Upacara adat Batak Toba, selain dihadiri oleh unsur-unsur DNT, juga dihadiri oleh unsur lainnya seperti 1 raja-raja adat yaitu pengetua adat dari
berbagai unsur suku di sekitar desa tempat upacara, 2 raja na roraja jinou yaitu pengetua yang hadir yang tidak tergolong dalam raja-raja adat, 3 raja
pargomgomraja ni dongan huta yaitu pengetua kampung yang ikut meluruskan jalannya upacara, dan 4 ale-ale yaitu teman sejawat dan teman akrab suhut yang
diundang untuk menghadiri upacara tersebut. Pesta perkawinan adalah upacara adat yang penting bagi orang Batak. Pesta
perkawinan sepasang pengantin merupakan jembatan yang mempertemukan unsur DNT. Perkawinan orang Batak Toba haruslah diresmikan secara adat berdasarkan
adat DNT. Perkawainan orang Batak dengan upacara agama serta catatan sipil hanyalah sebagai pelengkap bila dilihat dari sudut adat DNT.
2.4.1 Bentuk Upacara Adat Perkawinan Batak Toba
Acara adat perkawinan Batak Toba memiliki keragaman, misalnya marbagas
„perkawinan yang sesuai dengan kebiasaan, mangalua „kawin lari‟, pagodanghon
„perkawinan seorang janda dengan saudara almarhum suaminya‟, ganti rere „perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki yang isterinya telah
meninggal dengan saudara perempuan isterinya, atau dengan perempuan yang berasal dari lingkungan keluarga isterin
ya yang telah meninggal tersebut‟, mangabiamanghampi
‟perkawinan dengan adik suami yang bukan kandung‟ marimbang
„perkawinan seorang laki-laki dengan dua orang perempuan‟, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Fokus penelitian ini adalah salah satu dari ragam perkawinan tersebut, yaitu marbagas yang merupakan ragam perkawinan yang dianggap paling ideal
oleh masyarakat Batak Toba. Ragam perkawinan marbagas mempunyai bentuk upacara adat. Prosesi rentetan peristiwa adat tersebut dimulai dari
mangariritmanjalo tandamarhusip, marhata sinamot, martumpol, tonggo raja, dan marunjuk manaruhon sibuha-buhai, manjalo pasu-pasu, mangan di
alamangedung, marhata, paulak une, dan maningkir tangga. Prosesi adat upacara perkawinan dibagi dalam dua 2 dua kegiatan pokok, yaitu upacara
sebelum perkawinan Pra Nikah dan upacara pelaksanaan perkawinan. Yang dimaksud dengan pra nikah adalah proses yang terjadi sebelum acara
adat pernikahan. Sebelum pernikahan ada beberapa langkah atau upacara yang dilakukan dalam adat batak :
1. mangariritmanjalo tandamarhori-hori dinding marhusip Mangaririt maksudnya seorang laki-laki meminang seorang perempuan
dengan cara meminang langsung atau juga dengan memakai perantara. Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang dilamar, terbatas
dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum. Kalau kesepakatan untuk melaksanakan perkawinan telah disepakati maka kedua belah
pihak manjalo tanda saling menukar tanda. Marhori-hori dinding maksudnya membicarakan secara tidak resmi oleh utusan kedua belah pihak menyangkut
rencana pernikahan tersebut. Marhusip arti harafiahnya adalah berbisik. Maksudnya kelanjutan pembicaraan tetapi sudah oleh utusan resmi, bahkan ada
kalanya sudah oleh kedua pihak langsung.
Universitas Sumatera Utara
2. pudun sautmarhata sinamot Pihak kerabat pria dalam jumlah yang terbatas datang kepada kerabat
wanita secara resmi untuk melakukan marhata sinamot yaitu membicarakan masalah uang mahar atau besarnya uang perkawinan. Acara ini merupakan
pengesahan atau penguatan hasil perundingan pada saat acara marhusip. Disini pihak paranak
„pria‟ sudah membawa makanan namargoar „makanan adat‟. Namun sekarang, acara marhata sinamot sudah sering digabungkan dengan acara
martumpol.
3. Martumpol
Penanda-tanganan persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua belah pihak atas rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat gereja. Tata
cara partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tindak lanjut partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana
pernikahan dari kedua mempelai melalui warta jemaat, yang di HKBP disebut dengan tingting warta jemaat. Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu
berturut-turut. Apabila setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain baru dapat dilanjutkan dengan pamasu-masuon pemberkatan nikah.
4. Martonggo RajaMaria Raja Adalah suatu kegiatan pra pesta atau acara yang bersifat seremonial yang
mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pesta atau penyelenggara acara yang bertujuan untuk a mempersiapkan kepentingan pesta yang bersifat teknis dan
non teknis, b pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada pestaacara pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain
Universitas Sumatera Utara
tidak mengadakan pesta atau acara dalam waktu yang bersamaan, c memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan fasilitas
umum pada pesta yang telah direncanakan. Setelah acara pra nikah selesai maka acara adat pernikahan penuh segera
dilangsungkan. Adapun acara atau peristiwa pelaksanaan perkawinan itu terdiri dari :
1. marunjuk Pemberkatan Pernikahan
Pesta unjuk adalah suatu acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan putra dan putri. Pihak laki-laki menyebut pesta pernikahan dengan
istilah pesta marunjuk dan pihak perempuan menyebutnya dengan mangan tuhor, mangan boli, atau mangan juhut ni boru. Ciri pesta sukacita ialah berbagi jambar.
Untuk kerabat parboru, jambar yang dibagi-bagikan adalah jambar juhut daging dan jambar uang mahar perempuan yang dibagi menurut peraturan. Jambar yang
dibagi-bagikan bagi kerabat paranak pihak laki-laki adalah dengke ikan mas dan ulos. Marunjuk adalah peristiwa puncak dari seluruh rentetan peristiwa yang
harus dilalui dalam pesta perkawinan. Rentetan acara tersebut adalah sebagai berikut :
1. manaruhon sibuha-buhai penyerahan makanan serapan
2. manjalo pasu-pasu pemberkatan nikah di gereja
3. mangan di alamangedung makan siang bersama
4. marhata berbicara
Secara umum, pelaksanaan akhir adat pernikahan Batak Toba dilakukan pada peristiwa marunjuk setelah melalui proses pemberkatan nikah di gereja.
Universitas Sumatera Utara
Selesai pemberkatan, prosesi masuk ke tempat acara adat. Acara yang dilakukan sebelum marhata adalah :
1. Menyerahkan Tudu-tudu Ni Sipanaganon tanda makanan adat
2. Menyerahkan dengke ikan
3. Makan bersama
4. Membagi jambar tanda makanan adat
5. Menerima tumpak sumbangan tanda kasih
6. Acara adat Mempersiapkan Percakapan
7. Marhata berbicara
2. Paulak Une Peristiwa ini merupakan acara kunjungan sang pengantin beserta keluarga
laki-laki ke rumah pihak parboru orang tua perempuan sesudah seminggu acara marunjuk. Kunjungan ini mengandung arti bahwa sang pengantin diperlakukan
dengan baik, tiada kurang suatu apapun. Biasanya rombongan ini membawa makanan dan dilanjutkan dengan acara marhata. Namun sekarang acara ini telah
digabung pada saat akhir acara marunjuk.
3. Maningkir Tangga
Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga terutama setelah berdiri sendiri rumah dan mata pencariannya telah dipisah dari orang tua
si laki-laki maka datanglah berkunjung pihak parboru kepada paranak dengan maksud maningkir tangga. Maksud tangga disini adalah rumah tangga pengantin
baru. Dalam kunjungan ini pihak parboru juga membawa makanan berupa nasi dan lauk pauk dengke sitio tio dan dengke simudur-mudur. Dengan selesainya
Universitas Sumatera Utara
kunjungan maningkir tangga ini maka selesailah rangkaian pernikahan adat na gok adat penuh. Sama halnya dengan acara paulak une, acara ini telah digabung
pada saat akhir acara marunjuk.
2.4.2 Marhata