cli
4.1.35 Aktan XXXV
Situasi awal pada skema aktan XXXV dimulai ketika Ki Arya Jayangtilam, Ki Sangubrangta dan Bondan Seruti sampai di wilayah Kerajaan
Wandanpura. Bondan Seruti lalu menuju jalan besar dan berhenti di tepi jalan. Tak lama terlihat seorang mantri Wandanpura yang melintas. Mantri tersebut
adalah Tumenggung Tohbahu, pengasuh Bondan Seruti. Ki Sangubrangta diminta untuk mencegat Tumengguung Tohbahu yang sedang dalam perjalanan pulang
berburu. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Ana Mantri Wandhanpura embanira Radhen Bondhansurati nama
Tumenggung Tohbahu mantuk saking bebedhag lagya langkung aneng tengahing marga gung Ki Marebot Sangubrangta ingkang kinen
amegati
Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 32, hlm. 414 „Ada Mantri Wandanpura, pengasuh Raden Bondan seruti, namanya
Tumenggung Tohbahu, pulang dari berburu, kebeetulan sedang ada di tengah jalan besar, Ki Marebot Sangubrangta,
yang disuruh menghentikan.‟
Keinginan Tumenggung Tohbau
menyambut kedatangan Bondan
Seruti
Istri Tumenggung
Tohbahu Tumenggung
Tohbahu
Ø
Tumenggung Tohbahu
Bondan Seruti 138
clii Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Tumenggung
Tohbahu lalu turun dari kuda lalu berjalan menghampiri disertai pelayannya. Ia sangat gembira ketika bertemu kembali dengan Bondan Seruti. Hal tersebut
terlihat dalam kutipan berikut. Amudhun saking turangga ki tumenggung nulya lumampah gigih den
iring sabaturipun aglis Rahaden Bondhan nguwuh-nguwuh angawe mring ki tumenggung Tohbahu awas tumingal gumujeng duduk
mangarsi
Pupuh XL, Pupuh Pangkur, bait ke 33, hlm. 414 „Turun dari kuda, ki tumenggung lalu segera berjalan, diiringi pelayannya,
segera Rahaden Bondan, memanggil-manggil melambaikan tangan kepada ki tumengguung, Tohbahu siaga melihat, tertawa terburu menghampiri.‟
Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Ki Tumenggung pulang kerumah. Ia lalu memerintahkan istrinya memasak nasi dan memanggil semua
mantri dan bupati agar datang ke Tamansari. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
Sapraptane ing wisma ngandika arum dhateng garwanipun singgih gawea saosan sekul gustinira ingkang prapti anglangut pan lagya
rawoh Gya ngundangan seba mring taman-santun sagung mantri lan bupati yen
Raden Bondhan wus rawuh miwah sagunging prajurit mring taman sagung ponag wong
Pupuh XLI, Pupuh Megatruh, bait ke 9-10, hlm. 416 „Setibanya di rumah berkata harum, kepada istrinya, buatlah hidangan
nasi, gustimu yang datang, berhenti baru saja tiba. Segera undanglah menghadap datang ke taman sari, semua mantri dan
bupati, bila Raden Bondan telah datang, dengan banyaknya prajurit, ke taman semua orang.‟
Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Tumenggung
Tohbahu berhasil menyambut kedatangan Bondan Seruti. Semua mantri dan bupati yang mendapat undangan sepertiganya telah datang. Kedatangan mereka
139
cliii bersama Tumenggung Tohbahu dan prajurit yang mengiring perwira mereka.
Tumenggung Tohbahu segera memberikan sembah kepada Bondan Seruti dan pesta penyambutan pun segera dimulai. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut. Sapratelon sadaya kang mirsa rawuh sapraptane tamansari miwahta
kyai tumenggung lawan kang para prajurit ngayap mring sang prawira nom
Gya kaatur sembahira ki tumenggung anulya dhaharan sami Rahaden ngandika rum mring Bondhansurati mantri konen yitneng kewoh
Pupuh XLI, Pupuh Megatruh, bait ke 11-12, hlm. 416 „Sepertiga semua yang diberitahukan datang, datang ke tamansari,
bersama Ki Tumenggung, dan para prajurit, mengiring sang perwira muda. Segera mengaturkan sembah ki tumenggung, lalu makan bersama,
Rahaden berkata harum, kepada Bondan Seruti, mantri agar berhati- hati.‟
Situasi akhir dalam skema aktan XXXV terjadi ketika kerajaan Wandanpura menjadi ramai setelah Bondan Seruti kembali. Hal tersebut terlihat
dalam kutipan berikut. Baya mangke Wandhanpura kartanipun pan wus rawuh Kangjeng Gusti
prasamya bubar sadarum satriya miwah prajurit samya anangkil san anom
Pupuh XLI, Pupuh Megatruh, bait ke 14, hlm. 417 „Ramai nanti Wandanpura kotanya, karena telah datang Kanjeng Gusti,
lalu bubar semuanya, ksatria juga prajurit, semua menghadap san muda.‟ 140
cliv
4.1.36 Aktan XXXVI