4.3.4 Pembahasan Pasangan Berdekatan
Dalam setiap memulai marhata upacara adat Perkawinan Batak Toba, juru bicara  tidak  langsung  mengutarakan  apa  yang  hendak  disampaikan  tetapi  selalu
dimulai  dengan  pembukaan  yang  disebut  dengan  urutan  awal  marhata.  Urutan awal  marhata  bervarisi  yaitu  bentuk  konfirmasi,  permintaan,  peribahasa,
terimakasih, pertanyaan, dan bahkan penawaran. Inisiasi  atau  pemicu  terdiri  dari  permintaan,  konfirmasi,  nasehat,
pertanyaan,  tawaran,  peribahasa,  jawaban,  penerimaan,  dan  salam.  Dalam  ketiga situasi  tutur,  yang  lebih  dominan  pada  situasi  tutur  marhusip,  dan  martumpol
inisiasi tidak langsung direspon tetapi dijembatani dengan kemunculan  sela atau penundaan.   Dalam situasi  tutur  marunjuk,  sela hanya sedikit  muncul  yaitu pada
topik pertama dan kesembilan. Sela atau penundaan  selalu muncul sebelum memberikan respon terhadap
inisiasi  yaitu  sela  terimakasih,  peribahasa,  dan  konfirmasi,  namun  bentuk Peribahasa  adalah  lebih  dominan  muncul  yang  direspon  oleh  seluruh    hadirin
secara  serempak  dengan ima  tutu‟  semoga  seperti  itu‟.    Fenomena  ini  menjadi
ciri-ciri  marhata  dalam  upacara  adat  perkawinan  Batak  Toba.  Yule  1996:78 mengatakan  penundaan  respon  menggambarkan  ketidaktersediaan  jawaban  yang
diharapkan  secara  otomatis  potential  unavailability  of  the  immediate  expected answer. Penundaan menunjukkan jarak antara apa yang diharapkan dan apa yang
diberikan. Dalam acara marhata upacara adat perkawinan Batak Toba, penundaan dengan  terimakasih,  peribahasa,  dan  konfirmasi  dianggap  sangat  bermakna,
misalnya  apabila  JBPP  membuat  permintaan  kepada  JBPL  namun  pihak  JBPL
Universitas Sumatera Utara
tidak  sanggup  memenuhinya,    maka  JBPL  dapat  memberikan  sela  terimakasih, peribahasa,  maupun    konfirmasi.  Sebagai  contoh  dapat  dilihat  dalam  percakapan
berikut.
JBPP  :  Paboa  hamu  ma  na  solot  di  roha  muna  na  naeng  sipasahaton
muna tu hami Hatahon hamu ma na solhot di roha mu. Permintaan
JBPL :  Mauliate ma di Raja i, hula-hula nami. Terimakasih
Raja  nami,  ido  pandohan  ni  natua-tua,  molo  balga  inna  anak pangolihononhon,  molo  balga  inna  boru  pahutaon.  Nunga
masihaholongan  nasida,  ai  ido  umbahen  naro  hami.  Jadi  didok roha nami Raja nami, ndang pola ganjang sidokhonon nami, alai
sangap hian do hamu Raja ni hula-hula nami.
Konfirmasi Alai  nueang Raja nami, pandohan nami, Raja i ma namangido.
Permintaan Inisiasi  JBPP  bentuk  permintaan  di  atas  tidak  langsung  direspon  oleh  JBPL
dengan  penerimaan  jawaban  berdekatan  atau  permintaan  jawaban  tidak berdekatan,  tetapi  dijembatani  dengan  sela  terimakasih  dan  konfirmasi.
Penundaan permintaan untuk respon inisiasi di atas adalah bermakna karena JBPL menghargai  JBPP  pihak  pengantin  sebagai  hula-
hula  „raja  pihak  laki-laki‟ berdasarkan unsur DNT.
Dilihat  dari  realisiasi  bentuk  pasangan  berdekatan,  jumlah  bentuk pasangan  berdekatan  mengalami  peningkatan  dari  mulai  acara  marhusip,
marpudunsaut, dan marunjuk 40, 56, dan 57. Schgloff 1977 mengatakan bahwa dalam kenyataannya, penentuan pasangan berdekatan tidak keseluruhannya
berdekatan. Pendapat Schgoff ini berlaku juga pada respon inisiasi acara marhata dalam  upacara  adat  perkawinan  Batak  Toba.  Pernyataan  ini  ditemukan  dalam
bahasa tutur „marhata‟ acara adat perkawinan Batak Toba dalam acara marhusip,
Universitas Sumatera Utara
marpudunsaut,  dan  marunjuk  dengan  frekuensi  semakin  meningkat  untuk pasangan berdekatan dan frekuensi menurun untuk pasangan tidak berdekatan.
Inisiasi  percakapan  mendapat  beberapa  pola  pasangan  yang  disukai  dan pola  tidak  disukai.  Inisiasi  penawaran  mendapat  respon  pasangan  yang  disukai
yaitu  terimakasih  dan  penerimaan  dan  respon  yang  tidak  disukai  dengan konfirmasi.  Inisiasi  permintaan  mendapat  respon  pasangan  yang  disukai  yaitu
penerimaan  dan  pemberian  dan  pasangan  yang  tidak  disukai  dengan  konfirmasi, permintaan,  pertanyaan,  dan  terimakasih.  Inisasi  konfirmasi  diberi  respon  yang
disukai  dengan terimakasih  dan  penerimaan dan  direspon dengan pasangan  yang tidak disukau dengan permintaan, pertanyaan dan konfirmasi. Inisiasi pertanyaan
diberi  respon  yang  disukai  dengan  jawaban  dan  pasangan  yang  tidak  disukai dengan  konfirmasi,  permintaan,  dan  penerimaan.  Inisiasi  jawaban  hanya
mendapat  respon  pasangan  disukai  yaitu  terimakasih  dan  penerimaan.  Inisiasi penerimaan mendapat respon pasangan disukai yaitu penerimaan terimakasih dan
pasangan yang tidak disuka yaiitu konfirmasi. Inisiasi  percakapan  juga  mendapat  satu  pola  pasangan  yang  disukai  yaitu
inisiasi  peribahasa  dengan  penerimaan,  nasehat  dengan  penerimaan,  terimakasih dengan terimakasih, salam dengan salam.
Dalam  marhusip  pasangan  disukai  yang  paling  dominan  adalah pertanyaan-jawaban,  sedangkan  pasangan  yang  tidak  disukai  adalah  permintaan-
konfirmasi dan konfirmasi- konfirmasi. Dalam acara marpudunsaut.  konfirmasi- penerimaan  merupakan  pasangan  disukai  yang  paling  dominan,  sedangkan
pasangan  yang  tidak  disukai  adalah  permintaan-terimakasih.  Sementara  dalam
Universitas Sumatera Utara
acara  marunjuk  pasangan  disukai  yang  paling  dominan  adalah  permintaan- penerimaan, dan pasangan yang tidak disukai adalah konfirmasi-konfirmasi.
Respon yang diberikan terhadap pemicu percakapan direalisasikan dengan bervariasi. Pasangan respon tersebut terdiri dari respon pasangan yang disukai dan
pasangan yang tidak disukai seperti berikut.
a . Permintaan - Penerimaan
Dalam  BBT  kalimat  permintaan  adalah  salah  satu  jenis  kalimat  perintah yang  digunakan  untuk  meminta  pesapa  melakukan  sesuatu  yang  perlu  bagi
penyapa.  Dalam  kalimat  perintah  seperti  ini,  hasil  atau  akibat  tindakan  yang dilakukan  pesapa  mungkin  untuk  penyapa  atau  mungkin  juga  untuk  orang  lain,
tetapi  direstui  atau  diinginkan  oleh  penyapa  Sibarani,  1997:128.  Kalimat jawaban  atau  respon  yang  disukai  atau  berdekatan  untuk  permintaan  adalah
bentuk  penerimaan.  Menurut  Sibarani  1997:184,  kalimat  jawaban  adalah kalimat  yang  digunakan  seseorang  untuk  menjawab  kalimat  orang  lain  berupa
kalimat  pertanyaan,  perintah,  peribahasa,  sahutan,  dan  salam.  Jawaban  untuk kalimat perintah permintaan biasanya hanya jawaban singkat, yang mendahului
tanggapan  berupa  tindakan  yang  diharapkan  oeh  kalimat  perintah  itu.  Jika  kita mengiakan  permintaan  itu,  kita  menggunakan  jawaban  olo
„ya‟  dalam  ragam lisan  atau  ragam  non  baku.  Jika  kita  menolak  perintah  itu,  kita  menggunakan
jawaban  ungngai „tidak mau‟ atau ah dalam ragam lisan atau ragam non baku.
Kalimat  Mauliate  ma ‟terimakasih  lah‟  juga  digunakan  untuk  menolak  suatu
perintah  dengan  halus,  terutama  perintah  ajakan.  Kadang-kadang,  jika  kalimat
Universitas Sumatera Utara
perintah  itu  sesuai  dengan  keinginan  pesapa,  bisa  juga  kata  nauli  digunakan sebagai jawaban untuk mengiakan kalimat perintah itu.
Pasangan  disukai  permintaan-penerimaan  adalah  satu  pasangan  yang kemunculannya  mengalami  peningkatan  dimulai  dari  acara  marhusip,
marpudunsaut,  sampai  kepada  marunjuk.  Berdasarkan  jumlah  atau  frekuensi kemunculannya, pasangan disukai ini berada pada urutan kedua setelah pasangan
pertanyaan – jawaban.
Berikut  adalah  contoh  pemicu  atau  inisiasi  dalam  bentuk  kalimat permintaan  dan  respon  bentuk  penerimaan  yang  digunakan  oleh  penutur  dalam
acara marhata upacara adat perkawinan Batak Toba : 1.
I : Hupasahat hami ma tu hamu raja dongan sahuta nami. R : Bangkona mai molo ulaon di jabu, molo boi tutu molo tolap sai dongan
sahuta do namanungkun.
Inisiasi  I  contoh  1  diatas  adalah  sebuah  kalimat  perintah  permintaan  yang menggunakan  pemarkah  pasif  dengan  proklitik  hu-  hami.  Hu-  hami  adalah
pronomina  pertama  jamak  dalam  BBT  sebagai  subjek  kalimat.  Kalimat  pasif adalah  kalimat  yang  subjeknya  dikenai  tindakan.  Hu-  hami  sebagai  penyapa
meminta  pesapa  melakukan  sesuatu  yang  perlu  bagi  penyapa  yaitu  pasahat „menyampaikan‟  waktu  untuk  pesapa  menanyakan  kedatangan  pihak  laki-laki.
Respon R yang diberikan adalah penerimaan dongan sahuta do namanungkun „teman sekampung lah yang bertanya‟.
2. I:  Tangkas ma paboa hamu haroan na uli sibegeon ni sipareon dohot sipeopon ni roha.
R: Olo  ma tutu Rajanami, alusan ma tutu sungkun-sungkunmuna i.
Universitas Sumatera Utara
Inisiasi  contoh  2 adalah  kalimat perintah permintaan. Penyapa meminta  pesapa untuk  menyampaikan  dengan  jelas  maksud  kedatangan  si  pesapa.  Kata  kerja
paboa „beritahuan‟ dan pronomina kedua hamu „kalian‟ menunjukkan si penyapa
meminta orang kedua jamak „hamu‟ melakukan tindakan buat si penyapa. Respon yang  diberikan  adalah  penerimaan.  Kata  olo
„iya‟  menunjukkan  permintaan  si penyapa diterima oleh si pesapa.
b . Pertanyaan-Jawaban
Dalam BBT kalimat tanya  adalah kalimat  yang  menanyakan sesuatu atau seseorang  mengharapkan  tanggapan  berupa  jawaban.  Respon  yang  relevan
terhadap inisiasi pertanyaan adalah jawaban. Pasangan  disuaki  pertanyaan-jawaban  merupakan  pasangan  yang
kemunculannya  paling  tinggi  pada  acara  marhusip  namun  menurun  pada  acara marpudunsaut dan jumlahnya konsisten pada acara  marunjuk.
Berikut adalah contoh pemicu atau inisiasi dalam bentuk kalimat tanya dan respon  bentuk  jawaban  yang  digunakan  oleh  penutur  dalam  acara  marhata
upacara adat perkawinan Batak Toba : 3.  I:    Boha hamu sian pariban nami?
R:  Molo sian hami do nuaeng pariban, sitolopi nauli nadenggan do hami.
Inisiasi contoh 3 adalah kalimat pertanyaan jenis kalimat tanya ajektival. Kalimat tanya  ajektival  adalah  kalimat  tanya  yang  menggunakaan  kata  tanya  yang  dapat
menanyakan  sifat,  keadaan  atau  cara.  BBT  menggunakaan  kata  tanya  boha „bagaimana‟ untuk menanyakan sifat, keadaan, atau cara. Respon yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
adalah  pasangan  yang  berdekatan  atau  relevan  yang  menunjukkan  keadaan kesiapan pariban.
4. I : Jadi di hamu punguan ….., adong do parsuhion di hamu Rajanami?
R: Ndang adong Inisiasi  contoh  4  adalah  kalimat  pertanyaan  jenis  kalimat  tanya  paduan  urutan
intonasi. Kalimat tanya ini adalah kalimat tanya yang dibentuk dengan mengubah urutan kata dan menggunakan intonasi tanya dan harus dijawab dengan   olo
„ya‟ atau ndang
„tidak‟ yang diikuti oleh konstituen lain dalam jawaban lengkap.
c . Konfirmasi-Penerimaan
Kalimat  pernyataan  konfirmasi  adalah  kalimat  yang  memberitahukan sesuatu  dengan  mengharapkan  tanggapan  berupa  pemahaan.  Tujuan  akhir  si
penyapa  adalah  menyampaikan  atau  menyatakan  sesuatu  pesan  agar  pesapa mengetahui dan memahami pesan yang disampaikannya. Pesaninformasiinisiasi
yang  disampaikan  direspon  dengan  relevan  atau  mendapat  pasangan  yang berdekatan dengan penerimaan pesaninformasiinisiasi.
Pasangan  disukai  konfirmasi-penerimaan  merupakan  pasangan  yang kemunculannya sedang pada acara marhusip namun sangat meningkat pada acara
marpudunsaut dan frekuensinya menurun pada acara  marunjuk. Berikut  adalah  contoh  pemicu  atau  inisiasi  dalam  bentuk  kalimat
pernyataan  konfirmasi  dan  respon  yang  relevan  dengan  bentuk  penerimaan yang  digunakan  oleh  penutur  dalam  acara  marhata  upacara  adat  perkawinan
Batak Toba :
Universitas Sumatera Utara
5. I : Jadi nangpe dipangido hamu sampulu dua gabe ma jala horas. Rade ma hami disi Amangboru.
R : Gabe Rajanami. 6. I :   Ai ido sisada boru do hamu tulang.
R :  Olo, olo. Inisiasi  kedua  contoh  di  atas  5  dan  6  di  atas  adalah  kalimat  pernyataan
konfirmasi.    Kedua  inisiasi  tersebut  direspon  dengan  pasangan  yang  disukai yaitu penerimaan. Dalam BBT, kata  gabe dan olo menunjukkan penerimaan atas
konfirmasi yang diberikan oleh si penyapa.
d. Permintaan-Konfirmasi
Permintaan-konfirmasi  adalah  bentuk  realisasi  pasangan  yang  tidak disukai.  Pasangan  tidak  disukai  ini  cukup  tinggi  kemunculannya  pada  acara
marhusip  tetapi  mengalami  penurunan  pada  acara  marpudunsaut.  Sedangkan pada  acara  marunjuk  pasangan  tidak  disukai  ini  konsisten  jumlahnya  dengan
acara marpudunsaut. Berikut adalah contoh pemicu atau inisiasi dalam bentuk kalimat perintah
permintaan  dan  respon  yang  tidak  disukai  dengan  bentuk  penerimaan  yaitu konfirmasi  yang  digunakan  oleh  penutur  dalam  marhata  acara  marunjuk  adat
perkawinan Batak Toba. 7. I :  Dos rohanta. Marsiampuan ma hita.
R : Jolo diolophon dongan sahuta do, baru tikkir tangga.
Universitas Sumatera Utara