39
hari. Ketinggian tempat dan jarak terdekat dari aktivitas manusia dilakukan pada awal pengamatan.
4.3.3. Komponen Biotik Lingkungan Kandang
Komponen biotik di sekitar kandang Owa Jawa yang diukur dan diamati meliputi struktur dan komposisi vegetasi serta jenis vegetasi pakan. Data tersebut
dikumpulkan melalui pendataan langsung jenis-jenis dan jumlah tanaman yang berada di dalam dan diluar kandang. Pengambilan data vegetasi tersebut
didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi vegetasi akan mempengaruhi komponen fisik disekitar kandang serta berpengaruh terhadap perilaku Owa Jawa.
Selain jenis vegetasi pakan, struktur dan komposisi vegetasi, juga dilakukan pengamatan terhadap strata tajuk untuk mengetahui kontinuitas kanopi
pohon. Hal ini dikarenakan menurut Kappeler 1984, Owa Jawa di alam membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan. Kanopi yang
berdekatan dan bersambung kontinyu merupakan bagian dari pohon strata B –C.
Pohon-pohon pada strata B memiliki tinggi antara 20 –30 m dan pada stara C
memiliki tinggi antara 4 –20 m Soerianegara Indrawan 2005.
4.3.4. Pengkayaan Lingkungan
Berbagai informasi bentuk pengkayaan lingkungan dikumpulkan melalui metode observasi langsung dilapangan. Pengukuran ukuran kandang, jenis bahan
kandang, fasilitas di dalam kandang pohon, tali temali sebagai media untuk bergelantunganbrakhiasi, sarang tidur, mainan, jenis pakan, jadwal pemberian
pakan, cara pemberian pakan, jumlah dan kualitas pakan, percobaan perangkat auditory untuk merangsang vokalisasi dikandang dilakukan untuk melihat respon
dan tingkah laku kelompok yang telah ada dengan adanya vokalisasi tersebut.
4.3.5. Perilaku, Pakan dan Kelompok Sosial Aktivitas dan Perilaku Owa Jawa
Pengamatan aktivitas harian atau perilaku Owa Jawa di dalam kandang maupun di habitat alaminya dilakukan menggunakan metode time budget.
Pengamatan dilakukan setiap hari mengikuti pola aktivitas Owa Jawa yang diurnal, yaitu pada saat Owa Jawa beraktivitas pada pagi hari pukul 05.30-18.30,
pengamatan pada tiap individu di kandang dilakukan dengan menggunakan
40
metode focal animal sampling dan scan sampling untuk kelompok, untuk kelompok Owa Jawa di TNGGP dilakukan dengan metode adh-libitum sampling
Martin dan Bateson 1993, sedangkan untuk melihat presentase perilaku makro dan mikro tertentu terhadap perilaku lainnya dilakukan dengan metode one zero
sampling. Berbagai aktivitas dan perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya
diamati secara menyeluruh, perilaku dibagi dan dibatasi berdasarkan runtunan akitivitas yang meliputi :
a. Makan ingestive, yaitu aktivitas yang dimulai ketika satwa mulai melihat
makananminuman, memilih, mengambil, membawa, memasukkan makanan kedalam mulut, menggigit, mengunyah dan menelannya sampai ketika satwa
berhenti makanminum. Aktivitas ini didefinisikan sebagai satu perilaku utuh. Dalam aktivitas makan ini pun dicatat jenis pakan alami dan buatan yang di
makan serta diukur nilai kandungan gizinya.
b. Berpindahbergerak locomotion, yaitu pergerakan satwa dari satu tempat ke
tempat lain, meliputi :
i Berjalanberlari, yaitu posisi tubuh dengan cara berdiri diatas dua kaki
bipedal dilanjutkan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri atau sebaliknya.Berlari dan berjalan merupakan aktivitas yang sama namun
berbeda dalam hal kecepatan.
ii Melompat, dilakukan dengan pijakantolakan awal yang diikuti dengan
lompatan
iii Memanjatmenuruni batang atau sarang, dilakukan dengan cara
memegang batangdahan dengan kedua tangan kemudian bergerak kearah vertikal
iv Berayunbergantung brakhiasi, dilakukan dengan menggunakan
keempat kakinya, yang dimulai dengan tangan kanan atau kiri secara bergantian dari satu batangdahan pohon yang satu ke batangdahan yang
lainnya. Dalam kondisi berada dikandang dapat juga terjadi dari satu tali ke tali berikutnya
c. Istirahat, yaitu aktivitas diam yang meliputi duduk dan tidur. Posisi duduk
dilakukan dengan menempelkan bagian belakang bawah tubuhnya pantat