JBPL olop-olop
Jadi huilala olop-olop nama ra. 6
JBPL paulak une
Dison rajanami rajabolon ro hami
laho paulak une.7
JBPP tingkir
tangga Saonari ro ma hami
amangboru laho ma- nopot hamu ima go-
arna tingkir tangga 8
JBPP mangampu
Jadi di hamu amangboru nami
nunga hupasa- hat hami hata
nauli, hata nadenggan, jadi
ampu
hamuma 9 Penutup
JBPL Ala tong do hamu hula-hula, jadi hupasahat hami ma
asa hamu rajanami mambahen tangiang.
4.1.3.1 Analisis Pengenalan Topik Situasi Tutur Marunjuk
Analisis yang sama dengan analisis peralihan topik pada situasi tutur marhusip dan marpudunsaut juga diaplikasikan untuk menganalisis pengenalan
topik pada situasi tutur marunjuk yaitu dengan menggunakan analisis isi wacana untuk menemukan bagaimana topik-topik tersebut dikenalkan setelah melakukan
identifikasi terhadap peralihan topik. Berikut adalah analisis terhadap kesembilan topik-topik marhata situasi
tutur marunjuk.
Topik 1: pinggan panungkunan : piring berisi beras, sirih, dan uang kepada juru
bicara sebagai syarat memulai percakapan‟ JBPL : Mardomu tu angka partingkian raja nami, hupaborhat hami ma
sehubungan dengan setiap waktu raja kami berangkatkan kami lah
pinggan panungkunan
on ate piring untuk bertanya ini ya
Universitas Sumatera Utara
„Sehubungan dengan waktu berjalan raja kami, maka kami menyerahkan piring berisi sirih dan uang untuk memulai percakapan‟
Topik percakapan yang pertama adalah pinggan panungkunan. Topik ini adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung yang dikenalkan oleh
JBPL dengan menggunakan kalimat tumpuan yaitu kalimat bentuk pernyataan yang berfungsi sebagai informasi penyerahan pinggan panungkunan.
Topik 2: pasahathon adat nagok
: „menyelesaikan adat yang penuh‟ JBPL : Rajanami rajabolon, di son ma hami pamoruon muna ianakhon muna
rajanami rajabolon di sini lah kami boru kalian anak kalian pasahathon adat nagok
tu raja i. menyampaikan adat penuh kepada raja
„Raja kami, disinilah kami boru, anak kalian menyerahkan adat penuh kepada raja‟.
Peralihan topik percakapan pertama ke topik percakapan yang kedua ditandai dengan indikator penerimaan. Pernyataan Emma tutu sebagai akhir
percakapan topik pertama merupakan penerimaan atas peribahasa „Bagot namarhalto ma ni agatan di robean, horas hami antong namanganhon, ba tu
tamba na ma di raja i singkap ni namangalean dalam topik yang pertama tentang tudu-tudu sipanganon.
Topik percakapan yang kedua ini adalah topik yang sedang berjalan yang dikenalkan
oleh JBPL
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya untuk mengkonfirmasi penyampaian adat na gok.
Topik 3:
panandaion
„pemberian uang pengenalan khusus kepada keluarga pihak perempuan
JBPL : Jadi panandaion ma ate. jadi pengenalan lah ya
Universitas Sumatera Utara
„Jadi acara pengenalan lah ya‟ Peralihan topik percakapan kedua ke topik percakapan ketiga ditandai
dengan indikator penerimaan. Pernyataan Emma tutu sebagai akhir percakapan topik kedua merupakan penerimaan atas peribahasa „Jadi sahat ni solu ma sahat
tu bontean, Nunga hujalo hami amangboru panggohi ni sinamot i, Jala nunga suksuk be, Horas ma hita jala gabean dalam topik yang kedua tentang
pasahathon adat na gok. Topik percakapan yang ketiga ini adalah topik yang sedang berjalan yang
dikenalkan
oleh JBPL
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang mengandung fungsi konfirmasi.
Topik 4: tintin marangkup
„pemberian uang kepada saudara ibu laki-laki sebagai penghormatan‟
JBPP : Jadi didok rohakku nga boi hita mangalakka tu tintin marangkup jadi menurutku sudah bias kita melangkah ke pemberian uang
amangboru, ate. amangboru ya
„Jadi menurutku sudah bisa kita melangkah ke pemberian uang kepada saudara ibu laki-
laki sebagai penghormatan, amang boru ya.‟ Peralihan topik percakapan ketiga ke topik percakapan keempat ditandai
dengan indikator penerimaan . Pernyataan „olo tulang‟ sebagai akhir percakapan
topik ketiga merupakan penerimaan atas penyelesaian percakapan dengan memberikan sirambe manis terhadap topik yang ketiga tentang panandaion.
Topik percakapan yang keempat ini adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang berfungsi untuk memberikan konfirmasi.
Universitas Sumatera Utara
Topik 5: ulos tongos ulaon sadari
„pemberian selendang tenunan tradisional Batak dari pihak perempuan kepada pihak laki-
laki‟
JBPP : Jadi ulos tongos ulaon sadari ma on jadi selendang tenunan tradisional Batak sampaikan acara seharian lah ini
Amangboru, ate. Amangboru ya
„Jadi ini pemberian selendang tenunan tradisional Batak yang disampaikan untuk acara adat seharian lah amangboru ya‟.
Peralihan topik percakapan keempat ke topik percakapan kelima ditandai dengan indikator kesimpulan
. Pernyataan „Jadi songoni ma rajanami‟ sebagai akhir percakapan topik ketiga merupakan kesimpulan atas percakapan dengan
memberikan sejumlah uang dengan topik tintin marangkup.. Topik percakapan yang kelima ini adalah topik yang sedang
berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya sebagai konfirmasi.
Topik 6: olop-olop
‟menutup acara adat berupa pemberian uang kepada juru bicara pihak perempuan dan juru bicara pihak lakai-
laki‟
JBPL : Jadi huilala olop-olop nama ra. jadi kurasa pemberian uang kepada juru bicara tinggal hanya
„Jadi kurasa tinggal hanya pemberian uang kepada juru bicara‟. Peralihan topik percakapan kelima ke topik percakapan keenam ditandai
dengan indikator kesimpulan . Pernyataan „Jadi sirambe manis, nunga dipasahat
be‟ sebagai akhir percakapan topik kelima merupakan kesimpulan atas percakapan dengan memberikan sirambe manis sejumlah ulos titipan dengan
topik ulos tongos ulaon sadari..
Universitas Sumatera Utara
Topik percakapan yang keenam ini adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya untuk memberikan konfirmasi.
Topik 7: paulak une
‘kunjungan pertama pihak laki-laki ke tempat kediaman
mertua anak‟ dengan membawa makanan adat
JBPL : Dison raja nami raja bolon ro hami laho paulak une.
disini raja kami raja besar datang kami mau berkunjung pertama kali „Raja kami, disini kami datang berkunjung untuk pertama kali.‟
Peralihan topik percakapan keenam ke topik percakapan ketujuh ditandai dengan indikator penerimaan
. Salam „horas, horas‟ sebagai akhir percakapan topik keenam merupakan penerimaan atas percakapan dengan topik olop-olop.
Topik percakapan yang keenam ini adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPL
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan. Bentuk kalimat ini berfungsi untuk memberikan konfirmasi.
Topik 8: tingkir tangga
„kunjungan pertama pihak perempuan ke tempat kediaman menantunya dengan membawa sajian makanan adat
sebagai balasan kunjugan pihak menantu paulak une JBPP: Saonari ro ma hami amangboru laho manopot hamu ima
sekarang datang lah kami amangboru hendak mengunjunjungi kalian yaitu goarna tingkir tangga
namanya lihat tangga
„Sekarang kami datang amangboru hendak mengunjungi kalian namanya yaitu melihat tangga.
Peralihan topik percakapan ketujuh ke topik percakapan kedelapan ditandai dengan indikator penerimaan
. Pernyataan „Emma tutu‟ merupakan
Universitas Sumatera Utara
penerimaan atas peribahasa „bagot na marhato di agate di robean, horas ma hami hula-hula
muna namanjalo,
martamba-tamba ma
dipamoruon nami
namangalehon‟ sebagai akhir percakapan topik ketujuh tentang paulak une membawa makanan kunjungan ke rumah mertua anak pertama kali.
Topik percakapan yang kedelapan ini adalah topik yang sedang berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat pernyataan yang fungsinya sebagai konfirmasi.
Topik 9 : mangampu
1. JBPP : Jadi di hamu amangboru nami, nunga hupasahat hami hata nauli, jadi pada kamu amangboru kami sudah kami sampaikan kata indah
hata na denggan. Jadi ampu hamu ma antong.
kata yang baik jadi sambut kalian lah „Jadi Amangboru, kami sudah menyampaikan kata-kata yang indah dan
kata- kata yang baik, jadi sambut kalianlah‟
.Peralihan topik percakapan kedelapan ke topik percakapan kesembilan ditandai dengan indikator penerimaan
. Kata „olo amangboru‟ merupakan penerimaan atas permintaan penutur sebelumnya JBPP untuk mengakhiri
percakapan topik kedelapan. Topik percakapan yang kesembilan ini adalah topik yang sedang
berjalansedang berlangsung yang dikenalkan
oleh JBPP
dengan realisasi bentuk kalimat perintah yang fungsinya sebagai suruhan. Kata ampu adalah kata kerja
dan diikuti oleh pemarkah ma dalam Bahasa Batak Toba. Kalimat Ampu hamu ma menunjukkan suruhan kepada pihak pengantin laki-laki sebagai tuan rumah untuk
membalas kata-kata indah dan baik yang disampaikan oleh pihak pengantin perempuan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.2 Temuan Peralihan Topik Situasi Tutur Marunjuk