Bagian Awal Bagian Isi

13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang Rifa’i Anni, 2012. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan presepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar memegang peranan penting dalam proses psikologis. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan tingkah laku. Menurut Gagne sebagaimana dikutip oleh Dahar 1996 mengklasifikasikan lima kemampuan dalam belajar, antara lain: keterampilan intelektual, strategi-strategi kognitif, informasi verbal, sikap-sikap, dan keterampilan motorik. Menurut Dimayati Mudjiono, sebagaimana dikutip oleh Purnomo 2015, beberapa prinsip belajar yaitu 1 perhatian dan motivasi, 2 keaktifan, 3 keterlibatan langsung atau berpengalaman, 4 pengulangan, 5 tantangan, 6 balikan dan penguatan, 7 perbedaan individual.

2.1.2 Teori Belajar

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Teori belajar yang dapat dijadikan sebagai teori pendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.1.2.1 Teori Belajar Piaget

Piaget merupakan salah satu tokoh teori belajar kognitif yang mengajukan empat konsep pokok dalam menjelaskan perkembangan kognitif. Keempat konsep tersebut adalah skemata, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium. Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i Anni 2012, dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara subjek belajar. Menurut Piaget, anak memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia di sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi anak secara aktif membangun tampilan dalam otak anak tentang lingkungan hayati. Selain itu perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa berinteraksi dengan objekorang dan siswa selalu mencoba untuk membentuk pengertian dari interaksi tersebut.