Industri Benih Kerangka Pemikiran Teoritis .1

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Benih Menurut Sadjad et al. 1975 yang dimaksud dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Sedangkan menurut Peraturan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan No. 01KptsHK.310C12009 mengenai Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan, benih tanaman, yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Pengertian benih berbeda dengan biji, karena benih dikembangkan untuk tujuan tertentu yaitu mengembangbiakkan tanaman. Hal ini berbeda dengan fungsi biji, dimana biji tidak dimaksudkan untuk ditanam melainkan digunakan sebagai bahan pangan ataupun pakan ternak dan unggas serta fungsi lainnya seperti bahan dasar produk industri, kepentingan penelitian maupun sebagai bahan baku untuk kerajinan. Benih di sini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman, bukan untuk dikonsumsi. Benih merupakan komoditi pertanian yang paling berpengaruh pada proses usahatani. Berdasarkan Teori Kesejajaran Sadjad terdapat kesejajaran antara tataran usahatani dengan kinerja mutu benih. Artinya tataran usahatani meningkat apabila benih yang digunakan sebagai produk teknologi juga semakin maju tingkatannya. Jadi dengan kata lain, tataran usahatani sejajar dengan tingkat teknologi yang diterapkan untuk memproduksi benih.

3.1.2 Industri Benih

Industri benih di dunia terdiri dari beberapa tipe. Ada yang sepenuhnya merupakan swasta, sebaliknya ada yang sepenuhnya merupakan usaha pemerintah. Selain itu, terdapat tipe industri yang merupakan campuran antara tipe swasta dan usaha pemerintah. Industri benih berkembang di suatu negara 24 tergantung pada ideologi masing-masing negara, serta faktor ekonomi yang berbeda. Dalam satu negara dapat ditemukan lebih dari satu tipe industri benih. Industri benih tipe swasta dikelola oleh pemilikan individual, korporasi, koperasi, asosiasi, ataupun suatu bentuk kemitraan. Perusahaan swasta tidak bergantung terhadap pemerintah dan umumnya memiliki PDB yang mandiri. Campur tangan pemerintah hanya sebatas pembuatan perundangan yang umumnya bersifat melindungi produsen maupun konsumen. Tipe lain yaitu industri benih yang pengelolaannya swasta tetapi masih mendapatkan bantuan dari pemerintah di segenap lini usaha, baik dalam hal PDB, pelaksanaan perbanyakan benih bersertifikat, pengawasan internal ataupun pemasarannya. Disesuaikan dengan konsumennya industri benih dapat diklasifikasikan dari tingkatan yang teknologinya masih sederhana sampai yang canggih. Berdasarkan Teori Kesejajaran Sadjad, industri benih diklasifikasikan ke dalam lima tingkatan dari tingkat I hingga tingkat V dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Industri Benih Tingkat I, dimana teknologi yang digunakan merupakan teknologi sederhana 2. Industri Benih Tingkat II, merupakan industri yang telah menggunakan mesin-mesin pembersih 3. Industri Benih Tingkat III, merupakan industri benih yang melaksanakan pemilahan benih yang sudah bersih. Benih ini dipilah berdasarkan besar butiran, panjang, lebar, tebal atau berat. Industri ini menghasilkan kinerja fisik benih yang prima 4. Industri Benih Tingkat IV, Industri pada tingkat ini selain memproduksi sebagaimana pada industri tingkat III juga selalu berhubungan dengan lembaga litbang selaku penghasil varetas dan mulai memasuki program sertifikasi, meski belum memilikinya sendiri untuk lebih terjamin kelangsungan industrinya 5. Industri tingkat V, Industri ini memiliki kemampuan memproduksi benih hasil litbang sendiri. Litbang ini selain memproduksi varietas hibrida yang selalu diperbaharui juga melakukan penelitian dan pengembangan bioteknologi. 25 Klasifikasi industri benih didasarkan pada teknologi yang digunakan serta kebutuhan konsumen akan mutu genetiknya. Apabila teknologi yang digunakan sama, tetapi tuntutan jaminan mutu teknologi oleh konsumen meningkat, maka industri benih yang mampu melayani benih bermutu sesuai tuntutan konsumen lebih tinggi tingkatannya. Industri benih yang memiliki PDB secara mandiri juga akan lebih tinggi tingkatannya dibandingkan indutri yang tidak memiliki PDB sendiri. PT. Sang Hyang Seri PT. SHS sebagai salah satu produsen benih di Indonesia termasuk ke dalam golongan industri benih tingkat V, karena telah memiliki Lembaga Penelitian dan Pengembangan Litbang sendiri. Bahkan kini, PT. SHS telah terakreditasi, sehingga dapat melakukan proses sertifikasi sendiri tanpa pngawasan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB. Berdasarkan tipenya, PT. SHS merupakan perusahaan milik negara BUMN. Pada awal pendiriannya PT. SHS difokuskan pada produksi benih padi sawah. Produksi padi mengambil posisi yang sangat strategis dan pemerintah menjadikannya sebagai strategi utama pembangunan. Komoditas padi sawah merupakan komoditas ekonomis dimana pedagang tidak dapat dengan leluasa tanpa campur tangan pemerintah. Hal ini disebabkan oleh karena beras merupakan bahan pangan pokok yang sangat rentan untuk menjaga stabilitas politik negara.

3.1.3 Penangkaran Benih