Aktan VIII Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

lxxiii Situasi akhir dalam skema aktan VII terjadi ketika Nabi Kilir menghilang dari hadapan Ki Arya Jayangtilam. Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta lalu kembali ke istana Ratna Candrapuspita.

4.1.8 Aktan VIII

Situasi awal pada skema aktan VIII dimulai ketika Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta tiba-tiba menghilang dari medan pertempuran. Bala tentara jin dan siluman tidak ada yang mengetahui bahwa Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta telah masuk ke dalam istana. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. …Raden angilang lawan Ki Sangubrangta Ingkang wadya datan ana ingkang wikan Raden amatak aji peri lan siluman lamun ngudanenana sanadyan setan lan ejim tan ana wikan Raden melebeng puri Pupuh V, Pupuh Durma bait ke 18-19, hlm. 216 „…Raden menghilang, bersama Ki Sangubrangta. Ratna Candrapuspita berusaha melacak keberadaan Ki Arya Jayangtilam Kyai Patih Kaljunmukim, pasukan jin dan siluman Ratna Candrapuspita Ø Ø Ki Arya Jayangtilam lxxiv Bala tentaranya tidak ada yang mengetahui, Raden menggunakan ilmu kesaktian, peri dan siluman, walaupun setan dan jin, tidak ada yeng mengetahui, Raden masuk ke dal am puri.‟ Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika semua pasukan jin dan siluman diperintahkan untuk mencari Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Sakathahe wadya jim lawan seluman samya kinen ngulati neng madyaning wana… Pupuh V, Pupuh Durma bait ke 21, hlm. 217 Semua pasukan jin dan siluman, disuruh mencari, di tengah hutan…‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Ratna Candrapuspita meminta keterangan dari Kyai Patih Kaljunmukim perihal hilangnya Ki Arya Jayangtilam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Kaya paran gustimu purwane ilang apa ta ngemasi tuwin kapracondhang wau duk madyaning jurit tetulung amba pejahe Kyana Patih Amongsura saking Gusti Raja Putra kathah para pepati lan Ki Sangubrangta prang mapak diyu kang kari bingung kawula nunten kasaput wengi Pupuh V, Pupuh Durma bait ke 21-22, hlm. 217 „Bagaimana gustimu mulanya menghilang, apakah meninggal, atau dikalahkan, tadi ketika ditengah peperangan, menolong hamba, matinya Kyana Patih. Amongsura dari Gusti Raja Putra, banyak prajurit mati, dan Ki Sangubrangta, perang menyambut raksasa yang tersisa, bingung hamba, lalu disusul malam.‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Ratna Candrapuspita belum berhasil menemukan Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta. Semua pasukan jin yang diutus mencari tidak satu pun yang berhasil menemukan. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. 61 lxxv Prapta matur wau Kiyapatih mantri jim kang kinon angupaya mring gusti rahaden Kanjeng Gusti pan boten kepanggih nuwun padukaji kang abdi turipun Kula sebar wadya jim prasami sadaya ngupados pan sadaya kang abdi ature matur datan kapanggih ing gusti… Pupuh VI, Pupuh Mijil bait ke 3-4, hlm. 218 „Datang menghadap ki patih, mantra jim yang diutus, mencari sang pangeran, Kanjeng gusti tidak berhasil ditemukan, ampun tuanku, kata abdi selanjutnya. Hamba sebar bala tentara jin, semua mencari, semua mengatakan, tak berjuma dengan pangeran…‟ Situasi akhir dalam skema aktan VII terjadi ketika Ratna Candrapuspita semakin bersedih dan menjadi bingung mendengar laporan ki patih. Sang ratu mengira Ki Arya Jayangtilam telah meninggal di medan perang. Ia pun akhirnya menangis meratapi sang pangeran.

4.1.9 Aktan IX