3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah penutur bahasa Batak Toba yang ikut
berpartisipasi dalam acara marhata pada situasi tutur marhusip, marpudunsaut, dan marunjuk. Penulis sendiri, sebagai penutur asli bahasa yang diteliti, ikut
sebagai subjek yang dapat menghasilkan data dan informasi yang berkenaan dengannya.
Lokasi penelitian ini adalah di daerah Medan dan Pematangsiantar. Pemilihan kedua lokasi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa ada perbedaan
acara marhata dalam upacara adat perkawinan Batak Toba di kedua daerah tersebut dengan daerah lainnya seperti di daerah Tapanuli Utara, misalnya di
Samosir, Balige, dan Toba
3.3 Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan adalah data percakapan berdasarkan institusi institutional kind yang berbeda dengan data percakapan sehari-hari casual
conversation yaitu data bahasa tutur percakapan pada acara marhata upacara adat pesta perkawinan Batak Toba.
Data percakapan ini merupakan data yang muncul secara alamiah, yang menurut Sacks dalam Schegloff, 2007 disebut naturally occurring data. Hal ini
senada dengan yang dikatakan Heritage 1988 bahwa kajian analisis percakapan memerlukan data yang muncul secara alamiah. Dalam marhata para penutur yang
terlibat di dalamnya baik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki menyampaikan ujaran-ujaran secara alamiah.
Universitas Sumatera Utara
Data penelitian ini adalah bentuk percakapan yang direkam dan ditranskripsikan. Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan oleh Hutchby dan
Woffitt 1994 yang menyatakan bahwa data dalam analisis percakapan adalah interaksi yang direkam dan yang ditranskripsikan. Data yang ditranskripsikan
adalah data akhir acara perkawinan pada saat marhata. Data penelitian ini adalah satuan-satuan percakapan yang dipilah-pilah lagi oleh peneliti dan menjadi fokus
pada penelitian ini adalah 1 topik percakapan dan 2 struktur percakapan gilir bicara dan pasangan berdekatan.
Data penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu data lapangan data primer dan data dari sumber pustaka data sekunder. Sumber pustaka digunakan
untuk melengkapi data lapangan dan juga sebagai bahan perbandingan dengan bahasa tutur di daerah lain.
Sumber data lapangan penelitian yang menjadi data primer adalah daerah Medan dan Pematangsiantar. Data penelitian adalah acara marhata dalam upacara
adat pra-nikah dan nikah penuh adat perkawinan Batak Toba yaitu pada acara marhusip, marpudun saut, dan marunjukpaulak unemaningkir tangga. Data
acara marhusip yang direkam setelah acara makan adalah percakapan yang telah ada negosiasi awal dari kedua belah pihak yang diadakan di rumah pihak
pengantin perempuan, marpudunsaut diadakan di gedung di pihak pengantin perempuan juga di Medan. Sedangkan acara marunjuk dilaksanakan di tempat
pihak pengantin laki-laki yaitu di sopo godang Pematangsiantar.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 3.1 Sumber Data Marhata Upacara Adat Perkawinan Batak Toba
. Kemudian data sumber pustaka sebagai data sekunder diambil dari
beberapa sumber sebagai berikut : 1. Acara marhata perkawinan Batak Toba yang lokasinya di Parratusan Sigumpar,
Kecamatan Silaen, dan Huta Nasumandar, Desa Sinaga Uruk, Kecamatan Onan Runggu, Samosir dalam bentuk hasil penelitian oleh Pardede T, Bertha.
1981 dengan judul Bahasa Tutur Parhataan dalam Upacara Adat Batak Toba. 2. Masisean Di Ulaon Adat Batak Toba oleh Pardede. R.A. Lumongga. 2010,
3. Adat Batak oleh Patik, Raja. 1964, 4. Jambar Hata Dongan Tu Ulaon Adat oleh Sihombing, T.M. 1997.
5. Deskripsi Wacana Adat Perkawinan Dalam Masyarakat Batak Toba oleh Sibarani, Robert. 2000.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data