lxviii Pupuh IV, Pupuh Sinom bait 11, hlm. 204
„Dibawa ke negara, segera sampai di halaman depan keraton, disediakan makanan segera, segala hidangan jin, dua puluh ribu pasukan jin, yang
menyediakan siang- malam, kepada sang anak raja…‟
4.1.6 Skema Aktan VI
Situasi awal pada skema aktan VI dimulai ketika Sang Amongharda berdiskusi dengan Patih Amongsura. Sang Amongharda tidak sabar karena setelah
sekian lama Ratna candrapuspita tidak juga menyerah walaupun negaranya telah dikepung. Pembicaraan Sang Amongharda dan Patih Amongsura terlihat dalam
kutipan berikut. Ngandika Sang Amongdurga kaya paran kakang patih aprakara wus
alawas mungsuh tan ana nekani apa sida nglakoni anurut nungkul maringsun yen dadi rabining wang lah ya becik rusak sami kaya paran
heh patih panduganira Keinginan Sang
Amongharda memiliki Ratna
Candrapuspita
Pasukan negeri Ekap, Tumenggung
Pangleburgangsa, Demang Angsergi,
Rangga Sakirdajenggi, Tumenggung
Gajahbuh Patih
Amongsura Ki Arya Jayangtilam,
Ki Sangubrangta Pasukan negeri
Serandil, Ratna Candrapuspita
Ø
Ratna Candrapuspita
55
lxix Matur Patih Amongmurka pan atur kawula inggih suwawi den angsek
pisan dimene giris sang Putri linebur kuthaneki yen giris mungkul sang Ayu apan rembag sadaya iya bener kakang patih...
Pupuh IV, Pupuh Sinom bait ke 14-15, hlm. 209 „Berkata Sang Amongharda, bagaimana kanda patih, persoalan telah lama,
musuh tak kunjung datang, apakah jadi menerima, tunduk dan menurut kehendakku, apabila jadi istriku, lebih baik rusak bersama-sama,
bagaimana wahai patih pendapatmu. berkata patih Amingsura, hamba ingin berkata, mari didesak sama sekali,
agar ketakutan sang putri, dihancurkan kotanya, apabila ketakutan tunduklah sang ayu, bukankah telah kita bicarakan semuanya, iya benar
kanda patih...‟
Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Patih Amongsura beserta pasukannya berangkat menuju negeri Serandil. Patih Amongsura
memimpin pasukan raksasa dibantu oleh Tumenggung Pangleburgangsa, Demang Amongsergi, Rangga Sakirdajenggi, dan Tumenggung Gajahabuh. Hal terebut
terlihat dalam kutipan berikut. Kyanapatih Amongmurka apan ingkang ngirid bala Tumenggung
Pangleburgangsa lawan Demang Amongsergi Rangga Sakirda jenggi lan Tumenggung Gajahabuh estharya pambonongan agenge kagiri-giri
pan sadaya bupating para ditya
Pupuh IV, Pupuh Sinom bait ke 17, hlm. 210 „Ki Patih Amongmurka, yang memimpin pasukan, Tumenggung
Pangleburgangsa, dengan Demang Amongsergi, Rangga Sakirda jenggi, dan Tumenggung Gajahabuh, semuanya membantu, besarnya menakutkan,
semua bupati para raksasa.‟
Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika terjadi peperangan antara pasukan Ekap dan pasukan Serandil. Pasukan Ekap dipimpin oleh Patih
Amungsura, sedangkan pasukan Serandil dibawah pimpinan Kyai Patih Kaljunmukim. Ratna Candrapsupita menyebarkan wewangian agar pasukan
56
lxx Serandil tidak terganggu oleh bau busuk dari tubuh para raksasa. Peperangan
pasukan Serandil dan pasukan Ekap terlihat dalam kutipan berikut. Tan keliru tangkepe kang bandayuda sami tinandhing-tandhing aneng
tengah rana jim kalawan raseksa kelangkung ramening jurit ejim urakan lan buta bajag ginthil
Buta rucah mungsuh siluman ramya busekan kang ajurit guntur magurnita geter pater puteran caruk awor ing ajurit pati tan ketang pra
samya silih ungkih
Pupuh V, Pupuh Durma bait ke 8-9, hlm. 214 „Tidak salah memilih tanding, saling bertanding, di tengah peperangan, jin
melawan raksasa, lebih ramailah peperangan, jin urakan, dan raksasa bajak.
Raksasa rendahan melawan siluman indah, saling bersenggolan yang berperang, guntur gegap gempita, gemuruh berputaran, menjadi satu di
medan perang, mati tak terhitung, menang kalah berganti-
ganti.‟ Patih Amongsura marah melihat adik-adikya satu persatu tewas. Patih
Amongsura lalu menyerang Ki Arya Jayangtilam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
…Amongsura ningali Pan arine pejah sura sigra mangkrak angundha gada ngrik Raden
tinarajang age aru binadhama… Pupuh V, Pupuh Durma bait ke 15-16, hlm. 215-216
„… Amongsura melihat. Adiknya meninggal Amongsura segera naik pitam, melemparkan gada,
Raden diterjang, segera melempar senjata lempar…‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Patih Amongsura
gagal mengalahkan pasukan Serandil yang mendapat bantuan dari Ki Arya Jayangtilam dan Ki Sangubrangta. Patih Amongsura tewas dicambuk Ki Arya
Jayangtilam tepat dimukanya. Ia lalu rebah dan mati 57
lxxi Situasi akhir dalam skema aktan VI terjadi ketika Patih Amongsura tewas
di tangan Ki Arya Jayangtilam. Kematian Patih Amongsura terdengar sampai ke sang Amongharda.
4.1.7 Aktan VII