Status Konservasi Bio Ekologi Owa Jawa 1. Klasifikasi dan Taksonomi Owa Jawa

14 Konvensi CITES metetapkan Owa Jawa dalam daftar Appendiks I. Hal ini berarti bahwa jenis ini termasuk yang terancam punah sehingga perdagangan internasional untuk tujuan komersil tidak diperbolehkan.

2.2. Pengkayaan Lingkungan Enrichment

Pengayaan lingkungan merupakan metode untuk memberikan kondisi dan perlakuan tertentu yang sesuai dengan hidup alaminya. Proses pengayaan lingkungan bermaksud untuk menghindari satwa dari ancaman stres, kebosanan, kegelisahan dan perilaku menyimpang maupun meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Beberapa jenis enrichment untuk satwa meliputi pengkayaan struktural, untuk memperbaiki susunan lingkungan kandang. Misalnya, pemberian kandang yang cukup luas supaya satwa dapat melakukan gerakan alami seperti lari atau terbang, dan tempat untuk berteduh. Pengkayaan obyek, dan obyek itu termasuk sesuatu yang dapat digunakan supaya mengurangi kebosanan dan menghindari perkembangan perilaku menyimpang. Kenyataannya, tidak dapat dilupakan bahwa satwa merasa bosan dan membutuhkan kegiatan yang merangsangnya melakukan perilaku alami, penambahan objek seperti penyediaan fitur tambahan untuk sarana memanjat, bermain dan fitur lainnya dibuat agar satwa berperilaku secara normal. Pengkayaan sosial, yaitu, mensosialisasikan satwa dengan sejenisnya atau tidak, hal ini dikarenakan tidak semua jenis satwa hidup berkelompok. Pengkayaan pakan, pemberian pakan bergizi yang bervariasi dan cukup yang disesuaikan dengan kondisi di alam, dengan cara-cara berbeda yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup satwa.

2.2.1. Pengkayaan Struktural

Pada awal tahun 1960an, ukuran dan design kandang menjadi sesuatu yang amat penting, percobaan mengenai hal tersebut pertama kali dicobakan pada spesies Macaca. Rekomendasi penggunaan bahan stainless-steel merupakan hasil nyata dari percobaan ini. Kebanyakan fasilitas penelitian primata dalam hal perkandangannya dibangun atas kekhasan jenis primata yang dikelolanya. Pusat Primata California dan Oregon membuat suatu perkandangan luar University of California1979 dengan lantai berupa koral Alexander et al. 1969. Pada perkembangan selanjutnya sebuah badan yang dikenal sebagai National Institute 15 of Health 1985 membangun sebuah standarisasi terkait aspek perkandangan satwa primata dalam bentuk regulasi dan pedoman yaitu Animale Welfare Act 1985. Dalam perencanaan perkandangan terdapat beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan yaitu :1 kandang harus dibuat sedemikian rupa dengan maksud untuk mendukung kenyamanan psikologis bagi satwa yang ada didalamnya; 2 kandang dibuat sesuai dengan ukuran satwa, perilaku sehingga satwa dapat tumbuh dengan normal dan kandang harus mampu mencegah adanya kemungkinan timbulnya penyakit; 3 kandang harus dilengkapi dengan sarana salinitas yang baik; 4 kandang dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan peneliti dan perawat satwa untuk mengelola satwa; 5 kandang dibuat berdasarkan standar baku yang telah direkomendasikan oleh Animal Welfare Act 1985. Jenis kandang sangat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu : jenis satwa, jumlah individu, umur satwa, tujuan penelitian, keselamatan kerja pekerja, faktor keselamatan dan kesejahteraan satwa, kondisi iklim setempat, adapun terminologi yang umum digunakan dalam mengidentifikasi jenis kandang dapat dilihat pada Tabel 2. Table 2. Terminologi penentu dalam mengidentifikasi jenis kandang Basis Jenis kandang Tipe kandang Satu jantansatu bentina Kandang individu Satu jantanbanyak betina Kandang harem Banyak jantanbanyak betina Kandang kelompok Lokasi kandang Indoor Kandang individuharemkelompok Outdoor Kandang korallapanganpulau kecil Indooroutdoor Kandang rumput Sumber : Bayne 1989; Bielitzki et al. 1990 Ukuran kandang individual ketika satwa dipisahkan dalam koloni atau dikenai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3. Ukuran kandang individual yang direkomendasikan untuk satwa primata Berat badan Luas alas minimal Tinggi minimal 1 kg 0,15 m 2 50,8 cm 1 kg – 3 kg 0,28 m 2 76,2 cm 3 kg – 15 kg 0,40 m 2 76,2 cm 15 kg – 25 kg 0,74 m 2 91,4 cm 25 kg 2,33 m 2 213,4 cm Sumber : National Institute of Health 1985