Kajian Penelitian yang Relevan

seseorang dalam percakapan. Misalnya, seseorang bertanya k2 kepada orang lain karena orang lain punya informasi k1. Dalam percakapan 1 satu ikatan hanya ada 3 tiga move seperti dalam contoh berikut. 1. k2 Λ k1 k2 A: Did you go to the party? k1 B: Yes 2. k2 Λ k1 Λ k2f k2 A: Where did you go last week? k1 B: Bali. k2f A: Thank you. 3. k2 Λ k1 Λ k2f Λ k1f k2 A: When did you go to Bali? k1 B: Last month. k2f A: Thank you. k1f B: My pleasure You‟re welcome…

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penellitian yang relevan mempunyai fungsi bagi peneliti, yaitu digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian sebelumya, juga sebagai pembanding antara yang sedang diteliti dengan penelitian yang sebelumnya agar penelitian yang dihasilkan tidak sama. Di sini hanya akan dipaparkan beberapa penelitian sejenis yang relevan dengan permasalahan analisis percakapan. Universitas Sumatera Utara Penelitian tentang analisis percakapan pernah dilakukan oleh Siagian 2009 yang berjudul ”Strategi Percakapan Bahasa Batak Toba dalam Acara Jou- Jou Tano Batak ”. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam penentuan pola gilir bicara. Penelitian ini mengkaji bagaimana cara memulai dan mengakhiri percakapan, cara pengambilan giliran bicara, cara membetulkan ujaran-ujaran yang tidak jelas, cara mengembalikan dan mengalihkan topik, serta implikatur. Acara „Jou-Jou Tano Batak‟ adalah sebuah acara radio Karisma yang menggunakan BBT. Dalam acara ini terdapat percakapan antara penyiar dan pendengar yang bergabung melalui sambungan telepon. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak, teknik rekam dan catat. Berdasarkan analisis yang dilakukan, strategi percakapan BBT dalam acara Jou-Jou Tano Batak ternyata memiliki sejumlah cara dalam mewujudkan percakapan yang lancar dan efektif. Penyiar dan pendengar juga memiliki kerja sama yang baik dalam mewujudkan percakapan yang baik. Penelitian lain ialah yang dilakukan oleh Matondang dan Hasibuan 2001 tentang teks dan analisis wacana lisan upacara perkawinan Angkola-Mandailing. Analisis wacana lisan upacara perkawinan Angkola-Mandailing memberikan kontribusi dalam sumber data penelitian yaitu dari Batak Toba. Data dikumpulkan dengan tehnik rekam dan dianalisis dengan menggunakan pasangan berdekatan adjacency pairs, moves, reciprocal acts, topics, precondition, dan request for action. Dari analisis data ditemukan bahwa struktur wacana dalam gilir bicara turn taking dimulai dari suhut ‟yang punya hajat pesta‟, anak boru suhut ‟menantu yang punya hajat‟, pisang raut „ipar dari anak boru‟, paralok-alok Universitas Sumatera Utara „pesta musyawarah yang turut hadir‟, hatobangan „raja adat di kampung tersebut, raja torbing balok „raja adat dari kampong sebelah‟, dan raja panusunan bulung „raja di raja adatpimpinan sidang‟. Topik percakapan dalam wacana lisan upacara perkawinan tersebut adalah ucapan terimakasih dan permohonan mengadakan sidang pesta, mengiring mora pihak mertua, memberikan jawaban atas permintaan suhut, anak borupisang raut, menjawab permintaan, dan memutuskan sidang. P enelitian yang dilakukan oleh Yuliastanto 2007 berjudul “Analisis Percakapan Pada Penggunaan Bahasa Pedagang Keturunan Cina di Toko-Toko Sekitar Pasar Kadipolo Surakarta”. Situasi tutur memberikan kontribusi yang relevan dengan penelitian ini untuk membedakan hasil analisis percakapan dengan situasi tutur yang berbeda. Hasil analisisnya menyimpulkan bahwa analisis percakapan pada penggunaan bahasa pedagang keturunan Cina di toko-toko sekitar pasar Kadipolo mengemukakan situasi tutur yang digunakan pedagang keturunan Cina dengan pembelinya ada kesamaan untuk analisis. Persamaan tersebut antara lain sebagai berikut: a lingkungan peristiwa tempat peristiwa tutur terjadi berada di toko yang lokasinya dekat pasar dan dalam pasar Kadipolo Surakarta, b Dialek-dialek sosial berupa pola-pola dialek sosial yang digunakan sehubungan dengan kedudukan masing-masing penutur, yaitu penjual dan pembeli, c Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik merupakan topik yang membicarakan kegunaan penelitian, yaitu untuk mengetahui unsur-unsur pragmatik yang dapat menjembatani pemahaman percakapan. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Pardede 2011 berjudul The Structure of Toba Batak Conversations. Teori utama yang digunakan untuk membedah masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Analisis Percakapan alamiah oleh Sacks, Schegloff, dan Jefferson 1974. Data yang dianalisis adalah percakapan sehari-hari dalam bahasa Batak Toba sebagai data pembanding dengan data yang diambil dalam percakapan bahasa adat marhata. Data dikumpulkan dengan merekam secara audio dan video melalui percakapan kasual . Data yang dianalisis ada 50 data yang terdiri dari 2 bagian: 40 data digunakan untuk menganalis pasangan berdekatan, dan 10 data digunakan untuk menganalisis gilir bicara. Data dianalisis berdasarkan analisis percakapan, yaitu analisis sekuensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban dalam PBBT bukan merupakan komponen dasar dalam menentukan pembicara berikutnya, 2 Kealpaan jawaban, disamping berfungsi untuk melakukan perbaikan, ia juga digunakan untuk mengidentifikasi pasangan berdekatan salam-salam, 3 pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban berubah menjadi salam-salam apabila jawaban kepada pertanyaan tidak informatif, 4 Pasangan berdekatan salam-salam yang dibangun oleh struktur horas-horas merupakan struktur yang unik dan tipikal karena merupakan komponen yang mendasar yang mampu bertindak sebagai pasangan selamat-selamat, berpisah- berpisah, 5 Pasangan berdekatan panggilan-jawaban berubah menjadi salam- salam apabila panggilan tidak direspon dengan jawaban, 6 Pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban, salam-salam, dan panggilan-jawaban adalah berhubungan, 7 Pasangan post-penawaran terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba, 8 Universitas Sumatera Utara Pasangan undangan mencakup tiga sekuen: perluasan awal, perluasan akhir, dan sekuen sisipan, 9 Pasangan tawaran dan undangan adalah berhubungan, 10 Pasangan tuduhan memiliki respon penolakan pada pasangan kedua sebagai yang diinginkan, 11 Pasangan pujian mempunyai respon penolakan yang dihaluskan pada pasangan kedua, 12 Pasangan keluhan mempunyai respon penolakan pada pasangan kedua sebagai yang diinginkan, diformulasikan dalam bentuk ketidakberpihakan, 13 Pasangan tuduhan, pujian, dan keluhan adalah berhubungan, 14 Kaidah pertama gilir-bicara pembicara sekarang memilih pembicara berikut tidak selalu dapat diaplikasikan dalam percakapan bahasa Batak Toba, 15 Kesenyapan panjang terjadi dalam percakapan yang terhenti sementara, 16 Akhir dari giliran yang diproyeksikan secara gramatikal, intonasional, dan semantikal terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba, 17 Kaidah gilir bicara dan organisasi seperti kesenyapan, percakapan tumpang tindih dan perbaikan dapat diaplikasikan dalam bahasa Batak Toba, 18 Gilir bicara tidak terikat secara kultural. Penelitian yang dilakukan oleh Ginting 2010 berjudul Sistem dan Struktur Percakapan dalam Bahasa Karo. Masalah penelitian ini dibedah dengan teori Linguistik Fungsional Sistemik yang berbeda dengan teori Analisis Percakapan berdasarkan fungsi Pragmatik. Data yang dianalisis adalah ujaran-ujaran yang terdapat dalam 1 kegiatan konteks situasi biasa yang mencakup situasi perkawinan dan situasi sehari-hari dan 2 dalam konteks situasi yang tidak biasa yang mencakup memasuki rumah baru dan kematian. Dalam tataran struktur percakapan sebagai realisasi dari sistem percakapan ditemukan sebagian struktur Universitas Sumatera Utara percakapan yang bermarkahberbeda dan struktur pengembangan yaitu pengembangan dari struktur yang tidak bermarkah. Lazimnya struktur percakapan memberi dan meminta informasi adalah k1 dan k2, dalam bahasa Karo selain kedua struktur tersebut terdapat struktur percakapan k1a2 dan k2 a2 dalam memberi dan meminta informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Pardede 2012 berjudul Turn Taking in Conversation Analysis. Teori utama yang digunakan untuk membedah masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah Teori Gilir Bicara oleh Sacks, Schegloff, dan Jefferson 1974. Data yang dianalisis adalah ujaran-ujaran penutur bahasa Batak Toba di percakapan di rumah-rumah, kedai kopi dengan menggunakan pendekatan analisis percakapan sebagai unit dasar dalam percakapan. Data dianalisis dengan urutan sequence untuk menemukan pola percakapan. Temuan menunjukkan bahwa ketiga kaidah gilir bicara dalam Bahasa Inggris yaitu Current Speaker Selects Next, 2 Self-select, dan 3 Speaker Continuation dapat diaplikasikan dalam percakapan Batak Toba tetapi masih dalam kasus negatif yang merupakan perolehan yang masih harus dipertimbangkan. Penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu 2012 yang berjudul Adjacency Pairs of Marhusip in Toba Batak Pre-Wedding. Data percakapan dalam penelitian ini marhusip sebagai langkah pra-nikah dalam budaya Batak Toba memberikan kontribusi kepada peneliti untuk melanjutkannya ke pengambilan data percakapan pada acara nikah penuh. Pola percakapan menunjukkan pola Universitas Sumatera Utara pasangan berdekatan yang kompleks yang mengandung duapuluh empat 24 pasangan berdekatan. Urutan awal konfirmasi, peribahasa, dan pertanyaan selalu digunakan sebagai awal percakapan untuk mendapatkan informasi yang menunjukkan bagaimana respon berikutnya dijawab atau diberikan. Urutan awal yang paling dominan adalah konfirmasi. Terimakasih digunakan untuk mengevaluasi bagian akhir percakapan. Sela konfirmasi, terimakasih, and peribahasa biasanya digunakan sebelum memberikan respon. Hasil analisis data menunjukkan bahwa bagian pertama pasangan berdekatan memiliki bagian kedua yang kompleks, seperti pertanyaan-konfirmasi, terimakasih-terimakasih, permintaan-saran, permintaan-penerimaan, konfirmasi-penerimaan, peribahasa- penerimaan, pertanyaan-jawaban, pertanyaan-konfirmasi, pertanyaan-pertanyaan. Respon yang tidak berdekatan adalah lebih dominan digunakan dalam percakapan acara marhusip. Penelitian yang dilakukan oleh Gan 2009 yang berjudul Topic Negotiation in Peer Group Oral Assessment Situations: A Conversation Analytic Approach. Teori utama yang digunakan untuk membedah masalah yang relevan dengan peralihan topik adalah pendekatan analisis percakapan yang digunakan untuk peralihan topik percakapan yang satu ke topik percakapan yang lainnya. Data penelitian ini adalah percakapan siswa teman sebaya. Kajian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa untuk beralih dari satu topik percakapan ke topic percakapan lainnya dan untuk mengenalkan topik baru yang menunjukkan kemampuan komunikatif siswa. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Pikir dan Konstruk Analisis