Perolehan  nilai  tes  formatif  dan  kerja  kelompok  pada  pembelajaran  setting Problem  Based  Leraning  menunjukkan  bahwa  85,3  siswa  untuk  tes  formatif  dan
100 siswa untuk kerja kelompok telah memenuhi KKM yang telah ditetapkan, yaitu nilai  70  dari  totl  niali  100.  Dengan  demikian,  evaluasi  hasil  pembelajaran  setting
Problem Based Leraning sudah terlaksana dengan baik.
4.2.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Perhitungan  uji  proporsi  menunjukkan  bahwa  skor  kemampuan  berpikir kreatif  matematis  siswa  mencapai  KKM  sesuai  yang  ditetapkan  di  SMP  Negeri  5
Semarang ketuntasan individual adalah 70, dengan rata-rata nilai  75,625.  Sementara kriteria  ketuntasan  klasikal  yaitu  persentase  siswa  yang  mencapai  ketuntasan
individual  minimal  75.  Hal  ini  terlihat  dari  rata-rata  nilai  siswa  kelas  penelitian mencapai 84,38.
Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  kemampuan  berpikir  kreatif  matematis siswa  cukup  tinggi.  Hal  itu  terlihat  dari  hasil  tes  kemampuan  berpikir  kreatif  yang
telah  mencapai  ketuntasan  belajar.  Kemampuan  siswa  hampir  merata  pada  setiap aspek  kemampuan  berpikir  kreatif  matematis.  Siswa  cenderung  lebih  mampu  dalam
menjawab  soal  aspek  kelancaran  fluency  dan  masih  kurang  dalam  menjawab  soal aspek  keaslian  originality.  Sedangkan  kemampuan  siswa  dalam  menjawab  soal
aspek keluwesan flexibility dan kerincian elaboration relatif sama. Siswa mampu menjawab  soal  secara  tepat  dan  lancar,  serta  cenderung  mampu  menjawab  masalah
melalui beragam cara penyelesaian dan merinci jawaban secara detail, namun masih kurang dalam mengembangkan ide baru dalam menjawab soal.
4.2.3 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Maslah Matematika Siswa
Perhitungan  uji  proporsi  menunjukkan  bahwa  skor  kemampuan  pemecahan masalah matematika siswa mencapai KKM sesuai yang ditetapkan di SMP Negeri 5
Semarang  ketuntasan  individual  adalah  70,  dengan  rata-rata  nilai  77,39.  Sementara kriteria  ketuntasan  klasikal  yaitu  persentase  siswa  yang  mencapai  ketuntasan
individual  minimal  75.  Hal  ini  terlihat  dari  rata-rata  nilai  siswa  kelompok eksperimen mencapai 86,21.
Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  kemampuan  pemecahan  masalah matematika siswa cukup tinggi. Hal itu terlihat dari hasil tes kemampuan pemecahan
masalah  yang  telah  mencapai  ketuntasan  belajar.  Siswa  mampu  menyelesaikan masalah sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah, antara lain:
1. Siswa mampu memahami masalah dengan baik. Hal ini terlihat pada kemampuan
siswa  dalam  mengidentifikasi  unsur-unsur  yang  diketahui  dan  yang  ditanyakan, serta mampu membuat model matematika.
2. Siswa  cenderung  mampu  merencanakan  penyelesaian  masalah.  Hal  ini  terlihat
pada kemampuan siswa dalam menerapkan strategi pemecahan masalah. 3.
Siswa  cenderung  mampu  melaksanakan  rencana  penyelesaian.  Hal  ini  terlihat pada  kemampuan  siswa  dalam  melaksanakan  perhitungan  sesuai  apa  yang
direncanakan.  Namun  beberapa  siswa  masih  kurang  teliti  dalam  melaksanakan perhitungan.
4. Siswa  cenderung  mampu  melihat  kembali  jawaban.  Hal  ini  terlihat  pada
kemampuan siswa yang mampu mengecek kembali jawaban yang telah diperoleh.
4.2.4 Hubungan  antara  Hasil  Tes  Kemampuan  Berpikir  Kreatif  Matematis
dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kemampuan berpikir kreatif matematis  dan kemampuan pemecahan masalah matematika  saling  berhubungan  satu  sama  lain.  Dari  hasil  penelitian,  koefisien
korelasi  antara  kemampuan  berpikir  kreatif  matematis  dan  kemampuan  pemecahan masalah  matematika  adalah  0,624.  Hal  ini  berarti  bahwa  kedua  variabel  memiliki
hubungan  korelasi  yang  erat.  Menurut  Dwijanto  2007,  dalam  menyelesaikan masalah matematika memerlukan kemampuan berpikir kreatif dan sebaliknya dalam
menyelesaikan  tes  kemampuan  berpikir  kreatif  matematis  tidak  luput  dari kemampuan  pemecahan  masalah  matematika.  Siswa  dalam  menyelesaikan  masalah
matematika  memerlukan  kemampuan  kelancaran  dalam  menjawab,  kemampuan mencari  berbagai  alternatif  cara  penyelesaian,  kemampuan  dalam  mengembangkan
ide  baru,  dan  kemampuan  merinci  jawaban.  Semua  itu  adalah  aspek-aspek kemampuan  berpikir  kreatif  matematis.  Demikian  pula  dalam  menyelesaikan  tes
kemampuan  berpikir  kreatif,  siswa  memerlukan  kemampuan  untuk  memahami masalah,  merencanakan  penyelesaian  yang  tepat,  melaksanakan  perhitungan,  dan
menyimpulkan sesuai dengan hasil perhitungan.
4.2.5 Hasil  Analisis  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematika  Ditinjau
dari Kemampuan Berpikir Kreatif
Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok TKBK Atas  lebih  baik  dari  pada  kelompok  TKBK  Tengah  dan  TKBK  Bawah.  Sedangkan
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok TKBK Tengah