Penerimaan Usahatani Analisis Pendapatan Usahatani Penangkaran Benih Padi

111

8.2 Analisis Pendapatan Usahatani Penangkaran Benih Padi

Pendapatan usahatani didapat dari pengurangan antara penerimaan usahatani dengan biaya produksi. Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tunai dengan biaya diperhitungkan. Yang dimaksud dengan biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk uang tunai. Sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh petani, namun tidak dalam bentuk uang tunai. Bahkan petani menganggap komponen-komponen biaya diperhitungkan bukan sebagai biaya, seperti biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan peralatan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis pendapatan usahatani atas biaya tunai dan biaya total. Dengan mengetahui pendapatan total petani, maka dapat diketahui keuntu ngan sebenarnya yang didapat petani bila biaya diperhitungkan dimasukkan ke dalam perhitungan biaya.

8.2.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani yang didapat oleh petani mitra dan non mitra berbeda sesuai dengan hasil produksi dan harga jual yang diberikan kepada petani. Penerimaan yang diterima petani dibedakan menjadi penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai diperoleh petani dari penjualan hasil panen, sedangkan penerimaan diperhitungkan diperoleh dari hasil panen yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Pada petani mitra, penerimaan tunai diperoleh dari penjualan hasil panen kepada PT. SHS sedangkan pada petani non mitra, penerimaan tunai diperoleh dari penjualan hasil panen kepada Kelompok Tani Katiga. Penerimaan usahatani pada petani penangkar benih padi baik petani mitra maupun non mitra dapat dilihat pada Tabel 34. 112 Tabel 34. Penerimaan Usahatani pada Petani Mitra dan Petani Non Mitra Musim Tanam 20102011 Petani Hasil Panen kg Hasil Panen yang Dijual kg Konsumsi Pribadi kg Harga Beli Hasil Panen Rp Penerimaan Tunai Penerimaan Diperhitung- kan Petani Mitra 5185,25 5042,75 142,50 3057,72 15.441.299,37 438.732,84 Petani Non Mitra 4004,12 3.813,22 190,90 3.438,33 13.118.858,00 655.904,50 Perbedaan harga jual antara petani mitra dan non mitra disebabkan karena adanya rafaksi harga pada petani mitra. Penetapan harga jual dilakukan perusahaan dengan melakukan survei pada tiga desa yang sedang melakukan panen. Kemudia rafaksi harga ditetapkan berdasarkan kadar air serta kotoran yang terkandung di dalam benih hasil panen, sehingga harga jual yang diterima petani mitra berbeda-beda tergantung waktu panen serta kualitas hasil panennya. Survei dilakukan setiap minggunya, sehingga setiap ketentuan rafaksi harga berlaku untuk 7 hari. Sedangkan petani non mitra menerima harga jual sesuai dengan waktu panennya saja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil panen petani non mitra jauh lebih rendah dibandingkan petani mitra. Hal ini disebabkan karena ketika musim tanam 20102011, lahan penangkaran benih petani non mitra sedang diserang hama wereng, sehingga hasil panennya menurun. Hal ini berpengaruh terhadap penerimaan petani mitra. Selain itu, penggunaan hasil panen untuk konsumsi pribadi pada petani non mitra lebih tinggi dibandingkan petani mitra. Dari hasil penjumlahan antara penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan pada petani mitra, diperoleh penerimaan total petani mitra sebesar Rp 15.880.032,21 per hektar. Sedangkan dari hasil penjumlahan antara penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan, diperoleh penerimaan total petani non mitra sebesar Rp 13.774.762,50 per hektar. 113

8.2.2 Biaya Usahatani