Habitat dan Penyebaran Bio Ekologi Owa Jawa 1. Klasifikasi dan Taksonomi Owa Jawa

8 Owa Jawa merupakan genus Hylobates yang membutuhkan pepohonan besar dengan tajuk rapat dan memiliki percabangan yang tumbuh horizontal untuk membantu mereka dalam berpindah. Jenis ini juga merupakan satwa yang benar- benar hidup arboreal sehingga membutuhkan hutan dengan kanopi antar pohon yang berdekatan Kappeler 1984. Penyebaran Owa Jawa hanya terdapat di separuh Pulau Jawa ke arah barat. Wilayah sebaran Owa Jawa di Jawa Barat meliputi TN Gunung Gede Pangrango, TN Gunung Halimun-Salak, TN Ujung Kulon, TN Gunung Ciremai, CA Gunung Simpang, CA Leuweung Sancang, Hutan Lindung HL Gunung Papandayan, HL Gunung Wayang, HL Gunung Jayanti, dan HL Gunung Porang. Di Jawa Tengah, Owa Jawa dapat ditemukan di HL Gunung Slamet, HL Gunung Prahu dan HL Pegunungan Dieng Supriatna Wahyono 2000. Gambar 3. Peta penyebaran Owa Jawa Hylobates moloch Nijman 2001 Supriatna dan Wahyono 2000 membedakan Owa Jawa menjadi dua subspesies, yaitu H. Moloch moloch yang memilki warna rambut lebih gelap, dan H. moloch pangoalsoni dengan rambut berwarna lebih terang. Pola penyebaran H. moloch moloch memiliki daerah sebaran di wilayah Jawa Barat sedangkan H. Moloch pangoalsoni di Jawa Tengah. Di Taman Nasional Ujung Kulon Owa Jawa bisa ditemukan didaerah Curug Cikacang dan Cikanolong Rinaldi 1999. Daerah lain dari wilayah Gunung Honje yang bisa ditemukan owa adalah Cipunaga, Cihonje, Cinimbung, Cilimus, Cibiuk dan Ermokla Atmoko et al. 2008 9

2.1.4. Aktivitas Harian dan Perilaku Aktivitas dan Perilaku Berpindah

Pada saat melakukan aktivitas harian, Owa Jawa lebih bersifat arboreal dan jarang turun ke tanah. Pergerakan dari pohon ke pohon dilakukan dengan cara bergelayutan atau brankiasi. Pohon yang tinggi dapat digunakan untuk bergelayutan, berpindah tempat, tidur, menelisik grooming antara jantan dan betina atau antara induk betina dan anaknya serta mencari makan Supriatna Wahyono 2000. Aktivitas dan Perilaku Makan Aktivitas Owa Jawa dalam mencari makan dilakukan pada pagi hari dan setelah istirahat di siang hari sampai menjelang sore hari. Owa Jawa merupakan satwa frugivora yang memakan buah-buahan masak, kaya akan gula dan banyak mengandung air. Menurut Kappeler 1984, persentase jenis pakan yang dikonsumsi oleh Owa Jawa terdiri dari 61 buah, 38 daun dan 1 bunga. Karena bersifat monogami dan teritorial, maka Owa Jawa selalu bergerak bersama dengan kelompoknya dalam mencari makan dan dipimpin oleh betina dewasa Sinaga, 2003. Jantan dewasa memiliki intensitas untuk melakukan aktivitas makan yang lebih rendah dibandingkan betina, hal ini berkaitan dengan peranan jantan untuk mempertahankan kelompok dari serangan predator Campbell et al. 2007. Menurut Kappeler 1981, saat melakukan aktivitas makan, Owa Jawa akan berdiam pada satu tempat dengan berbagai posisi seperti duduk, bergantung dan berdiri dengan satu atau dua tungkainya bebas untuk mengambil makanan. Ditambahkan oleh Chivers 1980, posisi tubuh saat beraktivitas dipengaruhi oleh faktor jenis pakan yang sedang dikonsumsi. Posisi bergantung dipilih Owa Jawa saat sedang mengkonsumsi buah-buahan, sedangkan duduk dilakukan saat sedang mengkonsumsi dedaunan. Terdapat beberapa faktor yang menentukan perilaku makan Owa Jawa, antara lain adalah teknik makan, tempat dan ketinggian, komposisi pakan, bagian yang dimakan, variasi pakan, jumlah pakan serta pola pergerakan Bismark, 1984. 10 Aktivitas dan Perilaku Sosial Menurut McDonald 1993 bahwa perilaku sosial pada Owa Jawa meliputi aktivitas vokalisasi bersuara, grooming menelisik dan bermain. Aktivitas dan Perilaku Bersuara Aktivitas Owa Jawa diawali dengan bersuara disertai pergerakan akrobatik sebelum mencari pakan Rinaldi 1999. Pada pagi hari, Owa Jawa akan mengeluarkan suara berupa lengkingan nyaring yang disebut morning call, dengan durasi antara 10 –30 menit. Suara Owa Jawa dapat diidentifikasi hingga radius 500 –1.500 m. Suara yang dapat diidentifikasi adalah suara betina untuk menandai teritorinya, suara jantan ketika bertemu dengan kelompok lainnya, suara antar individu ketika terjadi konflik, dan suara anggota keluarga ketika melihat bahaya Geissman et al. 2005. Perilaku bersuara pada Owa Jawa memiliki karakter khusus yang membedakan dengan family Hylobatidae lain, yaitu individu berperan lebih besar dalam penjagaan daerah jelajah. Hal tersebut ditunjukkan melalui alokasi penggunaan waktu bersuara Owa Jawa betina yang lebih besar dibandingkan jantan. Aktivitas dan Perilaku Grooming Menelisik Menurut Alexander 1974; Freeland 1976, beberapa sebab terjadinya grooming dalam kelompok primata adalah memelihara individu satwa dari gangguan parasit dan kotoran, selain itu pun aktivitas grooming ditunjukan untuk memelihara ketertarikan sosial antar individu dalam kelompok. Aktivitas ini umumnya meningkat disaat periode istirahat berlangsung. Aktivitas dan Perilaku Bermain Aktivitas dan perilaku bermain merupakan bagian dari upaya menghilangkan perasaan bosan oleh individu satwa dan mempererat ikatan sosial diantara individu dalam kelompok. Pada kelompok Hylobates lar di TN. Khao Yai, Thailand, aktivitas bermain mempunyai proporsi waktu 29 dari total waktu aktivitas sosial dan dilakukan oleh individu anak dan remaja Bartlett 2003. Pada kelompok hutan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, aktivitas bermain mempunyai proporsi waktu 15,09 dan berkutuan 16,98 Ladjar 1996.