Penilaian Kesiapan Pelepasliaran Studi Perilaku dan Pakan Owa Jawa (Hylobates moloch) Di Pusat Studi Satwa Primata IPB dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango : Penyiapan Pelepasliaran
90
kemampuan perilaku ini dalam kehidupan Owa Jawa, dimana seperti diketahui aktivitas dan perilaku makan merupakan perilaku dengan persentase terbesar
diantara perilaku lainnya. 2.
Kemampuan melakukan aktivitas sosial terutama mengeluarkan suara, kemampuan untuk berinteraksi melalui aktivitas bersuara dalam kelompok
maupun antar kelompok sangat penting sebagai bagian untuk memperetat ikatan dalam kelompok atau menghindarkan konflik diantara kelompok yang
berbeda dan menandakan adanya faktor bahaya. Sebagai mana yang telah dilakukan oleh JGC dalam pelepasliaran mereka mensyaratkan individu telah
mampu melakukan vokalisasi sebelum diputuskan untuk siap dilepasliarkan. 3.
Kemampuan bergerak dari satu pohon ke pohon yang lain atau dari satu bentuk pengkayaan yang menstimulasi individu Owa Jawa untuk selalu berada diatas
lebih bersifat arboreal dan meminimalisir pergerakan dipermukaan tanah. 4.
Kemampuan menunjukan aktivitas seksual kopulasi sebelum dilepasliarkan, hal ini berkaitan dengan post released monitoring terhadap sepuluh individu
yang dilepaskan pada tahun 1996 hingga 2002, yaitu tiga individu dipindahkan dari lokasi pelepasliaran, tiga individu mati, dan empat individu berpisah.
Ravasi 2004 dan Cheyne 2004 menyatakan bahwa ikatan pasangan yang kuat merupakan syarat utama bagi Owa yang dilepaskan. Oleh karena itu,
harus dipastikan pasangan yang akan menjalani uji coba pelepasan harus dapat melakukan kopulasi..
Berdasakan keempat kriteria tersebut maka peneliti mencoba memberikan penilaian sederhana terhadap kesiapan pelepasliaran kelompok Owa Jawa yang
berada di PSSP. Kemampuan mengidentifikasi, memperoleh pakan sudah dapat ditunjukan dengan mengambil pakan diluar pakan yang diberikan, selama
pengamatan sering terlihat aktivitas pemanfaatan tumbuhan sekitar kandang sebagai salah satu jenis pakan yang dapat dikonsumsi, namun untuk proses
pengolahan pakan masih sangat bergantung pada keepers. Kemampuan berpasangan dan melakukan kopulasi telah ditunjukan secara baik oleh induk serta
berhasil membesarkan keturunannya. Sedangkan aktivitas bersuara belum mampu ditunjukan oleh hampir seluruh individu dalam kelompok, hanya individu anak
yang mengeluarkan suara selama penelitian berlangsung. Dalam hal aktivitas
91
bergerak dan berpindah, kelompok Owa Jawa telah mampu melakukan seluruh cara pergerakan, namun perlu dibuat suatu metode untuk meminimalkan perilaku
bipedal yang sering terlihat dilakukan oleh OJ dan JLO. Secara umum kelompok Owa Jawa di PSSP hanya mampu menunjukan
aktivitas seksual, namun dalam hal aktivitas dan perilaku makan serta bersuara belum menunjukan kesamaan yang signifikan dengan di alam. Selain itu jenis
pakan pada kelompok Owa Jawa di PSSP masih berupa jenis pakan komersil yang sangat berbeda dengan pakan yang terdapat di alam. Berdasarkan penilaian
terhadap aspek-aspek tersebut maka kesiapan pelepasliaran individu atau kelompok yang terdapat di PSSP masih cukup jauh sehingga membutuhkan
berbagai tindakan manajeman yang lain.