Aktan XXXIV Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

cxlviii „Menghindar kera putih, seperti prenjak bertaji, karena ketangkasan Rahaden, segera panah dilepas, kena kera putih, dadanya iya terus, sang kera mati. ‟ Situasi akhir dalam skema aktan XXXIII terjadi ketika Bondan Seruti yang telah mati hidup kembali dan berubah wujud menjadi manusia. Ia lalu menyusul Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta yang telah melanjutkan perjalannya.

4.1.34 Aktan XXXIV

Situasi awal pada skema aktan XXXIV dimulai ketika Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta ingin melanjutkan perjalanan mencari obat untuk Putri Purbaningsih. Bondan Seruti yang telah kembali ke wujud manusia menyarankan agar keduanya melanjutkan perjalanan melewati Kerajaan Wandanpura. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Menuju kerajaan Wandanpura Gelang emas dan cincin wesi-jakar Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Arya Darundana Muara sungai Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Arya Darundana Kerajaan Wandanpura 135 cxlix Bondhansurati turira yen apareng paduka kula turi kang sae ing margenipun saking ing Wandhanpura iya yayi lawan ingsun arsa weruh nagara Wandhanpura Rahaden Bondhan ngabekti Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 19, hlm. 411 „Bondan Seruti berkata, bila berkenan paduka hamba berkata, yang baik jalannya, dari Wandanpura, iya dinda juga aku ingin tahu, negara Wandhanpura, Rahaden Bondhan meyembah.‟ Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Bondan Seruti berjalan beriringan menuju Kerajaan Wandanpura. Ketiganya sampai di tepi muara sungai. Mereka kebingungan menyeberangi muara sungai tersebut karena tidak ada perahu yang terlihat. hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Anyimpang ngilen lampahnya sampun dugi pinggir muwara sami pan ora ana parahu kendel raja pinutra... Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 21, hlm. 412 „Menyimpang ke barat jalannya, telah sampai di pingir muara sungai, tidak ada perahu, berhentilah raja putra.‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Bondan Seruti mengeluarkan gelang kaki pemberian Celengarenggi, sedangkan Ki Arya Jayangtilam mengeluarkan cincin wesi-jekar untuk menyeberangi sungai. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. ...Raden Bondhan amasang wasiyatipun karoncong mas tinarapan ingagem ing sukune kalih Kasaktenipun punika kang aweweh nenggih pun Celengsrenggi Raden Bondhan gya lumaku anengah lampahira kadya ngambah dharatan gennya lumaku neng tengah asru ngandika paduka kula aturi ... Anulya wau pinasang ali-ali paweweh baya putih ing jempol sikil genipun mung sasisih kewala kang satunggil kengge punakawanipun sampun sinungan kasektyan Ki Marebot Sangubrangti Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 21, 22 dan 24, hlm. 412 136 cl „...Raden Bondan memasang jimatnya, gelang emas berkilauan, dipakai di kedua kakinya. Kesaktian itu, pemberian Celengsrenggi, Raden Bondan segera berjalan, menengah jalannya, di tengah lalu berkata, paduka aku persilakan. ... Lalu tadi di pasang, cincin pemberian buaya putih, di jempol jari kaki, hanya sebelah saja, yang satunya untuk punakawannya, telah mendapat kesaktian, Ki Marebot Sangubrangta.‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Bondan Seruti berhasil menyeberangi muara sungai dengan cara berjalan di atas air. Bondan Seruti menggunakan gelang emas pemberian Celengarenggi, sedangkan Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta mengguanakan cincin wesi-jekar untuk menyeberangi sungai. Situasi akhir dalam skema aktan XXXIV terjadi ketika Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Bondan Seruti melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Wandanpura. Mereka bertiga akhirnya sampai di daerah Bandulawang, wilayah kerajaan Wandanpura. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Wauta ing lampahira prapteng dharat katiganira sami katiga lampahe darung prapta ing Randhulawang padedesan wau tepis-wiringipun talatah ing Wandhanpura samya kendel raden kalih Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 29, hlm. 413-414 „Tadi di perjalanannya, sampai di daratan ketiganya, ketiga jalannya lalu, sampai di Randulawang, pedesaan tadi tapal batas, daerah di Wandanpura, segera berhenti kedua pangeran.‟ 137 cli

4.1.35 Aktan XXXV