Data Evaluasi Data Kualitas Pembelajaran Model Problem Based Learning

Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh bahwa hasil rata-rata nilai akhir untuk semua kelompok adalah 82,4 yang berari telah memenuhi ketuntasan klasikal karena semua siswa atau 100 siswa memeperoleh nilai sama dengan atau lebih dari ketuntasan minimal klasikal KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 dari total nilai 100.

4.1.1.3.2 Hasil Tes Formatif

Tes formatif digunakan peneliti sebagai alat ukur untuk mengetahui pemahaman siswa atas pembelajaran yang telah berlangsung. Tes formatif dikerjakan siswa secara individu di setiap akhir pembelajaran. Tes formatif dilaksanakan dua kali, yaitu berupa tes berpikir kreatif dan tes pemecahan masalah. Bentuk soal berupa soal uraian dengan jumlah masing-masing tes 4 soal. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan masing-masing tes adalah 60 menit. Penilaian berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat oleh guru. Hasil pengerjaan tes formatif dapat dilihat dari analisis hasil belajar siswa. Hasil belajar kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa telah mencapai ketuntasan secara klasikal maupun individual. Proporsi ketuntasan hasil tes berpikir kreatif matematis siswa mencapai 84,4, sedangkan tes pemecahan masalah matematika siswa mencapai 86,2.

4.1.2 Analisis Hasil Belajar Siswa

Analisis data hasil belajar siswa meliputi uji ketuntasan hasil belajar kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila tuntas secara individual maupun klasikal. Dalam penelitian ini, nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah 70. Sementara secara klasikal yaitu persentase siswa yang mencapai ketuntasan individu minimal 75. Uji ketuntasan klasikal pada kedua hasil belajar tersebut dilakukan pengujian menggunakan uji proporsi satu pihak. Sedangkan uji ketuntasan secara individual dilakukan pengujian menggunakan uji t satu pihak.

4.1.2.1 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kreatif

Uji ketuntasan secara individual digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa mencapai ketuntasan individual atau tidak. Uji ketuntasan belajar secara individual menggunakan uji t satu pihak, yaitu pihak kanan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut. rata-rata hasil tes berpikir kreatif matematis siswa belum mencapai ketuntasan individual. rata-rata hasil tes berpikir kreatif matematis siswa telah mencapai ketuntasan individual Kriteria yang digunakan yaitu ditolak apabila dengan , . Hasil analisis uji ketuntasan hasil belajar berpikir kreatif secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil Uji Ketuntasan Individual Hasil Belajar Berpikir Kreatif Kelas Rata- rata ̅ Standar deviasi KKM Kriteria VIII G 70 ditolak Berdasarka hasil perhitungan diperoleh dan . Karena maka ditolak, artinya rata-rata hasil tes berpikir kreatif matematis siswa telah mencapai ketuntasan individual. Sedangkan untuk mengetahui apakah hasil tes berpikir kreatif matematis telah mencapai ketuntasan secara klasikal atau tidak, maka dilakukan uji proporsi satu pihak yaitu pihak kanan. Dalam penelitian ini, belajar dikatakan tuntas secara klasikal jika 75 hasil tes berpikir kreatif matematis siswa mencapai nilai 70. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut. proporsi ketuntasan hasil tes berpikir kreatif matematis siswa 75 atau belum mencapai ketuntasan secara klasikal. proporsi ketuntasan hasil tes berpikir kreatif matematis siswa atau telah mencapai ketuntasan secara klasikal. Kriteria yang digunakan yaitu ditolak apabila dengan , . Hasil analisis uji ketuntasan hasil belajar berpikir kreatif secara klasikal dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut. Tabel 4.15 Hasil Uji Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Berpikir Kreatif Kelas ∑ N Persentase Ketuntasan Kriteria VIII G 27 84,4 ditolak Berdasarka hasil perhitungan diperoleh dan . Karena maka ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa proporsi ketuntasan hasil tes berpikir kreatif matematis siswa telah mencapai ketuntasan secara