VI EVALUASI KEMITRAAN PT. SANG HYANG SERI DAN PETANI PENANGKAR BENIH PADI
6.1 Gambaran Kemitraan PT. Sang Hyang Seri dengan Petani Penangkar Benih
Kemitraan antara PT. Sang Hyang Seri PT. SHS dengan petani penangkar benih di sekitar lokasi perusahaan difokuskan pada beberapa desa di
tiga kecamatan yang merupakan daerah binaan PT. SHS yaitu kecamatan Ciasem, kecamatan Blanakan dan kecamatan Patokbeusi. Empat desa di kecamatan
tersebut yang menjadi lokasi lahan milik PT. SHS, yaitu desa Ciasem Girang, desa Gempol Sari, desa Rawa Mekar dan desa Pinang Sari menjadi desa kontrak
HGU, dimana para petani di keempat desa tersebut diutamakan untuk menjadi petani mitra. Selain keempat desa tersebut, terdapat desa-desa di luar kontrak
HGU yang merupakan desa penyangga, yaitu desa Tambak Jati, desa Sukahaji, desa Cilamaya Hilir, desa Blanakan, desa Ciasem Hilir, desa Rancamulya, dan
desa Sukamandi Jaya. Lahan yang dimiliki oleh PT. SHS seluas 3.150,65 hektar merupakan
tanah negara yang diberikan pada PT. SHS untuk dikelola terutama untuk menghasilkan benih berkualitas yang memenuhi kebutuhan benih bersertifikat
nasional. Luasnya lahan yang harus dikelola oleh PT. SHS tidak sebanding dengan Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki oleh PT. SHS. Keterbatasan
SDM menjadi salah satu masalah, sehingga kemitraan dengan petani sekitar menjadi solusi yang paling tepat. Pada musim tanam 20102011 dari seluruh luas
lahan PT. SHS, seluas 2.283,15 hektar disewakan untuk diolah petani mitra dan 867,50 hektar lahan digunakan untuk kegiatan swakelola, penelitian dan Trap
Border System TBS. Kegiatan swakelola meliputi penanaman padi inbrida,
penanaman padi hibrida, dan penanaman benih sumber. Pada musim tanam 20102011 seluruh lahan kerjasama digunakan untuk menanam padi inbrida.
Selain swakelola dan kerjasama dalam, untuk memenuhi target produksi, PT. SHS melakukan kerjasama luar dengan kelompok tani atau gapoktan, seperti di
Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Indramayu. PT. SHS membeli gabah hasil panen dari kelompok tani tersebut,
73 dimana benih sumbernya berasal dari PT. SHS. Setiap musimnya kontrak
kerjasama luar dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan PT. SHS.
Tabel 20. Pembagian Areal Lahan PT. SHS Cabang Khusus Sukamandi Musim
Tanam 20102011
Areal Swakelola Ha
Kerjasama Ha
Jumlah Ha I. Areal Kebun
1. Padi Inbrida
- Inpari 1
199,60 113,03
312,63 -
Situbagendit - 190,03
190,03 -
Ciherang 335,79 1.658,90
1.994,69 -
Inpago 3 SHS 128,29
- 128,29
- Cigeulis -
20,20 20,20
- Inpara 3
- 46,54
46,54 -
Inpari 13 39,77
- 39,77
- Mekongga -
46,99 46,99
- IR64 -
207,46 207,46
Sub Jumlah 703,45
2.283,15 2.986,60
2. Padi Hibrida
- SL-8SHS 5,97
- 5,97
- Perb. Restorer
1,13 -
1,13
Sub Jumlah 7,10
- 7.10
Jumlah Areal Kebun 710,55 2.283,15 2.993,70
II. Areal Lain-lain
1. Benih
Sumber 110,61 - 110,61 2.
Penelitian 13,97 -
13,97 3.
TBS 3,00 -
3,00
Jumlah Areal Lain-lain 156,95
- 156,95
Jumlah Areal PT. SHS 867,50
2.283,15 3.150,65
Sumber: PT. Sang Hyang Seri, 2011
74 Kemitraan yang berlangsung antara PT. SHS dengan petani mitra
merupakan kemitraan inti plasma. Sebagai perusahaan inti, PT. SHS menyediakan lahan sewa untuk digarap oleh petani, memberikan bantuan modal biaya panen,
pinjaman sarana produksi dan benih sumber, serta memberikan pembinaan dan pendampingan bagi petani mitra. Sedangkan para petani berhak mengelola lahan
yang disediakan oleh PT. SHS dan berkewajiban untuk menyerahkan hasil panennya kepada PT. SHS sesuai kebutuhan dan permintaan PT. SHS. Pada
awalnya, sewa lahan dilakukan dengan membayar uang sewa setiap musimnya. Namun kemudian sejak tahun 2003, sistem pembayaran tersebut berubah menjadi
sistem bagi hasil karena banyaknya kejanggalan seperti penarikan biaya sewa oleh oknum diluar petugas. Bagi hasil yang dibebankan kepada petani sebesar 1.200 kg
per hektar dan diambil ketika panen.
6.2 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan