Aktan XV Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

xciv

4.1.15 Aktan XV

Situasi awal pada skema aktan XV dimulai ketika Panembahan Adirasa ingin menikahkan Ambarullah dengan Ki Arya Jayangtilam. Maskawin yang akan diberikan adalah kitab Makali. Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika raja berkata kepada patihnya agar memanggil khatib, modin, para orang ahli, auliya dan maulana. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Aris wau angandika dhumateng Rekyana patih Kipangulu tinimbalan ketib modin aywa kari miwah kang para mukmin pandhita kalawan juru oliya maulana... Pupuh XVII, Pupuh Sinom, bait 10, hlm. 280 „Pelan tadi berkata, kepada patih, ki penghulu panggillah, khatib modin jangan ketinggalan, juga para m ukmin, pendeta dan auliya maulana...‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika pendeta, khatub, modin, para mukmin, pendeta auliya dan maulana yang diundang datang menghadap raja. Keinginan Panembahan Adirasa menikahkan Ki Arya Jayangtilam dengan Ambarullah Ki Patih, Ki Penghulu Panembahan Adirasa Ø Panembahan Adirasa Ki Arya Jayangtilam 81 xcv Panembahan Adirasa meminta agar Ki Penghulu menikahkan Ambarullah dengan Ki Arya Jayangtilam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Kipangulu ningkahena Ni Ambarkusuma adi lawan Ki Arya Jayangtilam srikawin kitab Makali Kipangulu gya angling marang ketib modinipun sagung para oliya ingkang samya angamini kinembulken ing ijab wus jinanjenan Pupuh XVII, Pupuh Sinom, bait 11, hlm. 280 „Ki penghulu nikahkanlah, Ni Ambarkusuma adikku, dengan Ki Arya Jayangtilam, maskawin kitab Makali, Ki Penghulu segera meminta doa, kepada khatib modin, juga para auliya, yang sama-sama mengamini, makan bersama telah diadakan dalam ijab janji telah diucapkan.‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika keinginan Panembahan Adirasa menikahkan Ambarullah dengan Ki Arya Jayangtilam tercapai. Setelah upacara pernikahan Ki Arya Jayangtilam selesai maka suara gong dan gamelan pun bersahut-sahutan. Gamelan berbunyi merdu. Nasi beserta lauk pauk tak henti-hentinya keluar. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Sesampunira aningkahi yata mau Raden Mantri kendhang gong munya sauran gamelan swaranya ngrangin munya kang tambur suling mriyem kalataka barung kondur Pandhita raja ambengan lumintu mijil Kipangulu dhaharan lan Kyanapatya Pupuh XVII, Pupuh Sinom, bait 12, hlm. 280 „Setelah upacara pernikahan, tadi Raden Mantri, gendang gong saling bersahutan, gamelan suaranya merdu, dimainkan genderang suling, meriam membarengi suara, pulang pendeta raja, nasi dan lauk pauk terus keluar, Ki penghulu makan bersama patih.‟ Situasi akhir dalam skema aktan XV terjadi ketika Panembahan Adirasa menggandeng tangan Ki Arya Jayangtilam masuk ke dalam istana. Mereka berdua lalu makan bersama. Ambarullah menunggu suaminya di dalam istana. Ki arya Jayangtilam lalu membawa Ambarullah masuk ke dalam peraduan. 82 xcvi

4.1.16 Aktan XVI