clx
4.1.39 Aktan XXXIX
Situasi awal pada skema aktan XL dimulai ketika Gajahmuhalam berkata lantang menantang pasukan Wandanpura untuk bertempur. Ki Arya Jayangtilam
yang melihat Gajamuhalam meminta kepada Bondan Seruti agar memundurkan patihnya. Ki Arya Jayangtilam merasa patih Sumambita bukanlah tandingan
Gajahmuhalam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. Mring Raden Bondhansurati undurena mantrinira kuciwa dudu bobote
kari agagah prakosa nulya glis ingandikan Sumambita nuli mundur marang ing ngarsane radyan
Pupuh XLIII, Pupuh Asmaradana, bait ke 3, hlm. 423 „Kepada Bondansurati, mundurkan mantrimu, mengecewakan bukan
kekuatannya, kalah gagah perkasa, lalu segera dikatakan, Sumambita lalu mundur, ke depannya rahaden.‟
Tahap uji kecakapan dalam transformasi terjadi ketika Ki Arya
Jayangtilam memerintahkan Bondan Seruti maju ke medan pertempuran menghadapi Gajahmuhalam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
Ki Arya Jayangtilam
Keahlian berperang
Bondan Seruti Bondan Seruti
Ø
Bondan Seruti Gajahmuhalam
147
clxi Upama yen sira wani yogane ingkang amapak watara padha bobote
yayi paran karepira Bondhansurati nembah pan inggih kaluwa purun lamun angsal pangandika
Pupuh XLIII, Pupuh Asmaradana, bait ke 5, hlm. 423-424 „Seupama bila engkau berani, sebaiknya yang menghadapi, sepadan sama
kekuatannya, dinda bagaimana kehendaknya, Bondansurati menyembah, iya aku mau, hanya dapat perintah.‟
Bondan Seruti lalu maju ke medan pertempuran tanpa membawa senjata
dan tunggangan. Ia hanya berjalan kaki seorang diri. Pasukan pun bergemuruh, semua memandang Bondan Seruti dengan heran.
Tahap utama dalam transformasi terjadi ketika Bondan Seruti bertempur dengan Gajahmuhawal. Bondan Seruti ditombak berkali-kali. Tombak tersebut
direbut dan dipatahkan. Pertempuran Bondan Seruti melawan Gajahmuhawal terlihat dalam kutipan berikut.
Raden linarikan aglis awanti-wanti tinumbak kang tumbak sinendhal age pinutung sigra binuwang sigra Gajahmuhawal pedhange tinarik
gupuh Rahaden Bondhan pinedhang Pinedhang tinitir-titir mring sira Gajahmuhawal nuli rinebat pedhange
pinutung nulya binuwang... Pupuh XLIII, Pupuh Asmaradana, bait ke 10-11, hlm. 424-425
„Raden diserang segera, berkali-kali ditombak, tombak ditarik segera, dipatahkan segera dibuang, segera Gajahmuwahal, pedangnya ditarik,
Raden Bondan dipedang. Dipedang bertubi-tubi, oleh engkau Gajahmuhawal, lalu direbut
pedangnya, dipatahkan lalu dibuang...‟ Tahap kegemilangan dalam transformasi terjadi ketika Bondan Seruti
berhasil mengalahkan Gajahmuhawal. Gajahmuhawal diangkat bersama kudanya lalu dibuang. Kemenangan Bondan Seruti terlihat dalam kutipan berikut.
Mring Gajahmuhawal aglis jinunjung lan kudanira anulya binuwang age sumebut kadya bebalang tiba barising kopar kongsep ki arya tan
emut kudanira kapiracondhang Pupuh XLIII, Pupuh Asmaradana, bait ke 12, hlm. 425
clxii „Oleh Gajahmuhawal segera, diangkat dan kudanya, lalu dibuang segera,
bagaikan dibuang, jatuh barisan kafir, tak sadarkan diri, kudanya lari.‟ Situasi akhir dalam skema aktan XL terjadi ketika Gajahmuhawal tak
sadarkan diri setelah dibanting Bondan Seruti. Pasukan kafir terkejut dan kacau balau. Prajurit kafir menjadi kecil hatinya.
4.1.40 Aktan XL