yang  hanya  menggunakan  pola  gilir  bicara  kaidah  yang  pertama  dan  nomor  11 tentang  paulak  une  yaitu  masing-masing  sebanyak  3  kali  gilir  bicara  dengan
kaidah pertama dan kedua. Dari  seluruh  topik  marhata  yang  dibicarakan  dalam  situasi  tutur
marpudunsaut,  kaidah  pertama  PSMPB,  PBMPS,  dan  PBMPB  adalah  lebih dominan daripada dua kaidah lainnya yaitu PBM dan PSM. Kaidah pertama 70
dan  dua  kaidah  lainnya  masing-masing  adalah  21  dan  9.  Perbedaannya persentasenya  cukup  tinggi.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  dalam  marhata  pada
situasi  tutur  marpudunsaut  juga  gilir  bicara  lebih  dominan  dengan  merujuk penutur  berikutnya  dengan  menggunakan  istilah  kekerabatan  kinship  system
sehingga  ketika  proses  percakapan  itu  berlangsung,  tidak  ada  interupsi  maupun tumpang tindih.
4.2.2.1 Analisis Gilir Bicara Situas Tutur Marpudunsaut
Pola  gilir  bicara  dianalisis  sesuai  dengan  topik  percakapan  bagian  isi struktur  percakapan.  Dalam  situasi  tutur  marpudunsaut  terdapat  11  topik
percakapan yang dianalisis berdasarkan komponen alokasi gilir bicara. Berikut  ini  adalah  analisis  pola  gilir  bicara  topik-topik  marhata  situasi
tutur marpudunsaut pada upacara adat perkawinan Batak Toba.
Topik 1: tudu-tudu sipanganon
Topik  percakapan  pertama  dimulai  oleh  JBPP  sebagai    penutur sebelumnya  dan  dilanjutkan  dengan  merujuk  penutur  berikutnya  yaitu  JBPL
dengan  panggilan  amangboru.  Kemudian  JBPL  melanjutkan  percakapan  dengan
Universitas Sumatera Utara
merujuk  penutur  sebelumnyaa  yaitu  JBPP  dengan  rujukan  rajanami.    Kembali JBPP  melanjutkan  percakapan  dengan  merujuk  JBPL  dengan  panggilan
amangboru,  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan,  merujuk  JBPL  dengan panggilan  yang sama amangboru, dan melanjutkan kembali tanpa rujukan. JBPL
juga  melanjutkan  percakapan  tanpa  rujukan,  demikian  juga  JBPP.  Kemudian JBPP  merujuk  penutur  berikutnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru  dan
melanjutkan  kembali  tanpa  ada  rujukan,  demikian  juga  JBPL.  Kemudian  JBPL melanjutkan  percakapan  dengan  merujuk  JBPP  dengan  panggilan  tulang,  JBPP
dengan  panggilan  amangboru.  Kembali  JBPL  melanjutkan  percakapan  kepada JBPP  dengan  panggilan  hula-hula,  JBPP  kepada  JBPL  dengan  panggilan
amangboru,  JBPL  dengan  JBPP  dengan  panggilan  raja  bolon.  Kemudian  JBPL melanjutkan percakapan  tanpa ada rujukan dan demikian juga JBPP. Percakapan
diakhiri oleh JBPP dengan merujuk JBPL dengan panggilan amangboru. Alokasi  pergantian  gilir  bicara  topik  pertama  ini  digambarkan  sebagai
berikut : 1                        2                    3                  4               5
PSMPB          PBMPS         PBMPB          PSM          PSMPB JBPP                JBPL               JBPP             JBPL           JBPP           JBPL
amangboru      rajanami       amangboru                        amangboru
6                  7                  8                 9               10 PBMPS         PBM            PSM          PSMPB           PBM
JBPL            JBPP           JBPL            JBPP            JBPL              JBPP amangboru                                         amangboru
Universitas Sumatera Utara
11                  12                  13                  14                15 PBM           PBMPS        PSMPB         PBMPS        PSMPB
JBPP            JBPL              JBPP            JBPL            JBPP             JBPL tulang          amangboru    hula-hula       amangboru
16                     17                        18               19 PBMPS           PBM                    PSM           PSMPB
JBPL            JBPP                  JBPL                JBPP             JBPL raja bolon                                                        amangboru
Komponen alokasi gilir bicara pada topik pertama terdiri dari 3 komponen
alokasi gilir bicara yaitu: 1
Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS. Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya  ditandai  dengan
penggunaan  kata-kata  panggilan seperti  amangboru  dari  JBPP  ke  JBPL,
rajanami dari JBPL ke JBPP, tulang dari JBPL ke JBPP, hula-hula dari JBPL ke JBPP, dan raja bolon dari JBPL ke JBPP
2 Kaidah kedua yaitu PBM
3 Kaidah kedua yaitu PSM
Topik 2:
barita ni sipanganon
Topik  percakapan  kedua  dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru.  Kemudian  JBPL  melanjutkan
percakapan  berikutnya  kepada  penutur  sebelumnya  JBPP  dengan  panggilan rajanami.  JBPP  kembali  melanjutkan  percakapan  dengan  merujuk  JBPL  dengan
panggilan amangboru.
Universitas Sumatera Utara
Alokasi  pergantian  gilir  bicara  topik  kedua  ini  digambarkan  sebagai berikut :
1                  2                      3                     4 PSMPB           PBMPs           PSMPB        PBMPS
JBPP               JBPL               JBPP             JBPL            JBPP amangboru     rajanami      amangboru       rajanami
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  topik  kedua  ini  terdiri  dari  1 komponen  alokasi  gilir  bicara  yaitu  kaidah  pertama  dengan  2  bentuk  yaitu  a
PSMPB  dan  b  PBMPS. Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya
ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan seperti amangboru dari JBPP ke
JBPL dan rajanami dari JBPL ke JBPP.
Topik 3 : somba ni uhum sinamot
Topik ketiga dikenalkan oleh JBPL dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan  panggilan  rajanami.  JBPP  merujuk  penutur  sebelumnya  JBPL  dengan
panggilan amangboru.  Kemudian JBPL melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk
JBPL  dengan  panggilan  amangboru.  JBPL  melanjutkan  percakapan  dengan merujuk  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  Kemudian  JBPP  melanjutkan
percakapan berikutnya dan merujuk PAMARAI  denan panggilan pamarai. JBPP melanjutkan  percakapan  dengan  merujuk  penutur  berikutnya  Simolohon  dengan
panggilan  simandokhon  simolohon.  JBPP  melanjutkan  dengan  merujuk  penutur berikutnya  Mantu  Pihak  Perempuan  dengan  panggilan  hela.  JBPP  melanjutkan
percakapan  dengan  merujuk  RS  dengan  panggilan  hula-hula  Sinaga.  JBPP
Universitas Sumatera Utara
merujuk  penutur  sebelumnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru.  Kemudian
JBPL merujuk JBPP dengan panggilan  raja bolon. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan dan JBPP juga melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPL dengan panggilan  amangboru.  JBPL  merujuk  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  JBPP
merujuk penutur berikutnya PK dengan panggilan dongan sahuta. Kemudian PK merujuk  penutur  sebelumnya  JBPL  dengan  ujaran  muna.  JBPL  merujuk  penutur
berikutnya  dengan  rajanami  kepada  PK.  Kemudian  PK  merujuk  penutur berikutnya  JBPP  dengan  panggilan  dongan  sahuta.  JBPP  merujuk  penutur
berikutnya BS dengan panggilan  boru. JBPP melanjutkan percakapan berikutnya dengan  merujuk  penutur  sebelumnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru  dan
JBPL  merujuk  penutur  berikutnya  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  JBPP merujuk  penutur  sebelumnya  dengan  panggilan  amangboru.  JBPL  merujuk
penutur  berikutnya  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  Kemudian  JBPP  merujuk penutur  berikutnya  OTPP  dengan  panggilan  inang.  Kemudian  JBPP  merujuk
penutur  sebelumnya  JBPL  dengan  ujaran  hamuna.  JBPP  menyelesaikan percakapan  dengan  merujuk  penutur  sebelumnya  JBPL  dengan  panggilan
amangboru. Alokasi  pergantian  gilir  bicara  topik  ketiga  ini  digambarkan  sebagai
berikut: 1                 2                   3                4                 5
PSMPB      PBMPS       PSMPB      PBMPS      PSMPB JBPL          JBPP           JBPL          JBPP           JBPL           JBPP
rajanami   amangboru   rajanami    amangboru  rajanami
Universitas Sumatera Utara
6                             7                      8          9                    10 PBMPB                    PBM             PBMPB   PBM          PBMPB
JBPP             PAMARAI              JBPP            S            JBPP          MPP pamarai                                     simandokhon                hela
11               12              13               14                 15 PBM       PBMPB       PBM          PBMPS        PSMPB
MPP           JBPP             H             JBPP              JBPL             JBPP hula-hula                         amangboru    rajabolon
16                 17                   18               19                20 PSM             PBM            PBMPS      PSMPB       PBMPB
JBPP              JBPL             JBPP           JBPL           JBPP           PK amangboru    rajanami   dongan sahuta
21                22              23               24               25               26 PBMPB      PSMPB    PBMPB      PBMPB       PBM          PBMPS
PK          JBPL           PK          JBPP                 B             JBPP          JBPL hamuna    rajanami  dongan sahuta    boru                        amangboru
27                  28               29                     30                     31 PSMPB       PBMPS        PSMPB            PBMPB           PBM
JBPL           JBPP             JBPL              JBPP              OTPP            JBPP rajanami        amangboru    rajanami            inang
32 PBMPS
JBPP                 JBPL Amangboru
Universitas Sumatera Utara
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  topik  ketiga  terdiri  dari  3  komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1 Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB, b PBMPS, dan c
PBMPB. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan
penggunaan  kata-kata  panggilan seperti  rajanamirajabolon  dari  JBPL  ke
JBPP dan JBPL ke PK, amangboru dari JBPP ke JBPL, pamarai dari JBPP ke PAMARAI, simandokhon dari JBPP ke S, hela dari JBPP ke MPP, hula-hula
dari  JBPP  ke  H,  dongan  sahuta  dari  JBPP  ke  PK  dan  PK  ke  JBPP,  hamuna dari PK ke JBPL dan JBPP ke JBPL, boru dari JBPP ke BS, inang dari JBPP
ke OTPP. 2
Kaidah kedua yaitu PBM 3
Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 4: pangidoan ulos
Topik  percakapan  keempat  dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya  JBPL  dengan  rujukan  atau  panggilan  amangboru.  Kemudian  penutur
berikutnya  JBPL  melanjutkan  percakapan  ke  penutur  sebelumnya  JBPP  dengan panggilan raja i. Demikian juga JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk p
ke JBPL dengan panggilan amangboru. Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik keempat ini digambarkan
sebagai berikut.
1                    2                       3 PSMPB          PBMPS            PSMPB
JBPP             JBPL               JBPP               JBPL amangboru          raja i           amangboru
Universitas Sumatera Utara
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  keempat  ini  terdiri dari  1  komponen  alokasi  gilir  bicara  yaitu  kaidah  pertama  yang  terdiri  dari  2
bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya  ditandai  dengan  penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  amangboru dari JBPP ke JBPL, raja i  dari JBPL ke JBPP.
Topik 5: sangkap dohot rencana
Topik  percakapan  kelima  dibuka  oleh  JBPP  dengan  merujuk  penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL merujuk penutur
berikutnya  sebelumnya  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  Kembali  JBPP meneruskan  percakapan  dengan  panggilan  amangboru  dan  JBPL  dengan
panggilan  rajanami.  Kemudian  JBPP  meneruskan  kembali  percakapan  dengan merujuk  JBPL  dengan  panggilan  amangboru  dan  JBPP  dengan  panggilan
rajanami.    Setelah  itu  JBPL  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan meneruskan  kembali  dengan  merujuk  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  JBPP
melanjutkan  ke  JBPL  dengan  rujukan  hula-hula  muna  dan  JBPL  melanjutkan percakapan  ke  JBPP  dengan  rujukan  rajanami.  Kembali  JBPP  melanjutkan
percakapan ke JBPL dengan panggilan  amangboru dan setelah itu JBPP sebagai penutur  sebelumnya  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan  setelah  itu
meneruskan  percakapan  ke  JBPL  dengan  rujukan  pronominal  hamu.  JBPP melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan  kemudian  merujuk  JBPL  dengan
panggilan  amangboru,  JBPL  merujuk  JBPP  dengan  rajanami.  Kemudian  JBPL sebagai penutur beritkutnya melanjutkan tanpa ada rujukan, JBPP sebagai penutur
sebelumnya  juga  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan.  Kembali  JBPL
Universitas Sumatera Utara
melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan.  Demikian  juga  dengan  JBPP  yang melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan percakapan ke JBPL
dengan  rujukan  pronominal  hamu.  JBPL  meneruskan  kembali  percakapan  ke JBPP dengan panggilan rajanami dan meneruskan kembali percakapan tanpa ada
rujukan  serta  merujuk  JBPP  dengan  panggilan  rajanami.  JBPP  kemudian melanjutkan percakapan ke JBPL dengan rujukan pronominal hamu dan JBPL ke
JBPP dengan rujukan rajanami. Pada akhir percakapan JBPL menyelesaikan topik percakapan tanpa ada rujukan.
Alokasi  pergantian  gilir  bicara  topik  percakapan  kelima  ini  digambarkan sebagai berikut:
1                   2                  3                  4                      5 PSMPB       PBMPS        PSMPB       PBMPS            PSMPB
JBPP             JBPL            JBPP             JBPL            JBPP                 JBPL amangboru   rajanami       amangboru   rajanami         amangboru
6                 7                     8                   9                     10 PBMPS           PBM          PBMPS       PSMPB          PBMPS
JBPL             JBPP             JBPL          JBPP            JBPL                 JBPP rajanami                              rajanami     hamuna         rajanami
11                 12                13               14                 15 PSMPB           PSM          PBMPS         PSM             PSMPB
JBPP             JBPL             JBPP          JBPL            JBPP               JBPL amangboru                           hamu                              amangboru
16                 17                  18               19                    20 PBMPS           PBM             PSM            PSM               PBM
JBPL             JBPP             JBPL             JBPP          JBPL               JBPP amangboru
Universitas Sumatera Utara
21                 22                  23               24                    25 PSMPB          PBMPS         PBM          PBMPS             PSM
JBPP             JBPL             JBPP             JBPL          JBPP               JBPL hamuna            rajanami                          rajanami        hamu
26                        27 PBMPS               PBM
JBPL                JBPP                    JBPL rajanami
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  topik  percakapan  yang  kelima  ini
terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu: 1
Kaidah pertama  yang terdiri  dari 2 bentuk  yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya  ditandai  dengan penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  amangboru  dari  JBPP  ke  JBPL, rajanami dari JBPL ke JBPP, dan hamu dari JBPP ke JBPL.
2 Kaidah kedua yaitu PBM
3 Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 6: parsuhion
Topik  percakapan  keenam    dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya KM dan meneruskannya ke penutur berikutnya JBPL. Kemudian JBPL
merujuk  penutur  berikutnya  PK  dengan  panggilan  dongan  sahuta.  Kemudian JBPP melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan percakapan ke
JBPL  dengan  rujukan  amangboru.  Kemudian  JBPL  melanjutkan  percakapan  ke JBPP dengan rujukan panggilan tulang dan JBPP meneruskan percakapan dengan
merujuk JBPL dengan pronominal hamu. Kembali JBPL melanjutkan percakapan
Universitas Sumatera Utara
ke  JBPP  dengan  panggilan  tulang.  Di  akhir  percakapan  JBPL  melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik keenam ini digambarkan sebagai berikut:
1                    2                       3              4                      5 PSMPB          PBMPB           PBMPB       PSM            PSMPB
JBPP             KM               JBPL               PK              JBPP               JBPL rajanami                                 dongan sahuta                 amangboru
6                   7                    8                       9 PBMPS        PSMPB         PBMPS               PSM
JBPL             JBPP               JBPL              JBPP             JBPL tulang           hamu               tulang
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  keenam  ini terdiri dari 2 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya  ditandai  dengan penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  amangboru  dari  JBPP  ke  JBPL, raja  i    dari  JBPL  ke  JBPP,    dongan  sahuta  dari  JBPL  ke  PK,  hamu  dari
JBPP ke JBPL, dan tulang dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah ketiga yaitu PSM.
Topik 7: patortor parumaen
Topik  percakapan  ketujuh    dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya  PK.  Kemudian  JBPL  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan
Universitas Sumatera Utara
meneruskan  percakapan  ke  PK  dengan  rujukan  panggilan  appara.  Penutur berikutnya  yaitu  JBPL  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan
meneruskannya  ke  penutur  berikutnya  yaitu  PK.  Setelah  itu  JBPL  melanjutkan percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan  meneruskan  percakapan  ke  JBPP  dengan
panggilan hula-hula. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan percakapan diakhiri oleh PK tanpa ada rujukan.
Alokasi  pergantian  gilir  bicara percakapan topik  ketujuh ini digambarkan
sebagai berikut
1                 2                    3                    4                      5 PSMPB         PBM           PBMPB           PBM            PBMPB
JBPP             PK               JBPL               PK              JBPL                PK dongan sahuta                       appara                              rajanami
6                 7                      8                     9 PBM        PBMPS              PBM              PSM
PK             JBPL               JBPP              JBPL             PK hula-hula
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik ketujuh ini terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah pertama  yang terdiri  dari  3  bentuk  yaitu a PSMPB, b PBMPS,
dan  c  PBMPB
.
Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya ditandai  dengan  penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  dongan  sahuta dari JBPP ke PK, appara dari JBPL ke PK,  raja nami  dari JBPL ke PK,
dan hula-hula  dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah kedua yaitu PBM. 3.
Kaidah ketiga yaitu PSM.
Universitas Sumatera Utara
Topik 8: marsarapan
Topik  percakapan  kedelapan    dimulai  oleh  JBPL  dan  merujuk  penutur berikutnya  JBPP  dengan  panggilan  raja  i.  Kemudian  JBPB  melanjutkan
percakapan  ke  JBPL  dengan  rujukan  panggilan  amangboru.  Kembali  JBPL meneruskan  percakapan  ke  JBPP  dengan  panggilan  yang  sama  yaitu  rajanami,
demikian halnya dengan JBPP mengakhiri percakapan dengan rujukan panggilan yang sama yaitu amangboru.
Alokasi  pergantian  gilir  bicara percakapan topik  ketujuh ini digambarkan
sebagai berikut
1                       2                    3                    4 PSMPB            PBMPS           PSMPB          PBMPS
JBPL             JBPP               JBPL                JBPP               JBPL rajanami     amangboaru          rajanami      amangboru
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  kedelapan  terdiri dari  1  komponen  alokasi  gilir  bicara  yaitu  kaidah  pertama  yang  terdiri  dari  2
bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya  ditandai  dengan  penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  raja  nami dari JBPL ke JBPP dan amangboru  dari JBPP ke JBPL.
Topik 9: panandaion
Topik  percakapan  kesembilan    dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru.  Kemudian  TPL  melanjutkan
percakapan  ke  JBPL  dengan  rujukan  panggilan  amangboru.  Kembali  JBPL
Universitas Sumatera Utara
meneruskan  percakapan  ke  penutur  berikutnya  yaitu  TPL  dengan  panggilan rajabolon.  JBPL  melanjutkan  percakapan  tanpa  ada  rujukan  dan  meneruskannya
kepada JBPP dengan panggilan  rajanami, demikian halnya dengan JBPP dengan panggilan  amangboru.  Kemudian  JBPL  meneruskan  percakapan  ke  penutur
sebelumnya  JBPP  dengan  rujukan  pronomina  hamu.  Akhir  percakapan,  JBPP merujuk penutur JBPL dengan panggilan amangboru.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik kesembilan digambarkan
sebagai berikut:
1                       2                    3                    4 PSMPB            PBMPS           PBM             PBMPS
JBPP             JBPL               TPL                JBPL                JBPP amangboaru      rajanami                               rajanami
5                     6                      7 PSMPB         PBMPS          PSMPB
JBPP                JBPL                JBPP                  JBPL amangboru          hamu            amangboru
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  kesembilan  terdiri
dari 2 komponen alokasi gilir bicara yaitu: 1.
Kaidah pertama yang terdiri dari 3 bentuk yaitu a PSMPB, b PBMPS
,
dan  PBMPB.  Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur  berikutnya ditandai  dengan  penggunaan  kata-kata  panggilan
seperti  raja  nami dari  JBPL  ke  JBPP,  amangboru    dari JBPP  ke JBPL,  raja  bolon  dari
JBPL ke TPL, dan pronomina hamu dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah kedua yaitu PBM.
Universitas Sumatera Utara
Topik 10: ingot-ingot
Topik  percakapan  kesepuluh    dimulai  oleh  JBPP  dan  merujuk  penutur berikutnya  JBPL  dengan  panggilan  amangboru.  Kemudian  JBPL  melanjutkan
percakapan ke JBPP dengan rujukan panggilan tulang. Kembali JBPP meneruskan percakapan  ke  penutur  berikutnya  yaitu  JBPL  dengan  panggilan  amangboru.
JBPL melanjutkan percakapan dengan rujukan rajanami kepada JBPP. Kemudian JBPL  melanjutkan  percakapan  berikutnya  tanpa  ada  rujukan,  demikian  halnya
dengan JBPP melanjutkan kembali percakapan tanpa ada rujukan. JBPP merujuk penutur berikutnya PKPPPKPL dengan rujukan dongan sahuta dan PKPPPKPL
melanjutkan  percakapan  berikutnya  ke  JBPL  dengan  rujukan  pronominal  hamu. Kemudian  PKPPPKPL  merujuk  penutur  berikutnya  JBPL  dengan  rujukan
pronomina  hamu. Kembali  JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskannya  ke  JBPL  dengan  rujukan  pronomina  hamuna.  PKPPPKPL
mengakhiri percakapan tanpa ada rujukan sebelumnya. Alokasi  pergantian  gilir  bicara  percakapan  topik  kesepuluh  digambarkan
sebagai berikut:
1                       2                    3                       4                 5 PSMPB            PBMPS           PSMPB             PBMPS      PBM
JBPP             JBPL               JBPP                JBPL           JBPP            JBPL amangboru        tulang            amangboru       rajanami
6                   7                                 8                 9 PSM           PSMPB                      PBMPB         PBM
JBPL             JBPP               PKPPPKPL           JBPL             PKPPPKPL dongan sahuta           hamu
Universitas Sumatera Utara
10                 11                             12            13 PSMPB           PBM                      PBMPB      PBM
PKPPPKPL             JBPL             PKPPPKPL          JBPL            PKPP hamu                                               muna                      PKPL
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  kesepuluh  terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah  pertama  yang  terdiri  dari  3  bentuk  yaitu  a  PSMPB,  b
PBMPS
,
dan  PBMPB.  Penunjukan  atau  rujukan  kepada  penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti raja  nami    dari  JBPL  ke  JBPP,  amangboru    dari  JBPP  ke  JBPL,
dongan  sahuta    dari  JBPP  ke  PKPPPKPL,  dan  pronomina  hamu dari PKPPPKPL ke JBPL.
2. Kaidah kedua yaitu PBM.
3. Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 11: Paulak Une
Topik  percakapan  kesebelas    dimulai  oleh  JBPP  dan  dilanjutkan  oleh penutur berikutnya PKPPPKPL tanpa ada rujukan. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan  tanpa  ada  rujukan  sebelumnya,  demikian  halnya  dengan PKPPPKPPL yang menutup percakapan tanpa ada rujukan sebelumnya.
Alokasi  pergantian  gilir  bicara  percakapan  topik  kesepuluh  digambarkan sebagai berikut:
1                                  2                           3 PBM                            PBM                      PBM
JBPP                PKPPPKPL                  JBPL                     PKPLPKPP
Universitas Sumatera Utara
Komponen  alokasi  gilir  bicara  pada  percakapan  topik  kesebelas  adalah PBM Penutur Berikutnya Melanjutkan tanpa ada rujukan.
4.2.2.2 Temuan Analisis Gilir Bicara Situasi Tutur Marpudunsaut