Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK

113

8.2.2 Biaya Usahatani

Biaya usahatani yang dikeluarkan untuk penangkaran benih padi berbeda antara petani mitra dengan petani non mitra, baik biaya tunai maupun biaya diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan petani mitra meliputi biaya tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja mesin, benih, pupuk, obat-obatan, pengairan, pengangkutan, pembuatan pagar, operasional roguing, sanitasi, PHT dan materai, dan sewa lahan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani non mitra sedikit berbeda dengan petani mitra yaitu biaya tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja mesin, benih, pupuk, obat-obatan, pengairan, pengangkutan, dan sewa lahan. Biaya roguing tidak dikeluarkan oleh petani non mitra karena ditanggung oleh pembeli. Sedangkan biaya diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani mitra dan petani non mitra, yaitu biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan.

1. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK

Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja luar keluarga. TKLK terdiri dari pria dan wanita, namun tidak dibedakan dalam pemberian upah. Perbedaan biaya TKLK berdasarkan jam kerja, yaitu satu hari atau setengah hari. Istilah kerja satu hari adalah ketika TKLK bekerja selama 8 jam dari jam 07.00 – 15.00. Sedangkan kerja setengah hari adalah ketika TKLK bekerja selama 5 jam dari jam 07.00–12.00. Pembayaran upah kerja sehari biasanya diberikan untuk kegiatan seperti penampingan, pemopokan, peleleran. Tenaga kerja wanita biasanya digunakan saat kegiatan penanaman, penyulaman, penyiangan dan pemanenan. Sedangkan tenaga kerja pria digunakan untuk seluruh kegiatan usahatani, mulai dari pengolahan lahan hingga pemanenan. 114 Tabel 35. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga Pada Petani Mitra dan Non Mitra Musim Tanam 20102011 Tahapan Budidaya Petani Mitra Petani Non Mitra HOK Nilai RpHa HOK Nilai RpHa Pengolahan Lahan - Penampingan 5,43 240.166,67 4,467 222.666,67 - Pemopokan 5,5 240.125,00 4,133 206.666,67 - Pembajakan 0 0,00 0 0,00 - Peleleran 4,67 212.333,33 3,633 166.500,00 - Babat Galeng 1,87 60.833,33 1,567 61.333,33 - Pemupukan Dasar 0,067 2.666,67 0,00 Persemaian 2,8 121.666,67 2,67 87.333,33 Penanaman 15 478.333,33 25 567.000,00 Penyulaman 12,63 381.000,00 7,5 185.833,33 Penyiangan 10,033 305.833,33 12,4 319.166,67 Pengontrolan 0,00 0,00 Pemupukan 3,4 142.333,33 3,133 109.000,00 Pemberian Pestisida 10,033 424.000,00 8,433 284.000,00 Pemanenan 23,83 1.866.690,00 18 1.601.648,00 TOTAL 95,263 4.475.981,70 90,936 3.811.148,00 Dari Tabel 35 diketahui bahwa penggunaan HOK untuk petani mitra lebih bila besar dibandingkan dengan petani non mitra. Hampir untuk setiap kegiatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani mitra lebih besar dibandingkan pada petani non mitra. Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani mitra untuk TKLK lebih besar dibandingkan petani non mitra. Tabel 35 menunjukkan bahwa penggunaan TKLK terbesar pada petani mitra dan petani non mitra adalah untuk kegiatan panen. Pada Tabel 35 diketahui penggunaan tenaga kerja untuk pembajakan baik pada petani mitra maupun non mitra adalah 0 HOK. Bukan karena tidak ada tenaga kerja, melainkan penggunaan tenaga kerja dihitung sebagai Tenaga Kerja Mesin. Selain pada kegiatan pembajakan, kegiatan penggebotan pada pemanenan untuk petani mitra yang menggunakan threser juga dihitung menggunakan Tenaga Kerja Mesin. 115 Tabel 36. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Mesin Pada Petani Mitra dan Non Mitra Musim Tanam 20102011 Tahapan Budidaya Petani Mitra Petani Non Mitra HKM Nilai RpHa HKM Nilai RpHa Pembajakan 3 549.541,67 2 767.200,00 Pemanenan 1 325.000,00 0,00 Total 4 874.541,67 2 767.200,00 Dari Tabel 36 diketahui bahwa penggunaan Tenaga Kerja Mesin pada petani mitra lebih tinggi dibandingkan non mitra. Hal ini terutama karena masih rendahnya kesadaran petani non mitra untuk mengenal teknologi baru seperti threser.

2. Biaya Sarana Produksi