Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bersifat induktif, yaitu data yang digunakan murni dan alamiah dengan melihat pola-pola yang ada pada percakapan acara marhata perkawinan Batak Toba, sehingga diperoleh hasil penelitian yang menjelaskan kenyataan yang sebenarnya. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan makna dan struktur atau pola marhata upacara perkawinan Batak Toba Menurut Berg 1989:2, penelitian deskriptif mengacu kepada makna, konsep, definisi, ciri-ciri bahasa, metafor, simbol dan deskripsi sesuatu hal. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala sosial yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Oleh karena itu, metode ini diharapkan memberikan analisis secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena dalam data yang akhirnya menunjukkan gambaran yang ilmiah tentang hasil penelitian itu. Dalam penelitian ini fenomena-fenomena penggunaan bahasa yang muncul dalam acara marhata pada acara adat perkawinan Batak Toba dideskripsikan. Fenomena yang menjadi fokus penelitian ini adalah topik percakapan dan struktur percakapan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis percakapan yang dipelopori oleh Sack, Schegloff, and Jefferson 1974. Universitas Sumatera Utara 3.2 Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah penutur bahasa Batak Toba yang ikut berpartisipasi dalam acara marhata pada situasi tutur marhusip, marpudunsaut, dan marunjuk. Penulis sendiri, sebagai penutur asli bahasa yang diteliti, ikut sebagai subjek yang dapat menghasilkan data dan informasi yang berkenaan dengannya. Lokasi penelitian ini adalah di daerah Medan dan Pematangsiantar. Pemilihan kedua lokasi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa ada perbedaan acara marhata dalam upacara adat perkawinan Batak Toba di kedua daerah tersebut dengan daerah lainnya seperti di daerah Tapanuli Utara, misalnya di Samosir, Balige, dan Toba

3.3 Data dan Sumber Data