lxxxviii
4.1.13 Aktan XIII
Situasi awal pada skema aktan XIII dimulai ketika Ki Arya Jayangtilam berhasil membebaskan Ambarullah dari penjara Baratsirat. Ketika terbang
kembali ke Baghdad, ia menantang Raja Gendara untuk berperang melawan dirinya. Arya Darundana dan Ki Sangubrangta juga sesumbar menantang Raja
Gendara. Apabila sang raja tidak mampu menyusul, maka mereka akan menanti di Bahgdad. Tantangan Ki Arya Jayangtilam terlihat dalam kutipan berikut.
Heh Sang Ratu Johanpirman anusula sira kalebon telik dhusta nengah marasandu iya mangendrajala satru nanjak kartika sampeka punjul
aywa ta kari kelangan sun gawa iya sang Putri Yen sira tambuh maringwang iya ingsun putra ing Bandaralim Imam
Sujana raningsun Ki Arya Jayangtilam widigdaya ing prang sudibya pinunjul lah sira anututana angunthara rajaniti
Pupuh XIII, Pupuh Pangkur, bait 1-2, hlm. 262 „Hai Sang Raja Johanpirman, susullah anda telah kemasukan mata-mata,
mencuri menggunakan tipu muslihat, di pusat keraton, musuh yang membumbung setinggi bintang, jangan berteriak kehilangan, aku
membawa sang Putri. Tantangan Ki Arya
Jayangtilam
Pasukan kerajaan Johanpirman dan
Baratsirat, Raja Gendari
Raja Johanpirman
Prabu Gendara Ki Arya
Jayangtilam, Arya Darundana, Ki
Sangubrangta, Pasukan Bagdad
Ø
Negeri Bagdad 75
lxxxix Apabila anda tidak mengenalku, aku putra raja di Bandaralim, Imam
Sujana namaku, Ki Arya Jayangtilam, tak terkalahkan di peperangan di atas segala-
galanya, nah anda susullah.‟ Raja Johanpirman sangat marah mendengar tantangan tersebut. Orang-
orang senegeri yang ikut mendengar tantangan Ki Arya Jayangtilam menjadi bingung dan gemetaran.
Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Raja Johanpirman berangkat menuju Baghdad membawa pasukan yang besar. Raja Baratisrat berada
di barisan paling depan menunggang senuk sebangsa tapir. Raja Johanpirman berada di belakang menunggang gajah, dikelilingi para prajurit. Kedatangan
pasukan Johanpirman di Baghdad terlihat dalam kutiapn berikut. …wadya kapir ing Johanpirman gya prapti lan baratsirat wus rawuh
kumpul sang nata sakloron Weruh mungsuhe metu atata glar wong Johanpirman wus para wadya
matedhuh lir sewu giri reraton wadya nung-anung dinulu lir samudra rob
Pupuh XIV, Pupuh Gambuh, bait 13-14, hlm. 268-269 „…pasukan kafir di Johanpirman pun tak lama kemudian datang, dan
Baratsirat juga datang berkumpullah kedua raja. Melihat musuh keluar, telah menyusun siasat orang Johanpirman, para
prajurit berteduh bagaikan seribu bukit, prajurit pilihan yang mengakui
seorang raja, jika dipandang bagaikan laut pasang.‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika pasukan Johanpirman dan
Baratsirat telah sampai luar kota Bahgdad. Mereka mendirikan tempat peristirahatan sementara. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
Jawi kitha wadya gung masanggrahan lan sawadyanipun wadya kapir ing Johanpirman gya prapti lan Baratsirat wus rawuh kumpul sang nata
sakloron
Pupuh XIV, Pupuh Gambuh bait ke 13, hlm. 268 76
xc „Di luar kota pasukan, bermukim di tempat peristirahatan sementara,
pasukan kafir Johanpirman tak lama datang, dan Baratsirat telah datang, berkumpul kedua raja.‟
Tahap kegemilangan dalam transformasi belum terjadi karena Raja
Johanpirman dan Baratsirat belum mengadakan penyerangan terhadap Baghdad. Kedua raja tersebut masih berunding menyusun siasat menyerang Baghdad. Hal
tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Weruh mungsuhe metu atata glar wong Johanpirman wus para wadya
matedhuh lir sewu giri reraton wadya nung-anung dinulu lir samudra rob
Pupuh XIV, Pupuh Gambuh bait ke 14, hlm. 269 „Melihat musuhnya keluar, menyusun siasat orang Johanpirman, para
prajurit berteduh, seperti seribu gunung, prajurit pilihan yang mengakui seorang raja, dilihat bagaikan laut pasang.‟
Situasi akhir dalam skema aktan XIII pasukan Johanpirman dan Baratsirat
masih berada di peristirahatan sementara sembari menunggu perintah dari Raja Johanpirman.
xci
4.1.14 Aktan XIV