Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer acara „marhata‟ yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Metode Pengamatan atau Observasi, baik observasi partisipatif Direct, Participatory Observation maupun observasi non partisipatif Non-Participatory Observation. Peneliti mengamati deskripsi kegiatan, tingkah laku, tindakan, interaksi sosial, dan proses sosial masyarakat Batak Toba, mengamati tanpa peran serta, mengangkat informasi yang terverbalkan, dan juga mengikuti latar ilmiah. Metode ini diterapkan dengan teknik rekam dan foto melalui video kaset. Teknik ini digunakan untuk pengumpulan data berupa percakapan pada saat marhata. Kemudian data yang diambil untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik pencatatan yang dibuat dalam bentuk transkripsi. Bentuk dan isi tuturan acara adat perkawinan yang sudah ditranskripsikan dari bahasa Batak Toba kemudian diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data sekunder acara „marhata‟ yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Metode Kepustakaan sebagai data pendukung data primer. Metode ini diterapkan dengan teknik catat. Ujaran-ujaran yang tidak jelas khususnya penggunaan umpasa dan ujaran-ujaran yang tidak lengkap dibandingkan dengan data pustaka yang telah ada. Disamping itu, metode interview kepada raja adat juga diterapakan untuk mengetahui makna ujaran dan kerelevanan setiap respon dari parhata juru bicara dan membacakan data kepada beberapa orang juru bicara acara adat Batak Toba yang lain trianggulasi. Proses pemerolehan data dalam penelitian ini digambarkan seperti berikut. Universitas Sumatera Utara Bagan 3.2 Proses Pemerolehan Data

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengkerucutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi secara utuh dan menyeluruh mengarah ke fokus permasalahan yang dilakukan secara induktif. Prosedur analisis data acara marhata menurut model Miles dan Huberman 1988:23 digunakan untuk menganalisis data secara deskriptif yang memfokuskan langkah-langkah seperti berikut : 1. Pengumpulan Data Acara Marhata REKAMAN TRANSKRIPSI Penutur Acara Marhata Data Awal Dokumentasi Raja ParhataRaja Adat Triangulasi Triangula si Universitas Sumatera Utara Data marhata yang sudah ditranskripsikan dipilah berdasarkan masalah penelitian. Pertama adalah mensegmentasikan ujaran-ujaran yang mengandung topik-topik marhata dari setiap situasi tutur ke dalam beberapa wacana dan mengidentifikasi ujaran-ujaran yang mengandung pengenalan topik marhata berdasarkan isi wacana, bagaimana topik diperkenalkan dan oleh siapa. Kedua adalah pemenggalan percakapan yang telah dibatasi oleh topik-topik tertentu dan mengidentifikasi gilir bicara dan pasangan berdekatan berdasarkan urutan. 2. Reduksi Data Data yang sudah disegmentasikan dan diidentifikasi dibaca kembali dan dibersihkan. Data yang berlebih dikurangi dan data yang kurang ditambahi dengan membandingkan data dokumentasi yang telah ada dari beberapa sumber. 3. Mentabulasi data dan menyajikan hasil analisis Data yang sudah disegmentasikan dan diidentifikasi ditabulasikan dalam bentuk tabel berdasarkan bentuk dan polanya untuk menemukan bentuk dan pola yang paling dominan dari setiap masalah yang hasilnya disajikan dalam bentuk bagan. 4. Menarik Kesimpulan Dari hasil analisis penelitian dan pembahasan yang sudah diringkas dalam bentuk tabel dan bagan, kesimpulan diambil dari data empiris. Universitas Sumatera Utara Prosedur analisis data tersebut digambarkan sebagai berikut :. Bagan 3.3 Prosedur Analisis Data ala Miles and Huberman 1984: 23 Dalam penelitian bahasa secara linguistik, konteks data terdiri dari empat komponen dasar yaitu isi tuturan, penutur, hubungan antar penutur, dan tuturan di luar data, Sudaryanto, 1990: 25. Selanjutnya menurut Sudaryanto 1983b:221- 224, isi tuturan dapat berupa informasi, situasi, substansi lingual, atau hal-hal apapun yang diungkapkan atau dinyatakan tuturan. Dalam kajian linguistik metode yang sesuai digunakan untuk menganalisis bahasa tutur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode fungsional dengan tehnik yang disebut tehnik situasi tutur. Metode analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah salah satu metode analisis sosial budaya yaitu analisis isi content analysis. Atherthon dan Klemmack 1982 dalam Adimihardja 1995 mendefinisikan analisis isi sebagai studi tentang arti komunikasi verbal baik komunikasi lisan maupun tulisan. Dalam kajian ini analisis isi tuturan dalam peristiwa marhata dilakukan pada aspek pengenalan topik-topik marhata dalam situasi tutur marhusip, marpudunsaut, dan marunjuk. Menyajikan Hasil Pengumpulan Data Reduksi Data Menarik Kesimpulan Universitas Sumatera Utara Kemudian dari isi tuturan diidentifikasi pola gilir bicara dan dan pasangan berdekatan. Djajasudarma 1993:59 mengatakan bahwa di dalam aliran fungsional digunakan trikotomi, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik, dengan pemahaman fungsi sintaksis pada subjek dan objek, fungsi semantis pada pelaku dan penerima, dan fungsi pragmatis pada tema, ekor, topik dan fokus. Dengan mengacu kepada pendapat tersebut, yang menjadi konteks data yang dikaji dalam penelitian ini adalah isi tuturan yang dilihat dari fungsi pragmatik khususnya pada ujaran-ujaran yang digunakan dalam pengenalan topik, gilir bicara dan pasangan berdekatan. Dengan menggunakan metode tersebut fenomena yang menjadi fokus penelitian dapat dideskripsikan dan dijelaskan secara detil. Disamping model Miles and Huberman, peneliti juga menggunakan beberapa langkah tehnik analisis percakapan yang dikemukakan oleh Tannen 2005:160. Adapun langkah-langkah analisis data percakapan yang digunakannya adalah sebagai berikut. 1. Memilih rekaman percakapan yang mempunyai kualitas yang jelas. 2. Mendengarkan secara teliti dan berulang-ulang percakapan yang diteliti 3. Mentranskripsi percakapan dengan memberi kode penutur dan nomor urut ujaran. 4. Melakukan segmentasi-segmentasi pada bagian-bagian tertentu. Segmentasi merupakan langkah dalam menganalisis teks sebagai rekaman verbal suatu tindak komunikasi dengan melakukan pemenggalan-pemenggalan pada bagian tertentu. Dalam penelitian ini, percakapan disegmentasikan Universitas Sumatera Utara berdasarkan fenomena linguistik seperti ujaran yang diucapkan, topik percakapan apa topiknya, bagaimana topik diperkenalkan, dan ciri-ciri paralinguistik paralinguistic features seperti gilir bicara turn taking. Kemudian pada penggalan percakapan yang telah dibatasi oleh topik-topik tertentu tersebut disegmentasikan kembali berdasarkan pasangan berdekatan adjacency pairs. 5. Melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap fenomena-fenomena linguistik yang ditemukan. 6. Melakukan interpretasi dan penarikan simpulan

3.6 Validitas Data