interpretasi  percakapan  yang  urutan  interaksinya  teratur  Hutchby  dan  Wooffitt, 2008:12.
2.1.2 Etnography of Speaking
Istilah etnography of speaking awalnya diperkenalkan oleh seorang pakar antropologi dan sekaligus pakar linguistik Amerika, Dell Hymes dalam Gladwin,
T.  dan  Sturtevant,  W.,1982;  juga  dalam  Fishman,  J.,  1968.  Istilah  itu  kemudian diubah  oleh  penulisnya  menjadi  etnography  of  communication,  karena  istilah  ini
dianggap lebih tepat. Menurut Hymes para pakar ilmu sosial memisahkan diri dari isi  tutur,  dan  pola  penggunaan  tutur  1974:126.  Etnografi  komunikasi  akan
mengisi  kesenjangan  itu  dengan  menambahkan  hal  lain  pertuturan  atau komunikasi  terhadap  topik-topik  garapan  bidang  antropologi  bagi  pemerian
etnografis,  dan  mengembangkan  kajian  linguistik.  Linguistik  yang  lebih  lengkap akan dikaitkan bagaimana penutur menggunakan struktur tersebut.
Tradisi  etnografi  komunikasi  yang  dikembangkan  oleh  Hymes  1972 menggunakan  pendekatan  linguistik  konteks  budaya  yang    antara  lain  melihat
tutur sebagai bagian dari interaksi sosial 1987:.4,  memusatkan perhatian kepada alat-alat  penutur  tutur  means  of  speaker  yang  mencakup  informasi  mengenai
khasanah bahasa lokal, keseluruhan dari berbagai varietas, dialek, dan gaya yang dipakai dalam komunitas. Menurut Gumperz 1982, pakar etnografi komunikasi
harus  menyadari  sepenuhnya,  bahwa  banyak  penggunaan  bahasa  sebagaimana halnya  tatabahasa,  adalah  “rule  governed”  mengandung  kaidah.  Di  dalam
memilah-milah  kaidah  itu  tidak  boleh  memisahkan  bahasa  dari  kebudayaan,
Universitas Sumatera Utara
melainkan  melihat  peristiwa  tutur  sebagai  satuan-satuan  terikat,  yang menggambarkan  miniatur  sistem  sosial  di  mana  norma  dan  nilai  value
merupakan variabel-variabel bebas yang terpisah dari bahasa. Menurut Hymes 1974 kemampuan berkomunikasi mencakup bagaimana
seseorang melibatkan diri dalam percakapan sehari-hari maupun dalam peristiwa tutur  lainnya.    Peristiwa  tutur  mengacu  kepada  aktivitas  yang  dilakukan  dengan
menggunakan kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Bentuk bahasa yang digunakan dipengaruhi  oleh  faktor  situasional,  misalnya,  siapa  yang  berbicara,  bagaimana
bentuk bahasanya, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa.
2.1.3 Sosiolinguistik Interaksional