Morfologi Bio Ekologi Owa Jawa 1. Klasifikasi dan Taksonomi Owa Jawa

7 Tabel 1. Kategori tingkat umur pada kelompok Owa Jawa Kategori kelas umur Keterangan Jantan dewasa Adult male Betina dewasa Adult female Berumur 9-33 tahun, ukuran badan besar, warna rambut abu-abu pucat, warna muka hitam dan terdapat rambut putih pada muka. Bunyi suara pendek dan keras, sering berada pada lingkaran terluar dari kelompoknya. Kelenjar susu terlihat. Bunyi suara panjang dan monoton, sering terlihat menggendong bayi atau dekat dengan individu anak ketika belum masuk kedalam masa sapih. Jantan remaja Sub-adult male Betina remaja Sub-adult female Beumur 4-9 tahun, ukuran badan sedang, warna rambut abu-abu, terdapat rambut hitam berbentuk segitiga di atas kepala. Scrotum mulai terlihat berwarna hitam dan sering memisahkan diri atau menjaga jarak dengan kelompoknya. Kelenjar susu masih kecil, bunyi suara rendah dan sering berada dalam kelompoknya. Anak Juvenil Berumur 2-4 tahun, ukuran badan kecil, dapat berjalan sendiri, warna rambut abu-abu keputihan Bayi Infant Berumur 0-2 tahun, sering dalam gendongan induk betinanya dan warna rambut putih kekuning- kuningan Sumber : Kappler 1981 Owa Jawa memiliki gigi seri kecil dan sedikit ke depan, sehingga memudahkan untuk menggigit dan memotong makanan. Gigi taring panjang dan berbentuk seperti pedang yang berfungsi untuk mengigit dan mengupas makanan. Gigi geraham atas dan bawah untuk mengunyah makanan Napier Napier 1967.

2.1.3. Habitat dan Penyebaran

Owa Jawa dapat ditemukan pada beberapa habitat mulai dari garis pantai sampai dengan ketinggian 1.400 –1.600 m dpl Supriatna Wahyono 2000. Jenis ini jarang ditemukan di hutan berketinggian lebih dari 1.500 mdpl karena umumnya vegetasi dan jenis tumbuhan pada daerah setinggi ini bukan merupakan sumber pakan Owa Jawa. Selain itu banyaknya lumut yang menutupi pepohonan di pegunungan menyulitkan pergerakan brakiasi Owa Jawa. Selain itu suhu pada ketinggian di atas 1.500 m dpl lebih rendah dibandingkan suhu di bawahnya sehingga tidak sesuai bagi Owa Jawa Rowe 1996 8 Owa Jawa merupakan genus Hylobates yang membutuhkan pepohonan besar dengan tajuk rapat dan memiliki percabangan yang tumbuh horizontal untuk membantu mereka dalam berpindah. Jenis ini juga merupakan satwa yang benar- benar hidup arboreal sehingga membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan Kappeler 1984. Penyebaran Owa Jawa hanya terdapat di separuh Pulau Jawa ke arah barat. Wilayah sebaran Owa Jawa di Jawa Barat meliputi TN Gunung Gede Pangrango, TN Gunung Halimun-Salak, TN Ujung Kulon, TN Gunung Ciremai, CA Gunung Simpang, CA Leuweung Sancang, Hutan Lindung HL Gunung Papandayan, HL Gunung Wayang, HL Gunung Jayanti, dan HL Gunung Porang. Di Jawa Tengah, Owa Jawa dapat ditemukan di HL Gunung Slamet, HL Gunung Prahu dan HL Pegunungan Dieng Supriatna Wahyono 2000. Gambar 3. Peta penyebaran Owa Jawa Hylobates moloch Nijman 2001 Supriatna dan Wahyono 2000 membedakan Owa Jawa menjadi dua subspesies, yaitu H. Moloch moloch yang memilki warna rambut lebih gelap, dan H. moloch pangoalsoni dengan rambut berwarna lebih terang. Pola penyebaran H. moloch moloch memiliki daerah sebaran di wilayah Jawa Barat sedangkan H. Moloch pangoalsoni di Jawa Tengah. Di Taman Nasional Ujung Kulon Owa Jawa bisa ditemukan didaerah Curug Cikacang dan Cikanolong Rinaldi 1999. Daerah lain dari wilayah Gunung Honje yang bisa ditemukan owa adalah Cipunaga, Cihonje, Cinimbung, Cilimus, Cibiuk dan Ermokla Atmoko et al. 2008