Kualitas Pembelajaran Landasan Teori

2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

2.1.5.1 Hakikat Pemecahan Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap saat kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang seringkali perlu segera diselesaikan. Menurut Suherman et al. 2003 suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk meneyelesaikannya. Dengan belum adanya cara penyelesaian masalah, kita termotivasi dan tertantang untuk memecahkan persoalan tersebut. Polya 1973 mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Sementara itu, Sumarmo 2008 mengartikan pemecahan masalah sebagai kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan atau menciptakan atau menguji kebenaran. Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan intelektual yang menurut Gagne et al. dalam Wena, 2012 lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks dari tipe keterampilan intelektual lainnya. Gagne sebagaimana dikutip oleh Agustina et al. 2014 berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan masalah tidak sekadar sebagai bentuk kemampuan yang menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai, namun pemecahan masalah merupakan proses untuk mendapatkan sejumlah aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Effendi 2012 menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan jantungnya matematika. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah dikemukakan oleh Barca sebagaimana dikutip oleh Effendi 2012, antara lain: 1. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika; 2. Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur, dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika; 3. Penyelesaian masalah merupakan dasar dalam belajar matematika.

2.1.5.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Cara memecahkan masalah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya Dewey, Kirkley, dan Polya. Menurut Dewey sebagaimana dikutip oleh Sujono 1988 terdapat lima langkah utama dalam pemecahan masalah, sebagai berikut: 1. Mengetahui bahwa ada masalah, yaitu merasakan adanya suatu kesukaran, dan menyadari adanya rasa putus asa dan keraguan. 2. Mengenali masalah, yaitu mengklasifikasi dan mendefinisikan karakteristik situasi termasuk pemberian tanda pada tujuan yang dicari. 3. Menggunakan pengalaman yang lalu untuk menyelesaikan masalah, yaitu menggunakan informasi yang relevan, penyelesaian soal yang telah ada, atau gagasan untuk merumuskan hipotesis dan proporsi pemecahan masalah. 4. Menguji hipotesis atas kemungkinan-kemungkinan penyelesaian secara berturut-turut dan bila perlu masalahnya dapat dirumuskan kembali. 5. Mengevaluasi penyelesaian dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti- bukti yang ada. Hal ini meliputi mempersatukan penyelesaian yang bener dengan pengertian yang telah ada dan menerapkannya pada contoh lain dari masalah yang sama. Dari tahap pemecahan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum mengidentifikasi masalah, siswa harus menyadari bahwa terdapat masalah yang harus ditemukan penyelesaiannya. Selanjutnya siswa menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk menyelesaiakan masalah yang dihadapi. Kemudian menggunakan berbagai solusi penyelesaian masalah. Dan akhirnya mengevaluasi dan menyimpulkan hasil dari pemecahan masalah tersebut. Sedangkan menurut Kirkley 2003 terdapat lima tahap pemecahan masalah, atara lain: 1. Mengidentifikasi masalah identify the problem. 2. Mendefinisikan masalah melalui proses berpikir dan memilah informasi yang relevan define the problem through thinking about it and sorting out the relevant information. 3. Mengeksplorasi jawaban dengan melihat berbagai alternatif jawaban dan melihat dari berbagai sudut pandang explore solutions through looking at alternatives, brainstorming, and checking out different points of view. 4. Mengaktualisasi berbagai startegi penyelesaian masalah act on the strategies. 5. Melihat kembali dan mengevaluasi hasil penyelesaian masalah look back and evaluate the effects of your activity. Tahap pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Kirkley tidak berbeda jauh dengan pendapat Dewey. Hanya saja pada tahap pemecahan masalah Kirkley, siswa tidak harus menyadari adanya masalah sebelum mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Selain hal itu, langkah-langkah pemecahan masalahnya hampir sama. Sedangkan menurut Polya 1973, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: 1. Memahami masalah understand the problem. 2. Membuat rencana penyelesaian devise a plan.