ate.8 JBPP
Alai huulakkon hami jo ate songo
panandaion
i. 9 JBPP
Jadi didok rohakku tu
ingot-ingot
ma hita ate. 10
JBPP Paulak Une
Tingkir Tangga
11
Penutup JBPP
Raja nami raja Bolon, jadi hamuma manutup punguan ta on marhite tangiang. Pinasahat ma tu hula-hula nami
4.1.2.1 Analisis Pengenalan Topik Situasi Tutur Marpudunsaut
Analisis pengenalan topik situasi tutur marpudunsaut dilakukan dengan cara yang sama dengan analisis pengenalan topik situasi tutur marhusip yaitu
analisis berdasarkan isi wacana percakapan setelah mengidentifikasi peralihan topik dari topik lama topik sebelumnya ke topik yang baru.
Yang dianalisis dalam bagian ini adalah bagian isi marhata yang menjadi topik-topik marhata dalam situasi tutur marpudunsaut pada upacara perkawinan
Batak Toba. Isi marhata terdiri dari 11 sebelas topik yang dianalisis dengan menerapkan teori pengenalan topik percakapan yang baru oleh Sibarani 1997:
183 dan berdasarkan isi wacana percakapan dengan model Yule 1996;54. Peralihan topik satu dengan topik yang lainnya dianalisis dengan indikator
peralihan topik sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Howe 1991:5. Berikut adalah analisis topik-topik marhata situasi tutur marpudunsaut.
Topik 1: tudu-tudu sipanganon indahan masak
„bawaan makanan berupa daging yang diperhadapkan kepada pihak pengantin perempuan yang
akan dibagi-bagi kepada keluar aga‟,
Universitas Sumatera Utara
JBPP : Nangkaning amangboru, nunga dipasahat hamu tu hami songon tadi amangboru telah disampaikan kalian kepada kami seperti
las ni rohanta las ni roha muna ima tudu-tudu sipanganon bahagia nya hati kita bahagianya hati kalian yaitu bawaan makanan
indahan masak nasi masak
„Tadi Amangboru, kalian telah menyampaikan makanan kepada kami seperti menunjukkan senangnya hati kalian dengan membawa makanan
yang masak‟.
Topik percakapan yang pertama tudu-tudu sipanganon indahan masak adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung. Topik ini dikenalkan oleh
JBPP dengan menggunakan kalimat tumpuan yaitu bentuk kalimat pernyataan yang berfungsi sebagai konfirmasi.
Topik 2 : barita ni sipanganon
„maksud bawaan makanan‟
JBPP : Jadi ipe amangboru, barita ni sipanganon naung taparsaulihon i, jadi begitupun amangboru, maksud makanan yang telah kita makan itu
denggan ma amangboru nami marboa-boa.
baik lah amangboru kami menjelaskannya „Jadi begitupun amangboru, baiklah amangboru menjelaskan maksud
makanan yang telah kita makan itu‟.
Peralihan topik percakapan pertama ke topik percakapan yang kedua ditandai dengan indikator
tanda penilaiankesimpulan. Pernyataan „Amangboru, sungkun mula hata sise mula uhum. Di naung bosur hita marparsaulihon angka
sipanganon ‟, merupakan penilaian terhadap topik pertama yaitu penyerahan tudu-
tudi sipanganon. Kata bosur menunjukkan kesimpulan terhadap makanan yang diberikan.
Topik percakapan yang kedua adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung. Topik ini dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat
Universitas Sumatera Utara
perintah yang berfungsi sebagai nasihat. Kalimat perintah nasihat biasanya mengandung isi yang baik dan benar menurut etika atau norma budaya sehingga
perintah nasihat itu dilaksanakan. Dalam BBT, kalimat perintah nasihat biasanya predikatnya berkategori ajektiva. Pengenalan topik kedua ini menggunakan kata
ajektiva denggan „baik‟ sebagai predikat yang diikuti oleh partikel topik ma,
diikuti oleh subjek Amangboru, dan diikuti oleh keterangan marboa-boa.
Topik 3: somba ni uhum
„mahar‟ JBPL : Raja nami raja bolon, tung pos do roha nami molo hami pamoruan
Raja kami raja besar begitu yakin hati kami jika kami besan muna olat ni natolap nami patupahon nami do sibahenon
kalian sampai yang mampu kami memberikan kami nya pemberian nami songon somba ni uhum nami
kami seperti mahar kami
„Raja kami yang maha tinggi, kami yakin kalau kami mampu kami akan memberikan mahar yang semampu kami‟.
Peralihan topik percakapan kedua ke topik percakapan yang ketiga ditandai dengan indikator
tanda pengakuanpenerimaan. Pernyataan „di tangkas panggabean parhorasan i tangkas ma hamu antong rajanami marboa-boa
merupakan penerimaan atas berita makanan yaitu panggabean parhorasan yang dilanjutkan dengan pemberian mahar.
Topik percakapan yang ketiga adalah topik yang berjalanakan berlangsung pada acara marunjuk. Topik ini dikenalkan
oleh JBPL
dengan realisasi kalimat pernyataan yang fungsinya sebagai konfirmasi. JBPL
menyatakan kemampuan pemberian mahar kepada pihak perempuan dengan kalimat pernyataan.
Universitas Sumatera Utara
Topik 4: pangidoan ulos
„permintaan kain tenunan tradisional Batak Toba‟
JBPP : Jadi bahen amangboru ma pangidoan ulos na songon dia.
jadi buat amangboru lah permintaan ulos yang bagaimana „Jadi buat amangboru lah bagaimana permintaan ulos‟.
Peralihan topik percakapan ketiga ke topik percakapan yang keempat
ditandai dengan indikator tanda pengakuanpenerimaan. Pernyat aan „Jadi nunga
hujalo hami ‟ . merupakan penerimaan atas mahar yang diberikan yang kemudian
dilanjutkan dengan permintaan ulos pihak laki-laki. Topik percakapan yang keempat adalah topik yang akan berjalanakan
berlangsung pada acara marunjuk. Topik ini dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi kalimat perintah yang fungsinya untuk menyuruh. Kalimat perintah
suruhan adalah kalimat perintah yang murni digunakan tanpa dibarengi kata-kata halus dan biasanya digunakan untuk menyuruh pesapa melakukan sesuatu. Dalam
BBT kalimat perintah suruhan ini dibentuk dengan hanya menggunakan pola P-S- O-Pel-Ket. tanpa menggunakan partikel topik atau kata-kata lain yang bias
memperhalus kalimat itu. Namun kadang-kadang menuntut suatu penghalusan agar bahasa menimbulkan komunikasi yang menyenangkan kepada pesapa. Oleh
karena itu BBT kadang-kadang menggunakan partikel topik ma untuk memperhalus kalimat perintah suruhan sebagaimana ditemukan dalam kalimat
berikut : Jadi bahen amangboru ma pangidoan ulos na songon dia. Bahen adalah
kata verba yang berfungsi sebagai predikat diikuti oleh subjek Amangboru dan
partikel topik ma, kemudian diikuti oleh objek pangidoan ulos na songon dia.
Universitas Sumatera Utara
Topik 5 : sangkap dohot rencana
„keinginan dan rencana‟
JBPP : Jadi hupasahat hami ma tu hamu songon dia angka sangkap dohot jadi sampaikan kami lah kepada kalian bagaimana setiap keinginan dan
rencana
na naeng dilaksanahon hamu asa diboto angka amanta raja rencana yang akan dilaksanakan kalian agar diketahui oleh para bapak
dohot inanta soripada dan para ibu
„Jadi kami sampaikanlah kepada kalian bagaimana keinginan dan rencana yang akan dilaksanakan agar Bapak-bapak dan ibu-
ibu mengetahuinya‟. Peralihan topik percakapan dari topik percakapan keempat ke topik
percakapan yang kelima pangidoan ulos „permintaan selendang tenunan
tradisional Batak Toba‟ ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap pernyataan JBPP. oleh JBPL yang diakhiri dengan kalimat Gabe rajanami
‟baiklah Raja kami‟ . Topik percakapan yang kelima adalah topik yang akan berjalanakan
berlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya sebagai konfirmasi.
Topik 6: parsuhionsigodanggodang
„kumpulan-kumpulan‟ JBPP :
Jadi di hamu punguan …., adong do parsuhion di hamu Rajanami? jadi pada kalian punguan … adanya kumpulan-kumpulan kalian raja
„Jadi punguan ……….. adanya kumpulan-kumpulan kalian raja kami? Peralihan topik percakapan dari topik percakapan kelima ke topik
percakapan yang keenam ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap pernyataan JBPP. oleh JBPL yang diakhiri dengan kalimat
‟olo-olo‟. Topik percakapan keenam adalah topik yang akan berjalanakan
berlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pertanyaan paduan urutan intonasi yang fungsinya untuk bertanya.
Universitas Sumatera Utara
Kalimat pertanyaan paduan urutan intonasi adalah kalimat pertanyaan yang dibentuk dengan mengubah urutan kata dan menggunakan intonasi tanya yang
harus dijawab dengan „ya‟ atau „tidak‟ ndangndaong dengan mengulang konstituen yang dikedepankan dalam jawaban singkat atau diikuti dengan unsur
lain dalam jawaban yang lengkap. Pertany aan „Adong do parsuhion di hamu
Rajanami? ‟ dijawab dengan „ndang adong‟ dengan mengulang konstituen
„adong‟.
Topik 7: patortor parumaen
„mengarak-arak pengantin‟ PKPP : Dipatortor do parumaen?
diarak-arak nya menantu „Diarak-araknya menantu‟
Peralihan topik percakapan dari topik percakapan keenam ke topik percakapan yang ketujuh ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap
topik percakapan yang keenam yaitu „Ba olo tung godang pe hupasahat hami, olo
tulang‟ Topik percakapan ketujuh merupakan topik yang akan berjalanakan
berlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pertanyaan paduan urutan intonasi yang fungsinya untuk bertanya.
Kalimat pertanyaan paduan urutan intonasi adalah kalimat pertanyaan yang dibentuk dengan mengubah urutan kata dan menggunakan intonasi tanya yang
harus dijawab dengan „ya‟ atau „tidak‟ ndangndaong dengan mengulang konstituen yang dikedepankan dalam jawaban singkat atau diikuti dengan unsur
lain dalam jawab an yang lengkap. Pertanyaan „Dipatortor do parumen‟ dijawab
Universitas Sumatera Utara
dengan „ndang pola songon na di bona ni pasogit i. Ai sai songon na hira, boha ma dohononku. Jadi ndang pola hupamasa hami.
Topik 8: marsarapan
„serapan memulai pesta unjuk‟ JBPL : Jadi nga songon na singkop be.
jadi sudah seperti rampung Jadi nunga jelas na marsarapan ma pukul sia ate.
jadi sudah jelas yang sarapan lah pukul sembilan ya „Jadi sudah seperti rampung, sudah jelas serapan jam 9‟
Peralihan topik percakapan dari topik percakapan ketujuh ke topik percakapan kedelapan ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap akhir
percakapan topik percakapan yang ketujuh yaitu „Oh nauli, gabe jala horas ma.‟
Topik percakapan kedelapan adalah topik yang akan berjalanakan berlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya untuk konfirmasi.
Topik 9: panandaion
„pengenalan keluarga dengan memberikan uang‟ JBPL : Jadi raja nami, tarsongon i nama hira pangkhataion ta,
jadi raja kami begitu lah kira-kira percakapan kita alai huulakkon hami jo ate songon panandaion i.
tetapi kami ulangi dulu ya seperti pengenalan itu
„Jadi raja kami begitulah kira-kiran percakapan kita tetapi kita ulangi dulu membicarakan tentang pe
ngenalan itu‟. Peralihan topik percakapan dari topik percakapan kedelapan ke topik
percakapan kesembilan ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap akhir percakapan topik percakapan yang kedelapan yaitu
„Gabe rajanami‟
Universitas Sumatera Utara
Topik percakapan
kesembilan adalah
topik yang
akan berjalanberlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang berfungsi untuk mengkonfirmasi.
Topik 10: ingot-ingot
‘ingat-ingat‟
JBPP : Jadi didok rohakku tu ingot-ingot ma hita ate. jadi menurutku ke ingat-ingat lah kita ya
„Jadi menurutku ke acara ingat-ingatlah kita‟ Peralihan topik percakapan dari topik percakapan kesembilan ke topik
percakapan kesepuluh ditandai dengan indikator tanda penerimaan terhadap akhir percakapan topik percakapan yang kesembilan yaitu olo-
olo ‟ iya-iya‟, dan awal percakapan dengan kalimat „Jadi tu ingot-ingot………….. „
Topik percakapan kesepuluh adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan
yang berfusngi sebagai konfirmasi.
Topik 11: paulak Une : kunjungan pertama pihak laki-laki ke tempat kediaman
mertua anak‟ dengan membawa makanan adat. JBPP : Adong, paulak une.
ada kunjungan pihak laki-laki ke rumah menantunya „Ada yaitu kunjungan pihak laki-laki ke rumah menantunya‟
Peralihan topik percakapan dari topik percakapan kesepuluh ke topik percakapan kesebelas ditandai dengan indikator tanda kesimpulan atau pembacaan
seluruh acara yang sudah dibicarakan sebelumnya terhadap akhir percakapan yang kesepuluh dengan mengajukan pertanyaan
Adong do pe? ‟Masih ada?‟.
Universitas Sumatera Utara
Topik percakapan kesebelas adalah topik percakapan yang akan berjalanakan berlangsung pada acara marunjuk. Topik
ini dikenalkan
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan dengan jawaban
„paulak une‟. Pernyataan tersebut berfungsi untuk memberikan informasi.
4.1.2.2 Temuan Peralihan Topik Situasi Tutur Marpudunsaut