menyelesaikan  masalah  bahkan  terkadang  perlu  menggambarkan  terlebih  dahulu
solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. 2.1.3
Pembelajaran Matematika
Dimiyati  Mudjiono 2002, menyebutkan pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan  oleh  guru  untuk  membelajarkan  siswa  dalam  belajar  bagaimana
belajar  memperoleh  dan  memproses  pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap.  Dengan demikian  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  pendidikan  dalam  lingkup
persekolahan atau proses sosialisasi siswa dengan sekolah, seperti guru, sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa. Menurut Bruner sebagaimana dikutip oleh
Rifa’i Anni  2012,  pembelajaran  harus  mampu  mendorong  siswa  untuk  mempelajari  apa
yang  dimiliki.  Siswa  belajar  melalui  keterlibatan  aktif  terhadap  konsep  dan  prinsip- prinsip,  sedangkan  guru  mendorong  siswa  agar  memiliki  pengalaman  dan
melaksanakan  eksperimen  yang  memungkinkan  siswa  menemukan  prinsip-prinsip untuk dirinya sendiri.
BSNP  2006,  merumuskan  lima  tujuan  umum  pembelajaran  matematika adalah: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan  konsep  dan  algoritma,  secara  luwes,  akurat,  dan  efisien,  dan  tepat dalam  pemecahan  masalah;  2  menggunakan  penalaran  pada  pola  dan  sifat,
melakukan  manipulasi  matematika  dalam  membuat  generalisasi,  menyusun  bukti, atau  menjelaskan  gagasan  dan  pernyataan  matematika;  3  memecahkan  masalah
yang  meliputi  kemampuan  memahami  masalah,  merancang  model  matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4 mengomunikasikan
gagasan dengan simbol,  tabel,  diagram,  atau media lain untuk  memperjelas keadaan atau masalah; 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memacahkan masalah.
2.1.4 Kualitas Pembelajaran
Kualitas  pembelajaran  merupakan  ukuran  menunjukkan  seberapa  tinggi kualitas  interaksi  guru  dengan  siswa  dalam  proses  pembelajaran  dalam  rangka
pencapaian tujuan tertentu. Untuk mengukur kualitas pembelajaran, Danielson 2013 membagi 4 domain, yaitu 1 planning and preparation perencanaan dan persiapan;
2  classroom  environment  lingkungan  kelas;  3  instruction  petunjuk;  dan  4 professional  responsibility  tanggung  jawab  profesional.  Dalam  penelitian  ini,
peneliti  ingin  mengetahui  kualitas  pembelajaran  dalam  setting  problem  learning dengan  meringkas  4  domain  tersebut  menjadi  3  tahap,  yaitu  1  tahap  perencanaan
planning  and  preparation;  2  tahap  pengajaran  classroom  environment  dan instruction;  dan  3  tahap  evaluasi  professional  responsibility.  Berikut  akan
dijelaskan domain meurut Danielson. Tabel 2.1 Domain untuk Mengukur Kualitas Pembelajaran
Domain Deskripsi
Indikator Kegiatan
Guru Planing
and Preparation
Guru  merencanakan  dan mempersiapkan  pelajaran,
mencari  hubungan  dengan berbagai  macam  disiplin
ilmu dan pengetahuan yang sebelumnya dimiliki siswa.
1. Guru  membuat
perencanaan pembelajaran.
2. Guru  merancang
proses pembelajaran.
Merancang Silabus,
RPP, Lembar
Masalah, dan
Menghasilkan pembelajaran  yang  jelas
dan sesuai
dengan kurikulum.
Menyusun kegiatan  belajar  yang  baik
secara berurutan
dan mendorong  siswa  untuk
berpikir, menyelesaikan
masalah, bertanya,
dan mempertahankan
dugaan dan opini. Guru merancang
penilaian  formatif  untuk memantau pembelajaran.
3. Guru  merancang
proses  penilaian hasil belajar.
penilaian.
Classroom Environment
Guru mengatur ruang kelas sehingga
semua siswa
dapat belajar
dengan nyaman.  Memaksimalkan
waktu  pembelajaran  dan menumbuhkan
interaksi antar siswa.
1. Pengkondisian
lingkungan belajar.
2. Pengelolaan
proses pembelajaran.
3. Pengelolaan
perilaku siswa. Melaksanak
an  kegiatan pembelajar
an
sesuai rencana.
Instruction
Guru  melibatkan  semua siswa
dalam proses
pembelajaran.Guru memberikan
penjelasan dengan
jelas dan
memfasilitasi  siswa  untuk menemukan
pengetahuan sesuai
dengan tujuan
pembelajaran. 1.
Komunikasi dengan siswa.
2. Pertanyaan
dan teknik diskusi.
3. Melibatkan  siswa
dalam belajar. 4.
Penilaian hasil
belajar.
Professional Responsibilities
Guru profesional
yang memiliki  tanggung  jawab
akan menunjukkannya
dengan  tes  atau  evaluasi untuk
mengukur pengetahuan siswa.
Guru  merefleksikan pembelajaran  siswa
dengan cara
mengevaluasi hasil
belajar siswa. Memberik
an tes
akhir
2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.1.5.1 Hakikat Pemecahan Masalah
Dalam  kehidupan  sehari-hari,  setiap  saat  kita  dihadapkan  dengan  berbagai masalah  yang  seringkali  perlu  segera  diselesaikan.  Menurut  Suherman  et  al.  2003
suatu  masalah  biasanya  memuat  suatu  situasi  yang  mendorong  seseorang  untuk menyelesaikannya akan  tetapi  tidak tahu secara langsung apa  yang harus  dikerjakan
untuk  meneyelesaikannya.  Dengan  belum  adanya  cara  penyelesaian  masalah,  kita termotivasi dan tertantang untuk memecahkan persoalan tersebut.
Polya  1973  mengartikan  pemecahan  masalah  sebagai  suatu  usaha  mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera
dapat  dicapai.  Sementara  itu,  Sumarmo  2008  mengartikan  pemecahan  masalah sebagai  kegiatan  menyelesaikan  soal  cerita,  menyelesaikan  soal  yang  tidak  rutin,
mengaplikasikan  matematika  dalam  kehidupan  sehari-hari  atau  keadaan  lain,  dan membuktikan atau menciptakan atau menguji kebenaran.
Pemecahan  masalah  merupakan  salah  satu  keterampilan  intelektual  yang menurut Gagne et al. dalam Wena, 2012 lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks
dari tipe keterampilan intelektual lainnya. Gagne sebagaimana dikutip oleh Agustina et  al.  2014  berpendapat  bahwa  pemecahan  masalah  adalah  suatu  proses  untuk
menemukan  kombinasi  dari  sejumlah  aturan  yang  dapat  diterapkan  dalam  upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan masalah tidak sekadar sebagai bentuk kemampuan
yang  menerapkan  aturan-aturan  yang  telah  dikuasai,  namun  pemecahan  masalah merupakan proses untuk mendapatkan sejumlah aturan pada tingkat yang lebih tinggi.