Analisis Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis .1

42

3.1.8 Analisis Pendapatan Usahatani

Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya lahan, kerja, modal, waktu, pengelolaan yang terbatas untuk mencapai tujuannya Soekartawi et al. 1984. Berdasarkan definisi tersebut, diketahui faktor-faktor yang bekerja dalam usahatani diantaranya adalah faktor alam, tenaga kerja dan modal. 1. Faktor Alam Faktor alam merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi usahatani. Faktor alam dibedakan menjadi dua, yaitu faktor tanah serta lingkungan alam sekitarnya. Faktor tanah misalnya jenis tanah dan kesuburan. Sedangkan faktor alam sekitar adalah faktor iklim yang berhubungan dengan ketersediaan air, suhu dan lain sebagainya Suratiyah 2006. 2. Faktor Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja dalam usaha pada bidang di luar pertanian. Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir 1983 dalam Suratiyah 2006 adalah: a. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak merata b. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas c. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan dispesialisasikan d. Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tenaga kerja dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam usahatani berbeda-beda tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan. Banyak sedikitnya tenaga kerja luar yang dipergunakan tergantung pada dana yang dimiliki. 43 3. Faktor Modal Modal merupakan syarat mutlak berjalannya suatu usaha, termasuk dalam usahatani. Menurut Suratiyah 2006, pada usahatani modal digolongkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu dan fungsi. a. Sifat Berdasarkan sifatnya modal selain dibagi menjadi modal yang menghemat lahan land saving capital serta modal yang menghemat tenaga kerja labour saving capital, modal juga digolongkan ke dalam modal yang menyerap tenaga kerja lebih banyak serta modal yang mempertinggi efisiensi. b. Kegunaan Berdasarkan kegunaannya, modal dibagi menjadi dua golongan yaitu modal aktif yang secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan produksi, serta modal pasif yang digunakan hanya untuk mempertahankan produk. c. Waktu Berdasarkan waktu pemberian manfaatnya, modal dibagi menjadi dua golongan, yaitu modal produktif yang merupakan modal yang secara langsung meningkatkan produksi serta modal prospektif yang merupakan modal yang dapat meningkatkan namun baru dirasakan pada jangka panjang. d. Fungsi Berdasarkan fungsinya, modal dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap adalah modal yang digunakan dalam berkali-kali proses produksi, sedangkan modal tidak tetap adalah modal yang hanya digunakan dalam satu kali proses produksi. Secara umum usahatani dibagi menjadi dua, yaitu usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Perbedaan antara usahatani keluarga dan perusahaan pertanian terletak pada delapan hal, yaitu tujuan akhir, bentuk hukum, luas usaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja, unsur usahatani, sifat usaha serta pemanfaatan terhadap hasil-hasil pertanian. Tujuan akhir usahatani keluarga adalah pendapatan 44 keluarga petani, sedangkan tujuan akhir perusahaan adalah laba yang sebesar- besarnya. Usahatani keluarga tidak berbadan hukum sedangkan perusahaan pertanian mempunyai badan hukum seperti PT, firma atau CV. Usahatani keluarga pada umumnya berlahan sempit, sedangkan perusahaan pertanian memiliki lahan luas karena berorientasi pada efisiensi dan keuntungan. Berdasarkan jumlah modal yang dimiliki usahatani keluarga mempunyai modal per satuan luas yang lebih kecil dibandingkan perusahaan pertanian, namum memiliki jumlah tenaga kerja per satuan luas yang lebih besar dibanding perusahaan pertanian. Hal lain yang membedakan usahatani keluarga dan perusahaan pertanian adalah pada unsur usahatani, yaitu tenaga kerja yang dibayar dimana pada usahatani keluarga melibatkan tenaga kerja keluarga dan luar keluarga, sedangkan perusahaan pertanian hanya menggunakan tenaga kerja luar. Usahatani keluarga pada umumnya bersifat menghidupi, komersial maupun semi komersial, sementara perusahaan pertanian selalu bersifat komersial. Perusahaan pertanian selalu memanfaatkan hasil-hasil pertanian yang mutakhir dan tidak segan-segan membiayai penelitian sendiri melalui bagian penelitian dan pengembangan perusahaan. Hal ini berbeda dengan usahatani keluarga yang bergantung pada hasil penelitian dan pengembangan pemerintah melalui Departemen Pertanian karena keterbatasan modal, peralatan serta tenaga kerja. Dalam menjalankan usahatani, para petani mengharapkan produksi yang besar agar memperoleh pendapatan yang besar pula. Untuk itulah petani memanfaatkan tenaga, modal dan sarana produksinya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang diharapkan. Ukuran penampilan usahatani dapat dinyatakan dengan ukuran arus uang tunai serta ukuran pendapatan dan keuntungan. Menurut Soekartawi et al. 1984, penerimaaan tunai usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Pengeluaran tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Demikian pula, pengeluaran tunai usahatani tidak mencakup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. Penerimaan tunai dan pengeluaran tunai usahatani tidak mencakup yang 45 berbentuk benda. Jadi, nilai produk usahatani yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani dan nilai kerja yang dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran usahatani. Selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani disebut pendapatan tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani merupakan ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani. Pengeluaran usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Apabila data tersedia, maka pengeluaran total dipisahkan menjadi pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap. Pengeluaran tetap didefinisikan sebagai pengeluaran usahatani yang tidak bergantung kepada besarnya produksi. Sedangkan pengeluaran tidak tetap adalah pengeluaran yang digunakan dalam usahatani dan jumlahnya berubah kira-kira sebanding dengan besarnya perubahan produksi. Pengeluaran usahatani mencakup pengeluaran tunai dan tidak tunai. Jadi, nilai barang atau jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit harus dimasukkan ke dalam pengeluaran. Apabila dalam usahatani digunakan mesin-mesin pertanian, maka penyusutan harus dihitung dan dimasukkan ke dalam pengeluaran. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Karena itu, pendapatan bersih usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat keuntungan dalam usahatani adalah rasio perbandingan penerimaan dan biaya rasio RC. Apabila rasio RC 1 maka usahatani dinyatakan menguntungkan, sebaliknya apabila rasio RC 1 maka usahatani dinyatakan mengalami kerugian. Rasio RC = 1 menunjukkan kondisi keuntungan normal dalam pelaksanaan usahatani. 46

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional