kalimat  pertanyaan  yaitu  kalimat  tanya  berekor  yang  fungsinya  untuk  bertanya. Kalimat tanya berekor adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan menambahkan
ekor kalimat di akir kalimat berita. Jenis kalimat tanya ini mirip dengan kalimat jenis  kalimat  question  tag  dalam  bahasa  Inggeris.  Untuk  membentuk  kalimat
tanya  berekor  ini,  BBT  menambahkan  ekor  kalimat  dang  i „bukan‟  di  akhir
kalimat  seperti  ditemukan  dalam  pengenalan  topik  percakapan  yang  kedelapan „ndang apala sude  jolma on sijouonta, dang i?
4.1.1.2 Temuan Pengenalan Topik Situasi Tutur Marhusip
Berdasarkan  analisis  isi  topik-topik  marhata  situasi  tutur  marhusip, ditemukan  jenis-jenis  topik  marhata,  bentuk  pengenalan  topik  marhata,  serta
fungsi kalimat dalam pengenalan topik-topik tersebut seperti dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Rekapitulasi  Pengenalan Topik
Marhata Situasi Tutur Marhusip
No Topik Marhata
Jenis Topik Pengenalan Topik
Fungsi Kalimat
Sedang Berjalan
Akan Berjalan
JBPP JBPL
PK
P1  P2  P1  P2  P1  P2
1
manise
√ -
- √  -  -  -
-
Tawaran
2
sipasahatonsinamot
- √
√  -  -  -  - -
Suruhan
3
sipatupaon di martumpol
- √
√  -  -  -  - -
Suruhan
4
rencana martumpol
- √
√  -  -  -  - -
Suruhan
5
marsibuha-buhai
- √
√  -  -  -  - -
Saran
6
panggoraan sirambemanis
- √
- -
√  -  - -
Suruhan
7
pinggan panganon
- √
- -
- √  -
-
Pertanyaan
8
jolma sijouon
- √
- -
- -
- √
Pertanyaan Jumlah
1 7
4 1
1 1
1
12 88
50  12,5  12,5  12,5 12,5
Jumlah
5 62,5 2 25
1 12,5
Universitas Sumatera Utara
Dilihat  dari  kegiatannya  berdasarkan  tabel  4.3  tersebut  ditemukan  bahwa pengenalan kedelapan topik tersebut dikategorikan kepada topik dengan kegiatan
yang sedang  berjalansedang berlangsung 12 dan topik dengan kegiatan yang akan  berjalanakan  berlangsung  88.  Situasi  tutur  marhusip  adalah  acara
pematangan  rencana  menjadi  konsep  ke  jenjang  marpudunsaut.  Materi  yang dibicarakan  dalam  acara  mahusip  adalah  ancang-ancang  menjadi  konsep  ke
jenjang  acara  marpudunsaut  sehingga  topik  yang  dibicarakan  adalah  lebih dominan  pada  topik  yang  akan  berlangsung  pada  situasi  berikutnya  yaitu  situasi
tutur marpudunsaut. JBPP  adalah  penutur  yang  paling  dominan  mengenalkan  topik-topik
marhata  62,5  dengan  bentuk  kalimat  perintah  50  dan  kalimat  pertanyaan 12,5.  Kemudian  diikuti  oleh  JBPL  dengan  jumlah  25  dengan  bentuk
kalimat perintah dan pertanyaan. PK dari pihak perempuan juga ikut mengenalkan topik marhata dalam bentuk kalimat pertanyaan namun jumlahnya adalah paling
sedikit  12,5  .  Situasi  tutur  marhusip  diadakan  di  daerah  pihak  perempuan, sehingga  keadaaan  ini  mempengaruhi  peranan  partisipan  JBPP  dalam
mengenalkan  topik  marhata.  Pengenalan  topik  marhata  yang  baru  dominan diprakarsai  oleh  JBPP  yang  direalisasikan  dalam  bentuk  kalimat  perintah  50
dan pertanyaan 12.5. Kalimat perintah tersebut berfungsi untuk menyuruh dan memberi saran, namun fungsinya lebih dominan pada suruhan. Kemudian bentuk
kalimat  pertanyaan  P2  berfungsi  sebagai  tawaran  kepada  PK  pihak  perempuan untuk  manise
„bertanya‟  kepada  pihak  laki-laki.  Realisasi  pengenalan  topik marhata dengan bentuk kalimat perintah adalah lebih dominan 62,5 dari pada
Universitas Sumatera Utara
bentuk  kalimat  pertanyaan  37,5.  JBPP  adalah  juru  bicara  yang  memiliki kekuasaan power untuk mengontrol topik-topik  yang  akan dibicarakan.  Bentuk
kalimat  perintah  adalah  bentuk  yang  lazim  yang  direalisasikan  oleh  JBPP  sebab JBPP  adalah  hula-hula  atau  raja  bagi  pihak  pengantin  laki-laki  yang  harus
dihormati  dan  permintaannya  harus  dikabulkan  semampu  pihak  laki-laki  dan perintahnya harus dilaksanakan.
4.1.2  Deskripsi Pengenalan Topik Situasi Tutur Marpudunsaut