yang hanya menggunakan pola gilir bicara kaidah yang pertama dan nomor 11 tentang paulak une yaitu masing-masing sebanyak 3 kali gilir bicara dengan
kaidah pertama dan kedua. Dari seluruh topik marhata yang dibicarakan dalam situasi tutur
marpudunsaut, kaidah pertama PSMPB, PBMPS, dan PBMPB adalah lebih dominan daripada dua kaidah lainnya yaitu PBM dan PSM. Kaidah pertama 70
dan dua kaidah lainnya masing-masing adalah 21 dan 9. Perbedaannya persentasenya cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam marhata pada
situasi tutur marpudunsaut juga gilir bicara lebih dominan dengan merujuk penutur berikutnya dengan menggunakan istilah kekerabatan kinship system
sehingga ketika proses percakapan itu berlangsung, tidak ada interupsi maupun tumpang tindih.
4.2.2.1 Analisis Gilir Bicara Situas Tutur Marpudunsaut
Pola gilir bicara dianalisis sesuai dengan topik percakapan bagian isi struktur percakapan. Dalam situasi tutur marpudunsaut terdapat 11 topik
percakapan yang dianalisis berdasarkan komponen alokasi gilir bicara. Berikut ini adalah analisis pola gilir bicara topik-topik marhata situasi
tutur marpudunsaut pada upacara adat perkawinan Batak Toba.
Topik 1: tudu-tudu sipanganon
Topik percakapan pertama dimulai oleh JBPP sebagai penutur sebelumnya dan dilanjutkan dengan merujuk penutur berikutnya yaitu JBPL
dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan dengan
Universitas Sumatera Utara
merujuk penutur sebelumnyaa yaitu JBPP dengan rujukan rajanami. Kembali JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPL dengan panggilan
amangboru, melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan, merujuk JBPL dengan panggilan yang sama amangboru, dan melanjutkan kembali tanpa rujukan. JBPL
juga melanjutkan percakapan tanpa rujukan, demikian juga JBPP. Kemudian JBPP merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru dan
melanjutkan kembali tanpa ada rujukan, demikian juga JBPL. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPP dengan panggilan tulang, JBPP
dengan panggilan amangboru. Kembali JBPL melanjutkan percakapan kepada JBPP dengan panggilan hula-hula, JBPP kepada JBPL dengan panggilan
amangboru, JBPL dengan JBPP dengan panggilan raja bolon. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan demikian juga JBPP. Percakapan
diakhiri oleh JBPP dengan merujuk JBPL dengan panggilan amangboru. Alokasi pergantian gilir bicara topik pertama ini digambarkan sebagai
berikut : 1 2 3 4 5
PSMPB PBMPS PBMPB PSM PSMPB JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL
amangboru rajanami amangboru amangboru
6 7 8 9 10 PBMPS PBM PSM PSMPB PBM
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP amangboru amangboru
Universitas Sumatera Utara
11 12 13 14 15 PBM PBMPS PSMPB PBMPS PSMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL tulang amangboru hula-hula amangboru
16 17 18 19 PBMPS PBM PSM PSMPB
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL raja bolon amangboru
Komponen alokasi gilir bicara pada topik pertama terdiri dari 3 komponen
alokasi gilir bicara yaitu: 1
Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan
penggunaan kata-kata panggilan seperti amangboru dari JBPP ke JBPL,
rajanami dari JBPL ke JBPP, tulang dari JBPL ke JBPP, hula-hula dari JBPL ke JBPP, dan raja bolon dari JBPL ke JBPP
2 Kaidah kedua yaitu PBM
3 Kaidah kedua yaitu PSM
Topik 2:
barita ni sipanganon
Topik percakapan kedua dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan berikutnya kepada penutur sebelumnya JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP kembali melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPL dengan
panggilan amangboru.
Universitas Sumatera Utara
Alokasi pergantian gilir bicara topik kedua ini digambarkan sebagai berikut :
1 2 3 4 PSMPB PBMPs PSMPB PBMPS
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP amangboru rajanami amangboru rajanami
Komponen alokasi gilir bicara pada topik kedua ini terdiri dari 1 komponen alokasi gilir bicara yaitu kaidah pertama dengan 2 bentuk yaitu a
PSMPB dan b PBMPS. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya
ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan seperti amangboru dari JBPP ke
JBPL dan rajanami dari JBPL ke JBPP.
Topik 3 : somba ni uhum sinamot
Topik ketiga dikenalkan oleh JBPL dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan rajanami. JBPP merujuk penutur sebelumnya JBPL dengan
panggilan amangboru. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk
JBPL dengan panggilan amangboru. JBPL melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. Kemudian JBPP melanjutkan
percakapan berikutnya dan merujuk PAMARAI denan panggilan pamarai. JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk penutur berikutnya Simolohon dengan
panggilan simandokhon simolohon. JBPP melanjutkan dengan merujuk penutur berikutnya Mantu Pihak Perempuan dengan panggilan hela. JBPP melanjutkan
percakapan dengan merujuk RS dengan panggilan hula-hula Sinaga. JBPP
Universitas Sumatera Utara
merujuk penutur sebelumnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian
JBPL merujuk JBPP dengan panggilan raja bolon. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan dan JBPP juga melanjutkan percakapan dengan merujuk JBPL dengan panggilan amangboru. JBPL merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP
merujuk penutur berikutnya PK dengan panggilan dongan sahuta. Kemudian PK merujuk penutur sebelumnya JBPL dengan ujaran muna. JBPL merujuk penutur
berikutnya dengan rajanami kepada PK. Kemudian PK merujuk penutur berikutnya JBPP dengan panggilan dongan sahuta. JBPP merujuk penutur
berikutnya BS dengan panggilan boru. JBPP melanjutkan percakapan berikutnya dengan merujuk penutur sebelumnya JBPL dengan panggilan amangboru dan
JBPL merujuk penutur berikutnya JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP merujuk penutur sebelumnya dengan panggilan amangboru. JBPL merujuk
penutur berikutnya JBPP dengan panggilan rajanami. Kemudian JBPP merujuk penutur berikutnya OTPP dengan panggilan inang. Kemudian JBPP merujuk
penutur sebelumnya JBPL dengan ujaran hamuna. JBPP menyelesaikan percakapan dengan merujuk penutur sebelumnya JBPL dengan panggilan
amangboru. Alokasi pergantian gilir bicara topik ketiga ini digambarkan sebagai
berikut: 1 2 3 4 5
PSMPB PBMPS PSMPB PBMPS PSMPB JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP
rajanami amangboru rajanami amangboru rajanami
Universitas Sumatera Utara
6 7 8 9 10 PBMPB PBM PBMPB PBM PBMPB
JBPP PAMARAI JBPP S JBPP MPP pamarai simandokhon hela
11 12 13 14 15 PBM PBMPB PBM PBMPS PSMPB
MPP JBPP H JBPP JBPL JBPP hula-hula amangboru rajabolon
16 17 18 19 20 PSM PBM PBMPS PSMPB PBMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP PK amangboru rajanami dongan sahuta
21 22 23 24 25 26 PBMPB PSMPB PBMPB PBMPB PBM PBMPS
PK JBPL PK JBPP B JBPP JBPL hamuna rajanami dongan sahuta boru amangboru
27 28 29 30 31 PSMPB PBMPS PSMPB PBMPB PBM
JBPL JBPP JBPL JBPP OTPP JBPP rajanami amangboru rajanami inang
32 PBMPS
JBPP JBPL Amangboru
Universitas Sumatera Utara
Komponen alokasi gilir bicara pada topik ketiga terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1 Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB, b PBMPS, dan c
PBMPB. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan
penggunaan kata-kata panggilan seperti rajanamirajabolon dari JBPL ke
JBPP dan JBPL ke PK, amangboru dari JBPP ke JBPL, pamarai dari JBPP ke PAMARAI, simandokhon dari JBPP ke S, hela dari JBPP ke MPP, hula-hula
dari JBPP ke H, dongan sahuta dari JBPP ke PK dan PK ke JBPP, hamuna dari PK ke JBPL dan JBPP ke JBPL, boru dari JBPP ke BS, inang dari JBPP
ke OTPP. 2
Kaidah kedua yaitu PBM 3
Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 4: pangidoan ulos
Topik percakapan keempat dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan rujukan atau panggilan amangboru. Kemudian penutur
berikutnya JBPL melanjutkan percakapan ke penutur sebelumnya JBPP dengan panggilan raja i. Demikian juga JBPP melanjutkan percakapan dengan merujuk p
ke JBPL dengan panggilan amangboru. Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik keempat ini digambarkan
sebagai berikut.
1 2 3 PSMPB PBMPS PSMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL amangboru raja i amangboru
Universitas Sumatera Utara
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik keempat ini terdiri dari 1 komponen alokasi gilir bicara yaitu kaidah pertama yang terdiri dari 2
bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti amangboru dari JBPP ke JBPL, raja i dari JBPL ke JBPP.
Topik 5: sangkap dohot rencana
Topik percakapan kelima dibuka oleh JBPP dengan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL merujuk penutur
berikutnya sebelumnya JBPP dengan panggilan rajanami. Kembali JBPP meneruskan percakapan dengan panggilan amangboru dan JBPL dengan
panggilan rajanami. Kemudian JBPP meneruskan kembali percakapan dengan merujuk JBPL dengan panggilan amangboru dan JBPP dengan panggilan
rajanami. Setelah itu JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan kembali dengan merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP
melanjutkan ke JBPL dengan rujukan hula-hula muna dan JBPL melanjutkan percakapan ke JBPP dengan rujukan rajanami. Kembali JBPP melanjutkan
percakapan ke JBPL dengan panggilan amangboru dan setelah itu JBPP sebagai penutur sebelumnya melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan setelah itu
meneruskan percakapan ke JBPL dengan rujukan pronominal hamu. JBPP melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan kemudian merujuk JBPL dengan
panggilan amangboru, JBPL merujuk JBPP dengan rajanami. Kemudian JBPL sebagai penutur beritkutnya melanjutkan tanpa ada rujukan, JBPP sebagai penutur
sebelumnya juga melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan. Kembali JBPL
Universitas Sumatera Utara
melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan. Demikian juga dengan JBPP yang melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan percakapan ke JBPL
dengan rujukan pronominal hamu. JBPL meneruskan kembali percakapan ke JBPP dengan panggilan rajanami dan meneruskan kembali percakapan tanpa ada
rujukan serta merujuk JBPP dengan panggilan rajanami. JBPP kemudian melanjutkan percakapan ke JBPL dengan rujukan pronominal hamu dan JBPL ke
JBPP dengan rujukan rajanami. Pada akhir percakapan JBPL menyelesaikan topik percakapan tanpa ada rujukan.
Alokasi pergantian gilir bicara topik percakapan kelima ini digambarkan sebagai berikut:
1 2 3 4 5 PSMPB PBMPS PSMPB PBMPS PSMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL amangboru rajanami amangboru rajanami amangboru
6 7 8 9 10 PBMPS PBM PBMPS PSMPB PBMPS
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP rajanami rajanami hamuna rajanami
11 12 13 14 15 PSMPB PSM PBMPS PSM PSMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL amangboru hamu amangboru
16 17 18 19 20 PBMPS PBM PSM PSM PBM
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP amangboru
Universitas Sumatera Utara
21 22 23 24 25 PSMPB PBMPS PBM PBMPS PSM
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL hamuna rajanami rajanami hamu
26 27 PBMPS PBM
JBPL JBPP JBPL rajanami
Komponen alokasi gilir bicara pada topik percakapan yang kelima ini
terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu: 1
Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti amangboru dari JBPP ke JBPL, rajanami dari JBPL ke JBPP, dan hamu dari JBPP ke JBPL.
2 Kaidah kedua yaitu PBM
3 Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 6: parsuhion
Topik percakapan keenam dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya KM dan meneruskannya ke penutur berikutnya JBPL. Kemudian JBPL
merujuk penutur berikutnya PK dengan panggilan dongan sahuta. Kemudian JBPP melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan percakapan ke
JBPL dengan rujukan amangboru. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan ke JBPP dengan rujukan panggilan tulang dan JBPP meneruskan percakapan dengan
merujuk JBPL dengan pronominal hamu. Kembali JBPL melanjutkan percakapan
Universitas Sumatera Utara
ke JBPP dengan panggilan tulang. Di akhir percakapan JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik keenam ini digambarkan sebagai berikut:
1 2 3 4 5 PSMPB PBMPB PBMPB PSM PSMPB
JBPP KM JBPL PK JBPP JBPL rajanami dongan sahuta amangboru
6 7 8 9 PBMPS PSMPB PBMPS PSM
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL tulang hamu tulang
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik keenam ini terdiri dari 2 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah pertama yang terdiri dari 2 bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti amangboru dari JBPP ke JBPL, raja i dari JBPL ke JBPP, dongan sahuta dari JBPL ke PK, hamu dari
JBPP ke JBPL, dan tulang dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah ketiga yaitu PSM.
Topik 7: patortor parumaen
Topik percakapan ketujuh dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya PK. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan
Universitas Sumatera Utara
meneruskan percakapan ke PK dengan rujukan panggilan appara. Penutur berikutnya yaitu JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan
meneruskannya ke penutur berikutnya yaitu PK. Setelah itu JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskan percakapan ke JBPP dengan
panggilan hula-hula. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan percakapan diakhiri oleh PK tanpa ada rujukan.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik ketujuh ini digambarkan
sebagai berikut
1 2 3 4 5 PSMPB PBM PBMPB PBM PBMPB
JBPP PK JBPL PK JBPL PK dongan sahuta appara rajanami
6 7 8 9 PBM PBMPS PBM PSM
PK JBPL JBPP JBPL PK hula-hula
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik ketujuh ini terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah pertama yang terdiri dari 3 bentuk yaitu a PSMPB, b PBMPS,
dan c PBMPB
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti dongan sahuta dari JBPP ke PK, appara dari JBPL ke PK, raja nami dari JBPL ke PK,
dan hula-hula dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah kedua yaitu PBM. 3.
Kaidah ketiga yaitu PSM.
Universitas Sumatera Utara
Topik 8: marsarapan
Topik percakapan kedelapan dimulai oleh JBPL dan merujuk penutur berikutnya JBPP dengan panggilan raja i. Kemudian JBPB melanjutkan
percakapan ke JBPL dengan rujukan panggilan amangboru. Kembali JBPL meneruskan percakapan ke JBPP dengan panggilan yang sama yaitu rajanami,
demikian halnya dengan JBPP mengakhiri percakapan dengan rujukan panggilan yang sama yaitu amangboru.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik ketujuh ini digambarkan
sebagai berikut
1 2 3 4 PSMPB PBMPS PSMPB PBMPS
JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL rajanami amangboaru rajanami amangboru
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik kedelapan terdiri dari 1 komponen alokasi gilir bicara yaitu kaidah pertama yang terdiri dari 2
bentuk yaitu a PSMPB dan b PBMPS
.
Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti raja nami dari JBPL ke JBPP dan amangboru dari JBPP ke JBPL.
Topik 9: panandaion
Topik percakapan kesembilan dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian TPL melanjutkan
percakapan ke JBPL dengan rujukan panggilan amangboru. Kembali JBPL
Universitas Sumatera Utara
meneruskan percakapan ke penutur berikutnya yaitu TPL dengan panggilan rajabolon. JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskannya
kepada JBPP dengan panggilan rajanami, demikian halnya dengan JBPP dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL meneruskan percakapan ke penutur
sebelumnya JBPP dengan rujukan pronomina hamu. Akhir percakapan, JBPP merujuk penutur JBPL dengan panggilan amangboru.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik kesembilan digambarkan
sebagai berikut:
1 2 3 4 PSMPB PBMPS PBM PBMPS
JBPP JBPL TPL JBPL JBPP amangboaru rajanami rajanami
5 6 7 PSMPB PBMPS PSMPB
JBPP JBPL JBPP JBPL amangboru hamu amangboru
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik kesembilan terdiri
dari 2 komponen alokasi gilir bicara yaitu: 1.
Kaidah pertama yang terdiri dari 3 bentuk yaitu a PSMPB, b PBMPS
,
dan PBMPB. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti raja nami dari JBPL ke JBPP, amangboru dari JBPP ke JBPL, raja bolon dari
JBPL ke TPL, dan pronomina hamu dari JBPL ke JBPP. 2.
Kaidah kedua yaitu PBM.
Universitas Sumatera Utara
Topik 10: ingot-ingot
Topik percakapan kesepuluh dimulai oleh JBPP dan merujuk penutur berikutnya JBPL dengan panggilan amangboru. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan ke JBPP dengan rujukan panggilan tulang. Kembali JBPP meneruskan percakapan ke penutur berikutnya yaitu JBPL dengan panggilan amangboru.
JBPL melanjutkan percakapan dengan rujukan rajanami kepada JBPP. Kemudian JBPL melanjutkan percakapan berikutnya tanpa ada rujukan, demikian halnya
dengan JBPP melanjutkan kembali percakapan tanpa ada rujukan. JBPP merujuk penutur berikutnya PKPPPKPL dengan rujukan dongan sahuta dan PKPPPKPL
melanjutkan percakapan berikutnya ke JBPL dengan rujukan pronominal hamu. Kemudian PKPPPKPL merujuk penutur berikutnya JBPL dengan rujukan
pronomina hamu. Kembali JBPL melanjutkan percakapan tanpa ada rujukan dan meneruskannya ke JBPL dengan rujukan pronomina hamuna. PKPPPKPL
mengakhiri percakapan tanpa ada rujukan sebelumnya. Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik kesepuluh digambarkan
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 PSMPB PBMPS PSMPB PBMPS PBM
JBPP JBPL JBPP JBPL JBPP JBPL amangboru tulang amangboru rajanami
6 7 8 9 PSM PSMPB PBMPB PBM
JBPL JBPP PKPPPKPL JBPL PKPPPKPL dongan sahuta hamu
Universitas Sumatera Utara
10 11 12 13 PSMPB PBM PBMPB PBM
PKPPPKPL JBPL PKPPPKPL JBPL PKPP hamu muna PKPL
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik kesepuluh terdiri dari 3 komponen alokasi gilir bicara yaitu:
1. Kaidah pertama yang terdiri dari 3 bentuk yaitu a PSMPB, b
PBMPS
,
dan PBMPB. Penunjukan atau rujukan kepada penutur berikutnya ditandai dengan penggunaan kata-kata panggilan
seperti raja nami dari JBPL ke JBPP, amangboru dari JBPP ke JBPL,
dongan sahuta dari JBPP ke PKPPPKPL, dan pronomina hamu dari PKPPPKPL ke JBPL.
2. Kaidah kedua yaitu PBM.
3. Kaidah ketiga yaitu PSM
Topik 11: Paulak Une
Topik percakapan kesebelas dimulai oleh JBPP dan dilanjutkan oleh penutur berikutnya PKPPPKPL tanpa ada rujukan. Kemudian JBPL melanjutkan
percakapan tanpa ada rujukan sebelumnya, demikian halnya dengan PKPPPKPPL yang menutup percakapan tanpa ada rujukan sebelumnya.
Alokasi pergantian gilir bicara percakapan topik kesepuluh digambarkan sebagai berikut:
1 2 3 PBM PBM PBM
JBPP PKPPPKPL JBPL PKPLPKPP
Universitas Sumatera Utara
Komponen alokasi gilir bicara pada percakapan topik kesebelas adalah PBM Penutur Berikutnya Melanjutkan tanpa ada rujukan.
4.2.2.2 Temuan Analisis Gilir Bicara Situasi Tutur Marpudunsaut