PT. Sang Hyang Seri sebagai Produsen Benih Padi

19 Kedua penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa kemitraan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Hal sebaliknya ditemukan pada penelitian Deshinta 2006 dan Firwiyanto 2008, dimana kemitraan memberikan pengaruh negatif terhadap pendapatan petani. Deshinta 2006 mengidentifikasi bahwa jumlah pendapatan peternak mitra lebih rendah dibandingkan peternak mandiri, karena peternak mitra menanggung biaya yang lebih besar dari peternak mandiri. Selain itu, dari hasil uji terhadap pendapatan total didapat hasil bahwa kemitraan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak. Sedangkan Firwiyanto 2008 dalam penelitiannya menemukan bahwa walaupun tingkat pendapatan yang diperoleh peternak mitra lebih kecil dibandingkan dengan peternak mandiri, namun hal tersebut cukup sepadan bagi peternak yang tidak memiliki modal. Kemitraan masih menjadi solusi untuk mengatasi masalah permodalan karena peternak mitra masih dapat tetap berusaha dan memperoleh pendapatan walaupun tidak memiliki modal. Kemitraan antara PT. SHS dengan petani mitra diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani terutama dalam peningkatan pendapatan. Untuk melihat pengaruh dari pelaksanaan kemitraan terhadap pendapatan petani mitra dilakukan analisis pendapatan terhadap petani penangkar benih mitra dan kemudian dibandingkan dengan pendapatan petani penangkar benih padi non mitra.

2.4 PT. Sang Hyang Seri sebagai Produsen Benih Padi

Beberapa penelitian terkait dengan PT. Sang Hyang Seri telah dilakukan sebelumnya, diantaranya oleh Alviah 2007, Noviyanty 2005 dan Roslinawati 2007. Penelitian tersebut difokuskan pada kegiatan PT. Sang Hyang Seri terutama yang berhubungan dengan benih padi. Alviah 2007 meneliti mengenai Analisis Efektifitas Strategi Promosi Benih Padi dan Palawija pada PT. Sang Hyang Seri PERSERO, di Desa Dukuh, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi PT. Sang Hyang Seri menampilkan keunggulan dari produk dan dilakukan secara gencar ketika hampir tiba masa tanam. Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh PT. Sang Hyang Seri adalah promosi secara Above The Line 20 ATL menggunakan media cetak koran, majalah, kemasan luar, brosur, buklet, poster, billboard, dan spanduk maupun media elektronik radio dan televisi serta Below The Line BTL melalui promosi penjualan demplot, Farm Field Day, pameran dan expo, hadiah, humas dan publisitas, penjualan pribadi serta pemasaran langsung. Efektifitas promosi PT. Sang Hyang Seri diukur melalui dampak komunikasi dan penjualan. Dampak komunikasi promosi benih Sang Hyang Seri dengan menggunakan tingkat brand awarness, diperoleh hasil bahwa produk benih PT. Sang Hyang Seri telah menjadi top of mind di benak responden. Hasil EPIC Model menunjukkan hasil dimana responden menilai promosi yang dilakukan PT. Sang Hyang Seri sudah efektif. Namun bila dilihat masing-masing dimensi, hanya dimensi dampak serta dimensi empati yang termasuk kategori efektif, sedangkan dimensi persuasi dan komunikasi masih tergolong kriteria cukup efektif. Untuk mengukur kecenderungan hubungan biaya promosi dengan jumlah penjualan, digunakan analisis korelasi dan analisis linear berganda. Hasil analisis korelasi menunjukkan hubungan positif dan searah antara biaya promosi dengan jumlah penjualan. Selain itu, dari hasil analisis linier berganda diketahui bahwa model layak dan biaya promosi mempengaruhi jumlah penjualan secara nyata. Penelitian lain dilakukan oleh Noviyanty 2005 mengenai Analisis Efisiensi Supply Chain Produk Benih Padi pada PT. Sang Hyang Seri PERSERO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Sang Hyang Seri PERSERO berada dalam kondisi supply chain yang belum optimal. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kerjasama dengan mata rantai di hilir seperti distributor dan kios. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan model SCOR, diketahui bahwa elemen sumber untuk pesanan merupakan elemen yang sangat kritikal untuk proses pelaksanaan. Untuk dapat mengoptimalkan aliran-aliran informasi mulai dari jadwal pengiriman calon benih padi, penerimaan calon benih padi, verifikasi calon benih padi, pemindahan calon benih padi dan pembayaran terhadap suppliers, maka terdapat ukuran-ukuran pelaksanaan untuk tiap aliran-aliran informasi yang harus diperhatikan, seperti kehandalan, ketanggapan, fleksibilitas, biaya, dan aset. 21 Berdasarkan hasil penelitian setiap aliran informasi memiliki ukuran pelaksanaan yang berbeda-beda. Berbeda dengan kedua penelitian sebelumnya, Roslinawati 2007 melakukan penelitian mengenai Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Benih Padi pada PT. Sang Hyang Seri RM 1 Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa metode perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi tidak termasuk ke dalam metode Full Costing, Variabel Costing maupun Activity Based Costing. Rata-rata harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing maupun variable costing memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan dalam menganalisis biaya. Pada metode perusahaan, biaya pengemasan yang merupakan biaya pemasaran dimasukkan ke dalam perhitungan harga pokok produksi biaya produksi. Metode full costing yang menghasilkan harga pokok produksi di bawah harga pokok produksi metode perusahaan dan di atas harga pokok produksi dengan metode variable costing, dianggap paling tepat karena berada di tengah- tengah, artinya tidak terlalu tinggi maupun rendah. Harga pokok produksi yang terlalu tinggi akan menghasilkan harga jual yang tinggi dan menyulitkan petani. Sedangkan harga pokok produksi yang terlalu rendah akan menyebabkan dicabutnya subsidi karena perusahaan dianggap mampu berdiri sendiri.

2.5 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya