Perumusan Masalah Evaluasi Kemitraan dan Analisis Pendapatan Usahatani Penangkaran Benih Padi Bersertifikat (Kasus Kemitraan: PT. Sang Hyang Seri Regional Manajer I Sukamandi, Kabupaten Subang)

6 Dalam memproduksi benih padi bersertifikat, PT. SHS bermitra dengan para petani penangkar yang berada di daerah sekitar. Program kemitraan ini tentunya sangat diharapkan oleh petani untuk memberikan manfaat yang lebih dibandingkan dengan melakukan penangkaran sendiri. Untuk itu perlu dikaji mengenai pelaksanaan kemitraan, tingkat kepuasan petani mitra serta tingkat pendapatan petani mitra, agar diketahui apakah pelaksanaan kemitraan antara PT. SHS dengan petani mitra telah sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan dan memberikan keuntungan lebih bila dibandingkan dengan tidak melakukan kemitraan.

1.2 Perumusan Masalah

PT. SHS melakukan program kemitraan penangkaran benih padi dengan petani sekitar untuk memenuhi kebutuhan produksi benih padinya. Selain kemitraan, dalam memproduksi benih padi bersertifikat PT. SHS melakukan sistem swakelola, dimana perusahaan mengelola lahan sendiri untuk menghasilkan benih padi. Terdapat dua bentuk kemitraan antara petani dengan PT. SHS, yaitu Kemitraan Kerjasama Dalam dan Kemitraan Kerjasama Luar. Kerjasama Dalam merupakan kemitraan dengan sistem inti plasma dimana PT. SHS menyewakan lahan kepada petani di sekitar wilayah PT. SHS dengan sistem bagi hasil dan petani diwajibkan untuk melakukan budidaya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan Kerjasama Luar merupakan sistem kemitraan yang terjalin antara PT. SHS dengan Kelompok Tani atau Gapoktan di luar daerah PT. SHS dimana PT. SHS membeli hasil panen Poktan atau Gapoktan tersebut. Kontrak kerjasama luar terjalin ketika produksi PT. SHS tidak memenuhi target. Produksi benih padi PT. SHS terdiri dari produksi benih inbrida dan benih hibrida. Kelas benih inbrida yang dihasilkan oleh PT. SHS dengan sistem Kemitraan baik Kerjasama Dalam maupun Kerjasama Luar adalah kelas Benih Sebar BR. Produksi benih inbrida PT. SHS selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 5. 7 Tabel 5. Produksi Benih Padi Inbrida PT. Sang Hyang Seri Tahun 2007-2010 Kegiatan Tahun 2007 2008 2009 2010 INBRIDA 1. Kerjasama Dalam ‐ Luas Panen ha ‐ Produksi GKP kg ‐ Produktivitas kgha 4.817,32 14.302.384 2.968,95 5.438,89 20.393.803 3.749,63 4.304,32 15.021.988 3.489,98 2.971,90 7.341.130 2.470,18 2. Swakelola ‐ Luas Panen ha ‐ ProduksiGKP kg ‐ Produktivitas kgha 1.462,32 5.619.845 3.843,10 1.673,92 6.609.710 3.948,64 1.107,33 3.850.594 3.477,37 845,85 3.709.735 4.385,81 3. Kerjasama Luar ‐ Luas Panen ha ‐ Produksi GKP kg ‐ Produktivitas kgha 110,57 81.396 736,15 - - - - - - - - - Sumber: PT. Sang Hyang Seri, 2011 Penurunan luas lahan panen serta produksi benih padi pada tahun 2010 disebabkan adanya serangan hama wereng. Selama dua musim tanam, yaitu musim tanam 20092010 dan musim tanam 2010, banyak petani mitra yang tidak dapat melakukan panen, karena tanaman padinya yang rusak. PT. SHS sebagai perusahaan inti memberikan keringanan dengan tidak menarik sewa lahan dalam bentuk bagi hasil pada dua musim tanam tersebut. Petani dapat membayar bagi hasil pada musim tanam 20102011 secara bertahap. Disinilah peranan perusahaan inti sebagai perusahaan mitra yang membantu petani mitra. Walaupun pada peraturan tidak tertulis disepakati bahwa risiko budidaya ditanggung oleh petani mitra, namun apabila kegagalan panen disebabkan oleh iklim, cuaca, ataupun serangan hama, maka risiko ditanggung bersama. Kegagalan panen yang dialami petani pada musim tanam 20092010 menyebabkan turunnya jumlah petani penangkar benih mitra pada musim tanam 2010 dari 1482 petani menjadi 1184 petani. Namun pada musim tanam selanjutnya, yaitu musim tanam 20102011 jumlah petani mitra kembali meningkat menjadi 1490 petani mitra. Jumlah petani penangkar benih padi mitra dapat dilihat pada Tabel 6. 8 Tabel 6. Luas Lahan Kerjasama dan Jumlah Penangkar Benih Padi Mitra Per Musim Tanam No Musim Tanam Luas Lahan ha Jumlah Petani Orang 1 20082009 2240,87 1470 2 2009 2275,76 1491 3 20092010 2274,60 1482 4 2010 1832,42 1184 5 20102011 2283,15 1490 Sumber: PT. Sang Hyang Seri, 2011 Dengan adanya kemitraan, petani penangkar benih berharap mendapatkan manfaat seperti adanya jaminan pasar, mendapatkan harga jual benih yang lebih tinggi sehingga pendapatan mereka meningkat dan mendapatkan tambahan ilmu serta teknologi yang efisien dari perusahaan tersebut. Sebelum menjalin kemitraan dengan dengan PT. SHS, sebagian besar petani merupakan buruh tani yang bekerja untuk orang lain. PT. SHS menawarkan kerjasama dengan menyediakan lahan dengan sistem bagi hasil. Selain itu, sebelumnya para petani ini tidak pernah melakukan usahatani penangkaran benih padi. Pelaksanaan kemitraan ini secara tidak langsung juga membantu dalam peningkatan jumlah petani penangkar benih padi bersertifikat. Walaupun demikian, masih terdapat banyak masalah di dalam pelaksanaan kemitraan, karena masih terdapat banyak penyimpangan dalam menjalankan peraturan yang telah disepakati kedua belah pihak. Penyimpangan dari pihak petani terkait dengan kedisiplinan petani dalam mematuhi peraturan, seperti penjualan hasil panen dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tidak dipatuhi oleh petani. Sedangkan penyimpangan dari pihak PT. SHS terutama terkait dengan pembayaran hasil panen yang tidak tepat waktu, serta penyimpangan- penyimpangan lainnya yang mempengaruhi kepuasan petani terhadap jalannya kemitraan. Evaluasi kemitraan dapat dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan kemitraan antara PT. SHS dengan petani mitra telah berjalan, sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi selama pelaksanaan kemitraan. Dengan mengetahui permasalahannya, maka diharapkan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kinerja kemitraan. Selain 9 mengevaluasi pelaksanaan kemitraan berdasarkan peraturan yang telah disepakati, kesuksesan dari pelaksanaan kemitraan dapat dicapai dengan mengetahui tingkat kepuasan petani terhadap jalannya kemitraan. Kemitraan dianggap sukses apabila petani mitra merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PT. SHS sebagai perusahaan inti serta masing-masing pihak telah menjalankan perannya masing- masing sesuai dengan peraturan. Peningkatan pendapatan juga menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan pelaksanaan kemitraan. Karena dengan adanya kemitraan, petani mengharapkan beberapa manfaat, salah satunya adalah adanya peningkatan dalam pendapatan. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1 Bagaimanakah pelaksanaan kemitraan antara PT. Sang Hyang Seri dengan petani penangkar benih padi mitra? 2 Bagaimanakan tingkat kepuasan petani penangkar benih padi mitra terhadap jalannya kemitraan selama ini? 3 Bagaimanakah tingkat pendapatan petani penangkar benih padi yang melakukan kemitraaan dengan PT Sang Hyang Seri bila dibandingkan dengan petani penangkar benih padi non mitra?

1.3 Tujuan Penelitian