Aktan XXXVIII Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

clviii Situasi akhir dalam skema aktan XXXVII terjadi ketika mayat Bajobali digotong prajuritnya. Prajurit Islam sangat gembira mendengar kematian Bajobali.

4.1.38 Aktan XXXVIII

Situasi awal pada skema aktan XXXIX dimulai ketika Ki Patih Buhartal mendengar kematian Demang Bajobali. Ia lalu maju ke medan pertempuran menunggang kuda. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Katingalan kalawan Patih Buhartal kyai demang ningali nulya nitih kuda anggem pangawinan nander mring rana ngajrihi ayun-ayunan Patih Bubartal angling Pupuh XLII, Pupuh Durma, bait ke 16, hlm. 421 „Terlihat dengan Patih Buhartal, kyai demang melihat, lalu menunggang kuda, membawa tombak, cepat menuju medan perang menakutkan, berhadap- hadapan, Patih Bubartal melihat.‟ Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Ki Patih Buhartal menantang Ki Patih Udara untuk menombak dirinya terlebih dahulu namun Ki Patih Udara menolaknya. Mendengar kematian Demang Bajobali Tombak Ki Patih Buhartal Ø Ki Patih Buhartal Ki Patih Udara 145 clix Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Ki Patih udara meminta Ki Patih Buhartal untuk menombak terlebih dahulu. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Alah sira mara age anumbuka Ki Udara nauri sira dhinginana Buhartal anumbuka gya numbak Udara kanin walikat kena kyapatih angemasi Pupuh XLII, Pupuh Durma, bait ke 17, hlm. 421 „Alah engkau datang segera menombaklah, Ki Udara menjawab, engkau duluan, Buhartal menombak, segera menombak Udara terluka, belikat kena, ki patih meninggal.‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Ki Patih Buhartal berhasil membunuh Ki Patih Udara dengan cara menghujamkan tombak sampai ke belikatnya. Situasi akhir dalam skema aktan terjadi ketika mayat Ki Patih Udara dibawa mundur. Ki Arya Jayangtilam lalu menghidupkan kembali Ki Patih Udara menggunakan bunga kayu kastuba hidup. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Sekrrira kinebyokan kunarpa Ki Udara atangi tatune waluya gawok sagung tumingal wong kapir gya ngangseg wani Patih Bubartal kudhung parise wesi Pupuh XLII, Pupuh Durma, bait ke 19, hlm. 421 „Bunganya ditaruh di mayat, Ki Udara bangun, lukanya sembuh, heran banyak yang melihat, orang kafir segera didesak lawan, Patih Bubartal berkerudung perisai besi.‟ 146 clx

4.1.39 Aktan XXXIX