38
Objek penelitian  ini terdiri dari satu keluarga Owa Jawa 5 individu Owa Jawa yang terdiri atas satu pasang induk dewasa serta tiga anak.
Tabel 8.    Nama, jenis kelamin dan umur Owa Jawa di Pusat Studi Satwa Primata PSSP
No. Nama
Jenis kelamin Umur
1. Ari Induk
Jantan ± 15 tahun
2. Mimis induk
Betina ± 15 tahun
3. OJ anak ke-1
Jantan 6 tahun
4. JLO anak ke-2
Betina 5 tahun
5. OLA anak ke-3
Betina -
6. OO anak ke-4
Jantan 1,5 tahun
4.3.    Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.  Istilah data primer digunakan untuk data yang diperoleh secara langsung di lapangan dan
berkaitan  langsung  dalam  menunjang  pencapaian tujuan  dari  penelitian.  Data  ini berupa data enrichment serta perilaku Owa Jawa dikandang dan habitat alaminya.
Data sekunder digunakan untuk data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan publikasi yang terkait dengan penelitian ini melalui studi literatur.
4.3.1.   Studi literatur
Studi  literatur  dilakukan  untuk  mendapatkan  data  sekunder  yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh tediri atas:  sejarah
Owa Jawa yang berada di Pusat Studi Satwa Primata PSSP, penelitian-penelitian lainnya terkait mengenai bio-ekologi Owa Jawa pada umumnya dan perilaku pada
khususnya baik penelitian di berbagai habitat alaminya insitu maupun penelitian di  luar  habitat  alaminya  eksitu,  hal  ini  dimaksudkan  sebagai  bahan  komparasi
semua hal menyangkut bio-ekologi dan perilaku diantara kedua habitat tersebut.
4.3.2.   Kondisi Fisik Lingkungan Kandang
Data  komponen  fisik  disekitar  kandang  Owa  Jawa  terdiri  dari  aspek pengandangan  bahan,  jenis,  bentuk,  ukuran  dan  penempatan  kandang  serta
fasilitas  pendukungnya,  ketinggian  tempat  elevasi,  suhu  dan  kelembaban lingkungan di kandang dan sekitarnya pada pagi, siang dan malam hari dan jarak
terdekat dari aktivitas manusia. Pengumpulan data suhu lingkungan ini dilakukan secara  berulang  selama  penelitian  dengan  ulangan  pada  pagi,  siang  dan  malam
39
hari.  Ketinggian tempat dan  jarak terdekat dari aktivitas  manusia dilakukan pada awal pengamatan.
4.3.3.   Komponen Biotik Lingkungan Kandang
Komponen  biotik  di  sekitar  kandang  Owa  Jawa  yang  diukur  dan  diamati meliputi struktur dan komposisi vegetasi  serta jenis vegetasi pakan. Data tersebut
dikumpulkan  melalui  pendataan  langsung  jenis-jenis  dan  jumlah  tanaman  yang berada  di  dalam  dan  diluar  kandang.  Pengambilan  data  vegetasi  tersebut
didasarkan  atas  pertimbangan  bahwa  kondisi  vegetasi  akan  mempengaruhi komponen fisik disekitar kandang serta berpengaruh terhadap perilaku Owa Jawa.
Selain  jenis  vegetasi  pakan,  struktur  dan  komposisi  vegetasi,  juga dilakukan pengamatan terhadap strata tajuk untuk mengetahui kontinuitas kanopi
pohon.    Hal  ini  dikarenakan  menurut  Kappeler  1984,  Owa  Jawa  di  alam membutuhkan  hutan  dengan  kanopi  antar  pohon  yang  berdekatan.  Kanopi  yang
berdekatan dan bersambung kontinyu merupakan bagian dari pohon strata B –C.
Pohon-pohon  pada  strata  B  memiliki  tinggi  antara  20 –30  m  dan  pada  stara  C
memiliki tinggi antara 4 –20 m Soerianegara  Indrawan 2005.
4.3.4.   Pengkayaan Lingkungan
Berbagai  informasi  bentuk  pengkayaan  lingkungan  dikumpulkan  melalui metode observasi langsung dilapangan. Pengukuran ukuran kandang, jenis bahan
kandang,  fasilitas  di  dalam  kandang  pohon,  tali  temali  sebagai  media  untuk bergelantunganbrakhiasi,  sarang  tidur,  mainan,  jenis  pakan,  jadwal  pemberian
pakan,  cara  pemberian  pakan,  jumlah  dan  kualitas  pakan,  percobaan  perangkat auditory untuk merangsang vokalisasi dikandang dilakukan untuk melihat respon
dan tingkah laku kelompok yang telah ada dengan adanya vokalisasi tersebut.
4.3.5.   Perilaku, Pakan dan Kelompok Sosial Aktivitas dan Perilaku Owa Jawa
Pengamatan  aktivitas  harian  atau  perilaku  Owa  Jawa  di  dalam  kandang maupun  di  habitat  alaminya  dilakukan  menggunakan  metode  time  budget.
Pengamatan  dilakukan  setiap  hari  mengikuti  pola  aktivitas  Owa  Jawa  yang diurnal, yaitu pada saat Owa Jawa beraktivitas pada pagi hari pukul 05.30-18.30,
pengamatan  pada  tiap  individu  di  kandang  dilakukan  dengan  menggunakan