Pengkayaan Struktural Pengkayaan Lingkungan Enrichment

15 of Health 1985 membangun sebuah standarisasi terkait aspek perkandangan satwa primata dalam bentuk regulasi dan pedoman yaitu Animale Welfare Act 1985. Dalam perencanaan perkandangan terdapat beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan yaitu :1 kandang harus dibuat sedemikian rupa dengan maksud untuk mendukung kenyamanan psikologis bagi satwa yang ada didalamnya; 2 kandang dibuat sesuai dengan ukuran satwa, perilaku sehingga satwa dapat tumbuh dengan normal dan kandang harus mampu mencegah adanya kemungkinan timbulnya penyakit; 3 kandang harus dilengkapi dengan sarana salinitas yang baik; 4 kandang dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan peneliti dan perawat satwa untuk mengelola satwa; 5 kandang dibuat berdasarkan standar baku yang telah direkomendasikan oleh Animal Welfare Act 1985. Jenis kandang sangat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu : jenis satwa, jumlah individu, umur satwa, tujuan penelitian, keselamatan kerja pekerja, faktor keselamatan dan kesejahteraan satwa, kondisi iklim setempat, adapun terminologi yang umum digunakan dalam mengidentifikasi jenis kandang dapat dilihat pada Tabel 2. Table 2. Terminologi penentu dalam mengidentifikasi jenis kandang Basis Jenis kandang Tipe kandang Satu jantansatu bentina Kandang individu Satu jantanbanyak betina Kandang harem Banyak jantanbanyak betina Kandang kelompok Lokasi kandang Indoor Kandang individuharemkelompok Outdoor Kandang korallapanganpulau kecil Indooroutdoor Kandang rumput Sumber : Bayne 1989; Bielitzki et al. 1990 Ukuran kandang individual ketika satwa dipisahkan dalam koloni atau dikenai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3. Ukuran kandang individual yang direkomendasikan untuk satwa primata Berat badan Luas alas minimal Tinggi minimal 1 kg 0,15 m 2 50,8 cm 1 kg – 3 kg 0,28 m 2 76,2 cm 3 kg – 15 kg 0,40 m 2 76,2 cm 15 kg – 25 kg 0,74 m 2 91,4 cm 25 kg 2,33 m 2 213,4 cm Sumber : National Institute of Health 1985 16 Ukuran kandang housing luar dibuat menyerupai habitat aslinya, berbagai bentuk pengkayaan seperti penyediaan pohon-pohon dan tali temali di dalam kandang untuk satwa arboreal, lantai tanah atau koral untuk satwa terestrial dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan kenyamanan pada individu di dalam kandang. Pada Owa Jawa dapat dibuat kandang terbuka dengan tinggi minimum 4,5 m, disarankan 3m terakhir dari dinding atau pagar harus memungkinkan untuk tidak mungkin dipanjat, pagar atau dinding harus diperluas setidaknya 50cm di bawah tanah, fitur kandang ukuran: 30m x 7m. Gambar 4. Contoh bentuk design kandang luar housing Owa Jawa di kebun binatang

2.2.2. Pengkayaan Objek

Perkandangan luar housing memerlukan fitur lainnya dalam bentuk objek yang memungkinkan satwa untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya serta memungkinkan satwa terhindar dari rasa bosan. Fitur tambahan seperti sarana memanjat, bermain dan fitur lainnya dibuat agar satwa berperilaku secara normal. Penambahan fitur dibuat sedemikian rupa agar satwa dapat mengekspresikan berbagai aktivitasnya dengan tetap mengedepankan faktor keamanan satwa dan pekerja. Selain itu fitur tambahan berupa kompartemen yang berfungsi sebagai pemisah diperlukan pula sebagai sebuah cara untuk mengurangi Kemiringan Penghubung Pintu Perencanaan Pohon Compartment Akses masuk keeper Area Pelayanan Kandang Malam Kandang Perlakuan 17 kemungkinan agresi atau traumatik akibat agresi oleh individu lain. Penyediaan barang-barang seperti tongkat, bola, mainan plastik diketahui mampu mengurangi stres, timbulnya agresi dan traumatik pada satwa dalam kandang. Fitur tambahan dapat dibuat sealami mungkin atau dengan modifikasi yang benar-benar tidak ditemui ketika satwa berada diluar habitat alaminya. Penyediaan fitur alami seperti kayu atau pohon-pohonan dalam kandang luar memungkinkan satwa untuk bereksplorasi dengan fitur tersebut. Fitur buatan yang bersifat artifisial dibuat dengan maksud menciptakan kesenangan pada satwa sehingga satwa terhindar dari rasa bosan, sebagai contoh adanya fitur seperti box kecil yang dimodifikasi sebagai tempat pakan memberikan manfaat dalam hal terciptanya kondisi satwa yang tetap mampu melakukan aktivitas mencari makan foraging, selain itu penggunaan feeding puzzle atau mekanisme pemberian hadiah berupa makanan merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindarkan satwa dari kebosanan Bloom Cook 1989 2.3. Persiapan Pelepasliaran Terancamnya kelestarian Owa Jawa Hylobates moloch menyebabkan satwa endemik tersebut memerlukan upaya konservasi yang bermanfaat bagi peningkatan jumlah populasinya di alam. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melepasliarkan Owa Jawa yang telah melalui proses rehabilitasi ke habitat alaminya. Menurut Cyne 2004 rehabilitasi tidak dapat menggantikan proses pembelajaran seperti di alam, namun melalui rehabilitasi Owa Jawa dapat belajar berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di alam. Baker 2002 menyatakan bahwa terdapat dua strategi pelepasan satwa liar ke habitat alaminya reintroduksi yaitu soft release dan hard release. Strategi soft release atau uji coba pelepasan yang dilakukan dengan menempatkan satwa pada atau berdekatan dengan titik pelepasan dan memberikan post monitoring support sebagai slah satu upaya mendukung aklimatisasi satwa. Strategi hard-release dilakukan dengan menempatkan satwa di titik pelapasan tanpa disertai dengan post monitoring support. Chebey 2004 menyatakan bahwa terdapat tiga kriteria keberhasilan rehabilitasi dan pelepasan Owa Jawa. Kriteria pertama yaitu satwa dapat hidup di habitat alami yang diindikasikan dengan kemampuan mencari dan menemukan