau tidaknya suatu atribut dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation . Suatu variabel dinyatakan valid bila nilai Corrected Item-Total Correlation 0,3 dan dikatakan tidak valid bila nilai Corrected Item-Total Correlation 0,3 Nugroho 2005. Apabila dalam pengujian terdapat atribut yang tidak valid maka atribut tersebut dikeluarkan, kemudian proses analisis diulang untuk atribut yang valid saja. Sedangkan uji reliabilitas mempunyai pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach Alpha 0,60 Nugroho 2005. Atribut yang digunakan sebagai pre sampling pada kuisioner pertama berjumlah 18 atribut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa data reliabel tetapi terdapat dua atribut yang tidak valid, karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation 0,3, yaitu kemampuan pabrik menampung gabah hasil panen dan penyediaan lahan sewa. Kemudian dilakukan pengujian terhadap ke-16 variabel yang valid dan didapatkan hasil bahwa data telah valid dan reliabel. Ke-16 variabel dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation 0,3 dan nilai cronbach Alpha 0,60 yaitu 0,887. 56 Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah atribut ke-16 dan atribut ke-17 dihilangkan pada uji validitas dan reliabilitas pertama, maka atribut ke-18 yaitu ketepatan waktu pembayaran hasil panen oleh inti menjadi atribut 16 pada uji validitas dan reliabilitas kedua. Selanjutnya keenam belas atribut tersebut digunakan dalam perhitungan Importance Performance Analysis IPA serta Customer Satisfaction Index CSI. Penentuan atribut dilakukan berdasarkan pelaksanaan kemitraan, perjanjian kontrak kerjasama serta teori service quality servqual. Atribut yang digunakan pada pre sampling kuisioner pertama dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Atribut Pelayanan Kemitraan No Atribut Atribut Keandalan reliability 6 Frekuensi pelaksanaan pembinaan plasma 7 Pelayanan dan materi yang diberikan dalam pembinaan plasma 12 Bantuan biaya panen 15 Harga beli hasil panen Ketanggapan responsiveness 1 Prosedur penerimaan mitra 8 Respon inti terhadap keluhan petani 9 Bantuan inti dalam menangulangi hama dan penyakit tanaman 13 Ketepatan waktu pemberian biaya panen 18 Ketepatan waktu pembayaran hasil panen oleh inti Jaminan assurance 10 Pengetahuan dan kemampuan komunikasi pendamping Empati emphaty 11 Pendamping mudah ditemui dan dihubungi Berwujud tangible 2 Kualitas Benih Pokok 3 Harga benih pokok 4 Harga sarana produksi 5 Ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh sarana produksi 14 Penyediaan sarana transportasi untuk panen 16 Kemampuan pabrik menampung gabah hasil panen 17 Penyediaan lahan sewa Atribut yang dihilangkan 57

4.4.4.2 Metode Importance Performance Analysis IPA

Metode IPA digunakan karena metode ini dapat memberikan penilaian terhadap kinerja setiap atribut yang telah ditentukan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya, serta menggolongkannya ke dalam skala prioritas tertentu. Tingkat kepentingan kualitas pelayanan adalah seberapa penting suatu atribut dalam kemitraan dinilai oleh konsumen, dalam hal ini adalah petani mitra. Pada metode IPA tingkat pelaksanaan atau pelayanan suatu perusahaan dinilai memuaskan apabila pelayanannya sesuai dengan harapan dari petani mitra. Tingkat kepentingan dan kepuasan petani diukur menggunakan skala likert dengan empat kategori sebagaimana terdapat pada Tabel 12. Tabel 12. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kepuasan terhadap Kinerja Kategori Skor Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Sangat Penting Sangat Puas 4 Penting Puas 3 Tidak Penting Tidak Puas 2 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas 1 Pengukuran tingkat kepuasan menggunakan skala dilakukan untuk mengurangi subjektifitas responden Sumarwan 2004. Penggunaan empat skala pengukuran dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden memilih nilai tengah cukup dalam menilai atribut evaluasi kemitraan Aritonang 2005. Analisis kesesuaian dilakukan dengan membandingkan antara skor total tingkat kinerja dengan skor total tingkat kepentingan. Nilai kepuasan petani mitra atas kinerja kemitraan dinyatakan dengan huruf X, sedangkan tingkat kepentingan harapan petani dinyatakan dengan huruf Y. Atribut kemitraan dikatakan telah sesuai dengan harapan petani apabila nilai kesesuai yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan 100 persen. Sebaliknya, bila nilai kesesuai kurang dari 100 persen, maka atribut kemitraan dinyatakan belum sesuai dengan harapan petani mitra. Secara matematis analisis kesesuaian dirumuskan sebagai berikut: 58 Tki = x 100 Dimana: Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian tingkat kinerjakepuasan petani mitra Yi = Skor penilaian kepentingan petani mitra Hasil perhitungan dinyatakan dalam diagram kartesius. Pada penggunaan diagram kartesius, sumbu mendatar X merupakan skor tingkat pelaksanaan kinerjakepuasan, sedangkan sumbu tegak Y merupakan skor tingkat kepentinganharapan. Rumusan matematis untuk setiap faktor tersebut adalah sebagai berikut: ∑ ∑ X = Y = n n Dimana: X = Skor rata-rata tingkat kinerjakepuasan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram kartesius merupakan sebuah bagan yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X,Y. Kedua titik tersebut diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut: ∑ ∑ X = Y = k k Dimana : X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan seluruh atribut mutu pelayanan dari perusahaan Y = Skor rata-rata tingkat kepentinganharapan seluruh atribut mutu pelayanan k = Banyaknya atribut mutu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan petani Kedua garis tersebut membagi diagram kartesius yang merupakan matriks IPA ke dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV. Diagram kartesius dijelaskan pada Gambar 11. 59 Tingkat Kepentingan Y Y X X Tingkat Kepuasan Sumber : Supranto 2006 Keterangan: Kuadran I : Kuadran I yang merupakan Kuadran Prioritas Utama menunjukkan atribut-atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan petani, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai yang diharapkan petani, sehingga petani tidak puas. Kinerja atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran ini harus ditingkatkan oleh perusahaan dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus. Kuadran II : Kuadran II yang merupakan Kuadran Pertahankan Prestasi menunjukkan atribut-atribut yang dianggap penting oleh petani dan telah dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga sangat memuaskan petani. Kinerja atribut- atribut yang terdapat dalam kuadran ini harus dipertahankan. Kuadran I Prioritas Utama Kuadran II Pertahankan Prestasi Kuadran III Prioritas Rendah Kuadran IV Berlebihan Gambar 11. Diagram Kartesius Metode Importance Performance Analysis 60 Kuadran III : Kuadran III yang merupakan Kuadran Prioritas Rendah menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh petani dan pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Peningkatan kinerja atribut dalam kuadran ini perlu dipertimbangkan lagi karena manfaat yang diperoleh sangat kecil. Kuadran IV : Kuadran IV yang merupakan Kuadran Berlebihan menunjukkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh petani namun pelaksanaannya oleh perusahaan dirasa berlebihan. Atribut-atribut dalam kuadran ini dapat dikurangi pelaksanaannya untuk menghemat biaya.

4.4.4.3 Metode Customer Satisfaction Index CSI

Customer Satisfaction Index CSI digunakan untuk menetukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh berdasarkan atribut-atribut kualitas jasa yang diukur. Atribut-atribut yang diukur berbeda-beda untuk masing-masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan. Menurut Aritonang 2005 terdapat empat langkah dalam perhitungan Customer Satisfaction Index CSI, yaitu: 1. Menentukan Mean Important Score MIS dan Mean Satisfaction Score MSS. Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap anggota: ∑ ∑ MIS = dan MSS = n n Dimana: n = jumlah responden Yi = Nilai kepentingan atribut ke- i Xi = Nilai kinerja atribut ke- i 61 2. Membuat Weight Factors WF Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. = ∑ Dimana: p = Jumlah atribut kepentingan i = Atribut ke- i 3. Membuat Weight Scor WS Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor WF dengan rata- rata tingkat kepuasan Mean Satisfaction Score = MSS = x Dimana: i = Atribut aspek kemampuan kelompok ke- i 4. Menentukan Customer Satisfaction Index CSI ∑ CSI = x 100 5 Pada umumnya bilai nilai CSI di atas 50 persen dapat dikatakan bahwa konsumen sudah merasa puas sebaliknya bila nilai di bawah 50 persen konsumen belum dikatakan puas. Skala kepuasan konsumen yang dipakai dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima kriteria dari tidak puas sampai dengan sangat puas. Kriteria ini mengikuti modifikasi kriteria yang dilakukan oleh PT. Sucofindo dalam melakukan survei kepuasan pelanggan, sepert dijabarkan dalam Tabel 13. 62 Tabel 13. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index CSI Nilai CSI Kriteria CSI 0,81-1,00 Sangat Puas 0,66-0,80 Puas 0,51-0,65 Cukup Puas 0,35-0,50 Kurang Puas 0,00-0,34 Tidak Puas Sumber: Ihsani 2005 dalam Lestari 2009

4.5 Definisi Operasional