Aktan IX Skema Aktan dan Struktur Fungsional Cerita Serat Asmarasupi

lxxv Prapta matur wau Kiyapatih mantri jim kang kinon angupaya mring gusti rahaden Kanjeng Gusti pan boten kepanggih nuwun padukaji kang abdi turipun Kula sebar wadya jim prasami sadaya ngupados pan sadaya kang abdi ature matur datan kapanggih ing gusti… Pupuh VI, Pupuh Mijil bait ke 3-4, hlm. 218 „Datang menghadap ki patih, mantra jim yang diutus, mencari sang pangeran, Kanjeng gusti tidak berhasil ditemukan, ampun tuanku, kata abdi selanjutnya. Hamba sebar bala tentara jin, semua mencari, semua mengatakan, tak berjuma dengan pangeran…‟ Situasi akhir dalam skema aktan VII terjadi ketika Ratna Candrapuspita semakin bersedih dan menjadi bingung mendengar laporan ki patih. Sang ratu mengira Ki Arya Jayangtilam telah meninggal di medan perang. Ia pun akhirnya menangis meratapi sang pangeran.

4.1.9 Aktan IX

Situasi awal pada skema aktan IX dimulai ketika Sang Amongharda bertekad menggempur istana Ratna Candrapsupita. Ia ingin sekali menghancurkan Keinginan Sang Amongharda menghancurkan Ratna Candrapuspita Pasukan Negeri Ekap Sang Amongharda Semiri, Ki Arya Jayangtilam Ø Ratna Candrapuspita lxxvi Ratna Candrapuspita beserta negeri Serandil. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Sapejahe pepatihireki geng krodha sang Kateng Gajahdursila aneng ngarsane Jaewara lan Ki Jaewarih pun Emirpanggigis kalasergi ngayun Pun Pungalba lawan pun Bugeni Semiri tanaloh Sri Mongharda asru timbalane iki aprang karsa sun lekasi sun gempur jro puri lan sang Retna ayu Pupuh VI, Pupuh Mijil bait ke 25-26, hlm. 218 „Sepeninggal patih, sangat murka sang raja, Gajahdursila berada di depan, Jaewara dan Jaewarih, juga Emirpanggigis, Kalasergi di depan. Si Pungalba dan si Bugeni, Semiri tak jauh, Sri Amongharda berseru perkataannya, perang ini segera aku mulai, aku gempur di dalam istana, dan Sang Retna cantik.‟ Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika seorang raksasa tua bernama Semiri, kedudukannya setara dengan para bupati member usul. Semiri mengusulkan kepada Sang Amogharda agar mengurungkan niatnya menyerang negeri Serandil. Semiri mengetahui bahwa Ratna Candrapuspita mendapat bantuan sekutu sakti yang mahsyur. Usulan Semiri kepada Sang Amongharda terlihat dalam kutipan berikut. …pun Semiri gya atur sembahe kamipurun umatur dewaji kawula aturi kundura rumuhun Dede wados ing mengsah puniki misuwur pawartos ing jro kutha pan wonten tulake Candrapuspita Sang Retna Dewi gadhah srayan sinekti apekik dibya nung Pupuh VI, Pupuh Mijil bait ke 27-28, hlm. 222-223 „…Semiri segera memberikan sembah, memberanikan diri berkata kepada sri paduka, hamba mengusulkan, pulanglah paduka. Bukan rahasia musuh lagi, terkenal berita, di dalam kota ada seorang pelindung, Candrapuspita Sang dewi cantik, memiliki sekutu sakti, rupawan dan mashyur.‟ Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Sang Amongharda kebingungan mendengar informasi dari Semiri. Sang Amongharda menjadi marah 63 lxxvii dan menganggap Semiri hanyalah raksasa pengecut yang tidak berani maju berperang. Ia tetap memberangkatkan para prajuritnya menuju medan perang. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Bedhol sagung kang punggawa ditya diyu dinulu angajrihi angler prawata lelaku yeksa indra lumampah budhal dharat pan kadya awun- awun untape kang paraditya mangap angambira wani Pupuh VII, Pupuh Pangkur bait pertama, hlm. 225 „Berangkatlah semua punggawa, raksasa setan menakutkan, bagaikan gunung berjalan, raksasa raja berjalan, berangkat berjalan kaki seperti embun, berangkatnya para raksasa, mulutnya terbuka gembira berani.‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Sang Amongharda gagal menghancurkan Ratna Candrapsupita dan negeri Serandil. Ia dan pasukannya berhasil dikalahkan oleh Ki Arya Jayangtilam. Sang Amongharda gagal mendapatkan tahap kegemilangan karena tewas di tangan Ki Arya Jayangtilam. Situasi akhir dalam skema aktan IX semua konflik berakhir. Keinginan Sang Amongharda mendapatkan Ratna Candrapsupita gagal karena ia tewas di tangan Ki Arya Jayangtilam. lxxviii

4.1.10 Aktan X